Namaku adalah Hideki Zaki, aku lahir di Bandung pada tanggal 14 September 2004. Biasa dipanggil Jek, Zaki atau Deki. Aku adalah anak pertama dari 3 bersaudara. Aku bercita-cita ingin menjadi Pilot karena aku sangat suka dengan dunia penerbangan. Sebenarnya aku memiliki beberapa cita cita, seperti ingin menjadi TNI, arsitektur, bahkan aku ingin bekerja di perusahaan pertambangan minyak atau perpajakkan. Namun untuk sekarang aku lebih terfokus dengan TNI atau pilot. Aku adalah seorang siswa yang bersekolah pada tingkat SMA
Ketika pada tahun 2020, aku baru memasuki masa masa SMA, pada tahun itu adalah masa tersulit menurutku karena pada tahun itu bumi sedang dilanda pandemi. Namun itu bukan menjadi penghalang aku untuk berusaha sekeras mungkin agar aku bisa belajar degan efektif.
Pada awal masa MPLS ada satu hari yang aku rasa murid murid yang lain juga menunggu hari itu. Hari dimana semua ekskul dipertontonkan atau bisa disebut dengan demo ekskul. Saat itu aku sangat bingung dalam menentukan pilihan untuk bergabung dengan ekskul yang mana. Karena aku bingung, aku bertanya kepada kedua orang tuaku,
"Kalau di SMA milih ekskul yang bagus itu apa ya?" Tanyaku pada kedua orang tuaku.
Mereka berdua kompak dengan menjawab,
"Pilih saja ekskul mana yang kamu minati, dan ingat jika sudah masuk kedalam ekskul tersebut kamu harus menjalaninya dengan sepenuh hati, jangan malah berhenti di tengah jalan."
Dari situ aku mulai berpikir agar memilih ekskul yang tepat dan diharapkan dari ekskul itu aku bisa mendapatkan prestasi yang mentereng. Tiba-tiba aku mulai terpikirkan tentang ekskul paskibra karena sedari SMP, ekskul paskibra adalah ekskul yang sering sekali menyumbangkan prestasi prestasi yang mentereng yang akhirnya aku memutuskan untuk bergabung dengan salahsatu ekskul paskibra di sekolah aku.
Aku bergabung dalam ekskul itu dengan harapan yang sangat besar bahwa aku bisa mendapatkan prestasi juga dari ekskul tersebut. Padahal semasa SMP, aku sangat tidak suka baris berbaris namun semenjak bergabung di ekskul paskibra, aku mulai menggemari dunia baris berbaris. Setelah sekian lama bergabung dengan ekskul itu, aku tiba tiba dimintai data mengenai tinggi badan dan berat badanku. Karena aku tidak tahu itu untuk apa, jadinya saya langsung isi saja tanpa memikirkan apa apa
Sekitar seminggu setelah dimintai data tadi, tak disangka ternyata data tinggi badan dan berat badan aku yang diminta seminggu sebelumnya digunakn untuk menyeleksi orang orang agar bisa mengikuti seleksi CAPASKA tingkat Kabupaten (Calon Anggota PASKIBRAKA). Aku dihubungi oleh para pengurus ekskul aku itu, untuk dimintai kesiapan aku mengikuti seleksi. Disitu aku bingung karena aku sama sekali tidak memiliki pengalaman didalam dunia baris berbaris.
Dikarenakan aku bingung lagi dalam menentukannya, jadi aku memutuskan untuk bertanya lagi dengan kedua orangtua ku.
"Pah, Mih ternyata aku kepilih buat ikut seleksi CAPASKA pada tingkat kabupaten, menurut kalian aku ikut atau jangan ya? Aku bingung karena aku tidak memiliki pengalaman baris berbaris yang kuat." Tanyaku.
"Udah ikut aja seleksi, masalah akhirnya keterima atau tidak itu urusan belakang. Yang penting kamu sudah mencoba dan merasakan bagaimana rasanya seleksi CAPASKA, sayang kalau kesempatan itu tidak kamu ambil karena kesempatan ini hanya ada sekali dalam seumur hidup kamu." Jawab papaku.
Kemudian mami ku juga ikut menjawab,
"Iya bener itu, kamu ikut saja, itu adalah kesempatan emas kamu karena kesempatan ini hanya datang sekali seumur hidup."
Setelah itu aku mulai terpikirkan tujuanku masuk kedalam ekskul paskibra ini karena aku ingin mendapat prestasi yang mentereng dan sekarang adalah saatnya aku berjuang mendapatkan prestasi itu. Pada akhirnya saya menghubungi kembali pengurus ekskul dan aku mengatakan bahwa aku mau dan aku siap untuk mengikuti kegiatan tersebut.
Tidak lama dari itu, aku dihubungi oleh pihak sekolah untuk mengikuti kegiatan seleksi CAPASKA pada tingkat sekolah dulu dikarenakan kuota peserta yang terbatas untuk tingkat Kabupaten. Semasa aku menjalani seleksi pada tingkat sekolah itu aku tidak mengalami hal yang sulit, semenjak itu aku tidak memikirkan bahwa aku bakal lolos atau tidak. Tidak disangka sangka, pada saat pengumuman siapa saja yang lolos pada tingkat sekolah ternyata aku lolos dan disitu aku sangat senang, begitupun kedua orang tuaku yang sangat senang kalah aku lolos. Aku benar benar tidak menyangka bakal lolos.
Setelah seleksi tingkat sekolah itu, aku dipersiapkan untuk mengikuti seleksi CAPASKA tingkat Kabupaten. Pada saat harinya seleksi tiba, aku sangat gugup dan sangat khawatir kalau aku tidak akan lolos, karena aku harus bersaing dengan seluruh peserta dari berbagai sekolah dalam Kabupaten ku. Sebelum berangkat seleksi, aku meminta doa restu kepada kedua orang tuaku agar seleksinya dapat berjalan dengan lancar dan aku bisa lolos. Setelah beres semua tahapan seleksi, aku mulai tenang karena aku telah menyelesaikan tahapan untuk menjadi CAPASKA. Namun aku tetap gelisah karena aku takut kalau aku tidak akan lolos.
Beberapa minggu berlalu, akhirnya aku mendapat kabar yang sangat membuatku dan orang tuaku senang. Isi pengumuman itu ternyata daftar nama siapa saja yang lolos seleksi pada tingkat kabupaten dan dalam pengumuman itu terdapat nama aku yang berarti bahwa aku lolos. Kemudian aku dihubungi oleh pembina ekskul dan beberapa guru di sekolah untuk mengucapkan selamat. Beberapa minggu setelah pengumuman itu, aku diberi kabar kalau pihak Kabupaten ingin mengadakan pertemuan dengan seluruh anggota CAPASKA yang lolos pada tahap kabupaten. Dalam pertemuan itu, aku bertemu teman teman baru yang berbeda beda sekolah dan pada saat itu aku diberi jadwal latihan rutin.
Tibalah di hari pertama latihan, aku dan teman teman aku yang lain sangat merasa kelelahan dikarenakan itu adalah kali pertamanya kami berlatih dari jam 7 pagi sampai jam setenga 5 sore. Ditambah karena pada waktu itu sedang ada pandemi Covid-19 jadi kami semua harus berlatih dengan menggunakan masker. Hari pertama latihan itu kondisi aku mulai menurun. Karena imun tubuh yang menurun, ternyata aku jatuh sakit dan puncaknya ternyata aku terjangkit virus Covid-19 itu yang mengharuskan aku mengalami masa karantina selama 2 minggu. Pada saat itu aku merasa sangat takut menularkan virus ini ke orang lain sampai aku stres dan imun semakin menurun.
Selang beberapa hari, kondisi tubuh aku sudah mulai membaik. Aku sangat tidak sabar ingin segera bergabung latihan lagi karena aku sudah melewatkan 2 kali latihan rutin. Aku iseng berbicara kepada kedua orang tuaku bahwa aku sudah sehat. Aku ingin segera bergabung latihan.
"Kondisi aku udah membaik mih, pah! Aku mau cepet cepet latihan." Ujarku pada kedua orang tuaku.
Kedua orang tuaku langsung menjawab dengan nada yang agak tinggi,
"Jangan dong, kan kamu belum beres masa karantinanya, kalau sudah 2 minggu atau sudah melewati masa karantinanya, baru kamu sudah boleh gabung berlatih."
"Iya iya, aku tau kok. Itu tadi cuman bercanda aja." Jawabku.
Setelah melewati masa masa karantina, akhirnya aku bisa bergabung kembali untuk berlatih Paskibraka. Sesudah rutin berlatih, akhirnya aku sampai pada puncaknya berlatih. Aku harus mengikuti kegiatan pemusatan latihan yang diadakan di markas TNI. Sampai pada akhirnya hari yang ditunggu tunggu pun tiba. Pada tanggal 17 Agustus 2021 adalah hari dimana aku bertugas dalam mengibarkan bendera Pusaka Merah Putih didepan Bapak Bupati dan masyarakat yang menlihat.
Alhamdulillah tugasku berjalan dengan lancar. Bendera merah putih bisa berkibar dengan aman. Dan setelah itu, akhirnya aku bertemu lagi dengan orang tuaku setelah kurang lebih berpisah selama satu minggu karena aku harus mengikuti pemusatan latihan. Aku sangat terharu karena aku bisa membuat mereka bangga didepan banyak orang. Mereka pun terharu kareka aku bisa menjadi seorang Paskibraka. Setelah semua tugasku sudah selesai, dan aku sudah beres bertemu dengan orang tuaku, aku dan teman-temanku kembali lagi ke markas TNI dan kami merayakan keberhasilan kami semua dalam menjalankan tugas. Yaitu mengibarkan dan menurunkan bendera merah putih. Keesokan harinya adalah hari yang sangat sedih menurutku, karena pada hari itu kami semua harus berpisah pulang. Pada hari terakhir itu, kami semua banyak mengabadikan momen momen karena momen ini tidak akan terulang kembali.
"Kita foto foto yuu untuk mengenang semua cerita kita ini." Ujar salahsatu temanku.
"Ayooo ayooo." Saut teman temanku yang lainnya.
Tak lama, kami semua benar benar berpisah karena kami sudah dijemput oleh keluarga masing masing.
Singkat cerita aku diminta untuk datang ke sekolah karena guru guru ingin memberikan ucapan selamat kepadaku karena telah membawa nama baik sekolah ke tingkat kabupaten dan sudah berhasil melaksanakan tugas dengan baik.
"Selamat ya Zaki kamu sudah melaksanakan tugas dengan sangat baik, kami semua guru guru sangat bangga." Kata Bapak kepala sekolahku.
"Terimakasih pak atas semua apresiasinya." Jawabku sambil menjabat tangan bapak kepala sekolah.
Begitupun yang dilakukan oleh pengurus pengurus ekskul ku di sekolah. Saya dianggap aset berharga karena sudah menjadi Paskibraka tingkat Kabupaten yang pada akhirnya saya dipilih untuk menjadi calon ketua ekskul paskibra. Awalnya aku tidak mau, tapi akhirnya saya mau mengikuti.
Dan pada saat itu aku mulai mengenal satu wanita yang awalnya hanya menjadi calon paslon dalam pemilihan ketua ekskul itu yang pada akhirnya kini dia menjadi pasanganku dalam kehidupan sehari hari maupun pasanganku dalam jabatan kepengurusan didalam ekskul. Namanya adalah Jihan Azkiya. Aku  sangat senang sekali. Karena semenjak aku bergabung ekskul paskibra, selain mendapatkan prestasi, akupun mendapatkan dia yang kini menjadi pasanganku. Dia yang selalu menjadi partner yang paling terbaik untukku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H