Strategi manis dan menggiurkan membuat semua pengusaha waralaba lain sangat khawatir dan penasaran strategi seperti apa yang digunakan oleh brand ternama tersebut. Dilansir Food Talk, pada 1997, pendiri Mixue, yakni Zhang Hongchao, masih duduk di tahun keempat perkuliahan. Saat liburan musim panas, dirinya bekerja paruh waktu dengan berjualan es serut di sebuah toko minuman.
Pada saat itu Zhang Hongchao muncul  ide untuk membuka peluang bisnisnya. Neneknya pun sangat mendukung keputusan Zhang Hongchao dan memberinya 4.000 RMB atau sekitar 7 jutaan untuk membuka usaha tersebut. Perjalanan panjang yang ia rasakan berkembang hingga sekarang terbentuklah brand Mixue dan membuka banyak cabang di Indonesia. Tidak heran hal tersebut dilakukan karna mudahnya menjadi mitra dan bekerja sama langsung menjadi investor pada setiap cabang tersebut. Bahkan logo Mixue sangat dikenal dengan sebutan "malaikat pencatat ruko kosong" oleh warga Indonesia.
Dosen strategi pemasaran Universitas Airlangga (Unair) Prof. Sri Hartini mengatakan fenomena mixue yang bertebaran dimana-mana sangat menarik untuk dunia marketing karena perusahaan tersebut berhasil menerapkan konsep-konsep marketing strategi dengan tepat. Prof. Sri Hartini menuturkan juga ada empat tools yang paling banyak digunakan oleh perusahaan dalam strategi pemasaran, yaitu price, product, place, dan promotion. Dalam hal ini, Mixue berhasil menggunakan empat tools tersebut dengan baik.
Mari kita simak beberapa strategi yang digunakan oleh Zhang Hongchao dalam mengembangkan usaha nya ini :
- Harga Sangat Terjangkau
Harganya yang sangat miring, atau bisa disebut dalam teori marketing penetration pricing. Dalam hal ini banyak yang korbankan mungkin bisa membakar uang di awal, mendapatkan untung sedikit atau tidak sama sekali.Strategi ini sangat biasa diterapkan hampir semua diperusahaan. Tetapi banyak brand yang habis besar besaran diawal tetapi terhenti dipertengan jalan dan berakhir bangkrut. Tetapi tidak berdampak pada brand ini, hal itu dipengaruhi oleh banyaknya cabang yang dibuka sehingga semua pasar akan masuk dan terpenuhi, dengan begitu akan memerlukan banyak kebutuhan produksi. Menekan harga yang tinggi dengan kebutuhan pembelian produksi berskala besar akan memberikan harga yang jauh lebih murah dibanding pembelian lebih sedikit atau berskala kecil. Kebutuhan tersebut bisa seperti dari bahan baku, kemasan, dan yang lainnya. Strategi ini juga digunakan oleh brand ternama lainnya yakni Indomaret dan Alfamart, terbukti bahwa harga dari produk yang ditawarkan sangatlah bersaing.
- Kualitas ProdukÂ
Zhang Hongchao berhasil membuat formula es krim dengan harga yang terjangkau oleh semua kalangan, hal itu ia dapatkan dalam berbagai rintangan dan hambatan mulai harga bahan baku yang tidak stabil, musim yang tidak bisa diperkirakan, dan kualitas yang dihasilkan harus sangat baik dan konsisten setiap waktu. Inovasi yang ia buat pun harus berbeda dan unik, supaya brand tersebut mudah dikenal dan bisa diterima dengan baik oleh semua konsumen.
- Tumbuh Cepat Dengan Model Lisensi
Strategi yang cerdas untuk memperluas dan mempercepat kerja sama dengan kemitraan. Mixue dapat memberikan lisensi merk dengan sistem individual atau korporasi. Dengan strategi yang cukup luas melihat dan harga yang sangat terjangkau memberikan merk tersebut memiliki sifat potensial yang sangat baik. Tentu bukan hanya Mixue yang menggunakan strategi ini, Indomaret dan Alfamart juga menggunakan strategi ini untuk menjangkau semua wilayah yang ada di Indonesia.
- Target Pasar Menengah Bawah
Target yang ditujukan sangat beragam, akan tetapi Mixue sangat jeli melihat target terbesar yang ada di Indonesia yaitu Pelajar dan Pekerja. Produk yang enak, murah dan cocok untuk semua kalangan menjadi senjata utama untuk mengambil keinginan pasar, sedangkan target pada Indomart dan Alfamart lebih luas karena produk yang ditawarkan sangat lengkap dan bervariasi.
- Design Toko Minimalis
Ukuran 15 -- 20 persegi untuk luas yang digunakan rata rata pada outlet nya. Design tersebut diberikan untuk meminimalkan pengeluaraan terhadap penyewaan tempat sehingga tetap mendapatkan keuntungan yang stabil, biaya yang rendah pun membuat perhitungan kemitraan menjadi lebih murah tentu banyak yang menyukai sistem seperti ini. Hal tersebut juga ditujukan untuk konsep To Go atau biasa kita sebut dengan Take Away akan tetapi ada juga outlet yang menyediakan tempat untuk makan ditempat atau Dine in. Sedangkan Indomaret dan Alfamart menggunakan design susunan rak yang sangat presisi dan padat, sehingga menghemat tempat penyimpanan barang tersebut dengan maksimal, tentu ini sangat penting karena sangat berdampak pada biaya yang dikeluarkan untuk biaya sewa nya. Luas tempat Mixue sendiri tentu saja lebih kecil dibandingkan dengan Indomaret dan Alfamart, dikarenakan memiliki produk dan konsep yang berbeda pula.
- Daerah StrategisÂ
Lokasi yang  setiap outlet sangat strategis dan ramai penduduk, hal itu ditujukan karena target yang dituju pasti akan sesuai dan tepat sasaran, beberapa outlet juga ada yang bertempatan di tempat pendidikan seperti tempat perkuliahaan, SMP, SMA, dan yang lainnya. Strategi ini juga menyerupai Indomaret dan Alfamart dengan menempatkan ditempat yang ramai penduduk dan mudah dijangkau oleh semua orang.
- Perkembangan Kategori Produk Jangka Panjang
Produk yang dipasarkan akan terus bertumbuh dengan luas, beberapa produk yang sudah bertambah seperti variasi minuman tea dan yang lainnya, menambah pilihan produk sehingga konsumen akan tertarik dan akan kembali lagi karena pilihan menu yang beragam dan lengkap. Sangat berbeda dengan variasi produk yang dijual oleh Indomaret dan Alfamart yang mengandalkan kebutuhan dari permintaan pasar yang terus menerus.
- Branding Momen
Dengan jumlah toko yang sangat banyak dan terdapat hampir disemua sudut kota dan keramaian membuat sebuah hal yang menarik perhatian publik dan pasti akan dibicarakan oleh banyak media. "Malaikat pencatat ruko kosong" menjadi sebutan yang sangat dikenal saat ini, hal itu membuat Mixue tidak perlu susah payah dalam memberikan marketing di Indonesia.
- Pengembalian Modal Usaha Sangat Cepat
Tentu ini sangat menarik pada investor yang ada di Indonesia, bagaimana tidak? Strategi ini sangat berdampak terhadap minat dan konsistensi yang terjadi pada pembukaan toko yang relatif sangat cepat. Tidak hanya itu, Berdasarkan hasil wawancara oleh salah satu investor, Mixue juga menjajikan pengembalian modal relatif cepat mulai dari 12 -- 24 bulan setelah perjanjian, bahkan bisa lebih cepat tergantung dari omset pada setiap tempat outlet yang di investasikan.
Dengan semua strategi ini bisa dikatakan sangat berhasil dalam membangun sebuah brand yang baru di Indonesia, tentu banyak pertanyaan yang muncul seberapa kuat konsistensi perusahaan ini , dan berapa lama perusahaan ini akan tetap tumbuh dan berkembang. Jika perusahaan ini dapat beradaptasi dalam sistem berkelanjutan yang didirikan di Indonesia dan bisa menggunakan tekonologi yang efesien dan tepat dalam penanganan SOP, training, branding, finance, dan back office lainnya, tentu ini akan menjadi tolok ukur yang sudah terbaca dan pasti akan dianggap sangatlah kuat.
Produk yang ditawarkan terhadap brand Mixue, Indomart dan Alfamart sangatlah berbeda, beberapa strategi mungkin bisa sama, tetapi saat dilakukan dilapangan belum tentu bisa mendapatkan hasil yang sama. Maka hal itu lah yang harus bisa kita pelajari dengan melihat, memulai dan mencoba hingga berhasil.
Dapat kitaa simpulkan bahwa inovasi dan peluang akan selalu ada, saat kita mau memulai, mencoba, dan berusaha. Sebuah strategi akan berjalan dengan baik ketika kita sudah memulai dan mampu untuk mempertahankan pilihan yang kita ambil. Konsisten dan pantang menyerah menjadi kunci utama dalam menjalankan sebuah bisnis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H