Mohon tunggu...
Michel Irarya
Michel Irarya Mohon Tunggu... Lainnya - IT

Cumi ingin nulis, itu saja!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kenapa Jopi Dibunuh?

26 Mei 2015   10:30 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:35 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lagi seorang aktivis di Indonesia dibunuh, kali ini bukan lagi aktivis kemanusiaan atau politik, adalah seorang aktivis lingkungan. Namanya Jopi, saya sendiri tidak pernah bertemu dengan beliau secara langsung, namun dunia aktivis lingkungan sangat kecil, kami bisa saling mengenal nama tanpa harus mengenal muka. Jopi dibunuh oleh sekelompok orang yang diduga sebagai anggota militer. Dengan cara dikeroyok dan ditikam dengan pisau. Entah apa motif yang melatar belakangi pembunuhan terhadap Jopi.


Anyway,


Saya tidak akan membahas mengenai bagaimana Jopi dibunuh, tapi lebih kepada kenapa Jopi dibunuh, kenapa harus ada lagi aktivis yang terbunuh, kenapa pemerintah kita terkesan ogah-ogahan dalam menangani kasus seperti ini? Kenapa, kenapa, kenapa…


Sampai saat ini memang belum diketahui motif pembunuhan terhadap Jopi, tapi coba kita ambil asumsi seperti ini. Jopi adalah seorang aktivis Sawit Watch, Organisasi lingkungan Indonesia yang memang sangat kritis terhadap isu perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Melawan perusahaan sawit berarti sama saja cari mati, bukan hanya mafia kelas teri namun mafia kelas kakap sejenis angkatan bersenjata pun ikut dalam urusan pengamanan bisnis kotor ini. Jopi adalah salah satu dari jutaan manusia yang berani melawan mafia-mafia tersebut.


Seperti yang saya utarakan tadi, melawan berarti mati. Hal ini sudah jamaknya di Indonesia, tidak hanya berlaku untuk dunia aktivis lingkungan namun juga dunia aktivis kemanusiaan atau politik pun memberlakukan hukum yang sama. Tentu kita masih ingat kasus Munir, atau Wiji Thukul, atau aktivis lain yang hilang pada tragedy 1998, orang-orang yang berani melawan itu dilenyapkan dan dihabisi. Lalu bagaimana penyelasian kasus mereka hingga sekarang? Mereka dibunuh dan diculik oleh siapa? Lupakan…


Kenapa pemerintah terkesan tidak serius? Dalam kasus Jopi. Perkebunan kelapa sawit merupakan salah satu penyumbang devisa Negara terbesar. Sebagai Negara berkembang yang penuh Hutang, pemerintah berkewajiban melindungi semua devisa Negara. Melindungi dalam hal ini adalah melenyapkan semua ancaman yang menghalangi. Ingat Zulkifli Hasan, Mantan Menteri Kehutanan era SBY, adalah salah satu mafia yang sangat berjasa dalam hilangnya banyak hutan hujan di Kalimantan dan dirubah menjadi Perkebunan kelapa sawit. Saat ini beliau sedang berleha-leha dikursi agung Ketua MPR. Pfffttt…


Semua tentang uang, lagi-lagi uang. Nyawa dapat dihilangkan dengan mudah demi uang. Aktivis seperti Jopi adalah orang-orang yang dengan sangat gigih dan berani melawan kapitalisme kebablasan yang mengorbankan Sumber Daya Alam, dan Kekayaan Indonesia. Namun sayang, orang-orang seperti ini selalu dipandang sebelah mata, bahkan dianggap sebagai ancaman serius. Ya, ancaman serius bagi mafia-mafia hutan.


Perlu berapa banyak lagi aktivis yang harus dibunuh untuk membuka mata pemerintah bahwa ada sedikit orang diluar sana yang berani berkorban, meninggalkan keluarga, bahkan nyawa untuk melindungi kekayaan Indonesia?


Orang seperti Jopi adalah pahlawan sejati dimasa sekarang. Ia tidak mengangkat senjata untuk berperang mengusir penjajah belanda. Ia berdiri tegak untuk melawan penjajah Negeri Sendiri. Bagi saya Jopi adalah PEJUANG SEJATI.


Selamat Jalan Bang Jopi…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun