Tidak dipungkiri bahwa yang namanya korupsi ialah penyakit kronis bangsa ini yang harus dibasmi sampai ke akar-akarnya, korupsi extra ordinary crime alias kejahatan luar biasa, yang efeknya sampai ke sendi-sendi masyarakat,. Pembangunan tidak maksimal karena anggaran di mark up, imbasnya pengangguran meningkat. Kejahatan juga meningkat seiring dengan peningkatan pengangguran. Si Miskin tidak boleh sakit karena anggaran kesehatan kurang. Banyak anak putus sekolah karena tidak ada biaya walaupun katanya sekarang ada Wajib Belajar 9 Tahun sehingga sekolah Gratis. Anggarannyapun tidak main-main 20% dari APBN. misalkan APBNnya Rp 1000 triliun, ya Rp 200 Triliun Setidaknya untuk pendidikan belum termasuk program-program pemerintah lainnya seperti PKH(Program Keluarga Harapan) yang juga menyasar penddikan tapi Faktanya banyak anak putus sekolah hanya karena Biaya. Belum lagi Gedung-gedung Sekolah yang ambruk.
Pertanyaannya. Kemana uang Rp 200 Triliun itu? (Hemmmm weleh-weleh-weleh). Andai Uang Rp 200 Triliun itu Tepat sasaran dan tidak ada korupsi. Saya yakin tidak ada gedung sekolah yang ambruk. Anak-anak Putus Sekolah. Andai Anggaran Kesehatan Tidak diKorupsi, kayak kasus Alkes di Banten Pasti tidak ada Pasien yang ditolak tapi sayang uangnya dijadikan mobil Ferarri (asik juga ya kalau punya Ferarri, heheheee. Tapi menurutq mending naik Motor aja daripada nanti dapat siksa Kubur. Seremkan klu nanti Makam penuh Belatung).
WELL. Kembali ke judul. “Anas” Who Is Anas?. Ya saya disini tidak akan bahas sejarah Anas dari kecil sampai Pinter kayak sekarang ini. Karena tulisan ini bukan biografi Anas. Cerita ini Saya mulai dari penetapan Anas menjadi Tersangka oleh KPK pada tanggal 22 februari 2013, disinilah Awal reality Show ini dimulai. Esoknya Anas langsung bereaksi atas penetapannya sebagai tersangka. Dia melawan tapi yang dia lawan waktu itu ialah Sprindik yang bocor. Mediapun termakan oleh opini yang dibangun oleh Anas. Heboh dimedia elektronik dan cetak atas sprindik Anas yang bocor (kayak Ban aja Bocor). Amazing Permainan drama Anas, semua kepancing Umpannya. Bukan hanya media tapi juga KPK yang merasa kebakaran jenggot karena Sprindiknya Bocor, dibuatlah Team Pencari Paku untuk mencari Paku yang membuat bocor sprindik (dapat berapa kilo ntar KPK ya Pakunya, hehehe). Selidik punya selidik Sekretaris ketua KPK lah yang bocorin sprindik itu. Dia di Pecat, Sang ketuapun di kenai Sanksi (he..3x Korban Anas). Kalau boleh flashback bukankah Sprindik Andi Malarangeng juga bocor lebih dulu. Tapi apa yang terjadi adakah yang menjadi tersangka pembocornya. Adakah media yang membuat “Editorial” untuk membahas Sprindik Andi Malarangeng yang Bocor. Simpel Jawabnya? “Tidak Ada” , Pertanyaannya? adakah hubungan Kasus A quo Anas dengan Bocornya Sprindik sehingga perlu dibesar-besarakan. Apakah Bocornya Sprindik bisa merubah Pasal yang diSangkakan kepada Anas?. Dan Apabila Sprindik itu tidak bocor bisakah meloloskan Anas dari Status Tersangka?. Simpel Jawabnya? “PASTI Tidak”, Terus kenapa dibesar-besarkan Dan Seakan-akan Anas menjadi “Korban” atas Sprindik yang bocor itu. Yang membuat saya heran kenapa KPK kok mau nurutin Permainan Anas. Kalau Media sih g heran aq.
“Kepada Anas yang Polos dan Lugu” ( Ngomong-ngomong ada yang pernah dengar kata-kata itu G cz geli kalau dengar kata-katanya, he..3x), Ya kata-kata di atas ada disurat kaleng yang dikirim ke Anas, konon katanya sih dikirim oleh pegawai KPK, Well saya akan bedah surat tersebut, sedikit saja yang akan saya bedah karena kalau semua saya bedah akan sangat kelihatan BODOH surat itu.
Pertama, Saya yakin pegawai KPK itu dari orang yang terpilih mempunyai intelektual. Integritas dan Commonsense yang tinggi. Oleh sebab itu mereka terpilih melalui seleksi yang ketat, yang saya bahas disini Intelektualnya, Apakah orang yang mempunyai Intelektual yang tinggi akan menulis bahwa Anas itu ”Polos dan Lugu”, apalagi dia pegawai KPK barang tentu lebih mudah akses terhadap bukti-bukti yang dimiliki KPK termasuk Keterangan saksi-saksi mengenai Hambalang dan juga mengenai Kongres Partai Demokrat di Bandung yang menurut saya sangat benderang pelakunya siapa?(keterangan para penerima BB dan uang Rp 100jt, juga keterangan nazarudin terkait hambalang) Kalau dia intelektualnya tinggi saya yakin tidak akan menulis ”Anas yang Polos dan Lugu”. Kenapa? Karena dari buku kuno dan pengalaman yang saya pelajari, orang yang mampu menapaki puncak kariernya terdiri dari 3 golongan :
1.Dia terlahir dari seseorang yang besar, contoh ; Megawati Soekarno putri. Sultan Hamengkubuwono x. Benazir bhutto. Anthony Salim. Dll mereka tidak terlalu sulit untuk menapaki puncak kariernya karena sudah punya brand image
2.Dia memang mempunyai talenta contoh ; lionel Messi. Albert Einstein. Barack Obama dll
3.Nah tipe yang ketiga ini yang paling Banyak di Muka Bumi ini, Tipe seorang Penjilat atau bermuka dua. Dia orang yang mempunyai 2 karakter sekaligus dan juga pembaca situasi yang ulung.
Anas termasuk tipe yang 3 dilihat dari sepak terjangnya. Hanya orang yang berinteletual rendahlah yang akan bilang anas “Polos dan lugu”, sebab apabila anas adalah orang yang polos dan lugu, paling banter dia di DPP Demokrat hanya sebagai Cleaning servis Tidak mungkin akan jadi Ketum karena untuk jadi ketum itu harus bisa berfikir Extreme contohnya menghimpun dana dari berbagai sumber untuk pencalonannya. Memberi Blackberry. Uang Saku Rp 100 juta. Hotel dll. Jadi mungkin g orang yang Polos dan lugu bias berfikir se Extreme itu?. Percaya g orang polos dan Lugu mempunyai rencana membangun gedung DPR RI (keterangan Nazarudin). Ya sudahlah tapi saya Cuma kasihan sama pegawai KPK yang kirim surat itu.
Kedua dalam surat itu menyatakan Bahwa Kasus anas. SBY Dibalik semuanya (hebat kalau begitu ya Pak SBY disela-sela kesibukannya jadi penulis skenario dan juga sutradara). Bukankah awal cerita ini dimulai saat Mindo Rosalina Manulang. Wafid Muharam dan Dedi kusdinar tertangkap tanggan dengan uang miliaran yang sempat dibuang ke bak Sampah. Lihat tulisan Mbak Ira Oemar ”Andai Mindo Rosa Manulang tidak tertangkap tangan”, Karena Mbak Ira Oemar sudah bahas tentang yang kedua ini saya tdak akan bahas. Tapi nanti saya akan Rilis Tulisan berjudul “MITOS SBY di Balik Kasus Anas”(ditunggu ya cz ceritanya Seru ada sengkuni dan juga Nyi loro kidulnya nanti, he..3x).
Ketiga yang terakhir (Tiga saja karena kalau banyak kasihan yang nulis surat kaleng itu jadi kelihatan Bodohnya). Mengenai surat kaleng itu sendiri, yang namanya surat kaleng itukan pasti dirahasiakan. Jangan sampai ada yang mengetahui siapa pengirimnya. Bukan begitu saudara. Tapi Bodohnya surat itu ditulis tangan, kenapa saya bilang ditulis tangan adalah bodoh. Seperti yang saya tulis diawal tadi karena dtulis tangan hanya akan menghilangkan efek rahasianya. Dan terlalu beresiko untuk ketahuan siapakah siempunya surat. Apalagi Ruang lingkup KPK terlalu kecil jika berharap tulisan tersebut tidak dapat diketahui siapakah Empunya. Saya yakin kalau memang dia orang KPK jelas dia tidak akan ambil resiko, tinggal diketik saja. Jadilah Times New Roman Tersangkanya atau kalau g gitu Arial saja yang jadi tersangka. Simpel (bukankan surat kaleng itu yang penting maksud dan tujuannya?)
Dari analisa yang ketiga tersebut sebenarnya mudah mengetahui siapakah penulis dari surat kaleng tersebut. Menurut dosen Ilmu kriminologi saya untuk mengetahui motif dan tujuan kejahatan kita harus bisa berfikir seolah-olah kita pelakunya. Dan apabila kita masuk kedalam fikiran pelaku kenapa pelaku menulis dengan tulisan tangan. Jawabnya simpel? Pelaku ingin surat itu kelihatan keorisinilannya, jelas kurang dramatis kalau diketik. Tapi klu kita flashback apabila pelakunya memang anggota KPK menurut saya yang penting maksud dan tujuan dari surat kaleng tersebut tercapai. Dan saya rasa tulisan tangan atau ketikan itu sama sekali tidak berarti. Beda klu kita bukan pelaku sebenarnya.
Jadi bisa ditebakkan siapa pelaku pengirim surat tersebut yang memang surat tersebut diciptakan untuk membuat opini kayak yang sebelum-belumnya.
(well sekian untuk bagian pertamanya nanti yang kedua akan ada fakta2 yang belum terungkap dimedia yang akan saya ungkapkan. Ngomong-ngmong katanya Anas kemaren tidak mau diperiksa sama penyidik KPK termasuk kata lawyernya Bang Adnan buyung. Ya menurut saya sudah pasti itu dia g akan mau. Kalau dia buka-bukaan kayak pidatonya yang SUCI itu yang bilang ini halaman pertama nanti ada halaman kedua dan seterusnya. Saya pastikan itu tidak akan TERJADIkarena kalau dia buka halaman 2 dan seterusnya semakin benderang Dosa-dosanya. Jadi Ke Monas dong.. Ya paling2 dia akan seperti Angelina Sondak yang Tabah Sampai Akhir, hanya bilang “saya g bersalah’ ‘saya hanya korban’).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H