Mohon tunggu...
Hidayatur Rohmah
Hidayatur Rohmah Mohon Tunggu... Guru - Sehelai daun

Semoga senja kali ini, tak muncul pelangi lagi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Konseling di Zaman Purbakala

28 April 2018   22:34 Diperbarui: 29 April 2018   04:24 882
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(ilustrasi: thepatriots.asia)

Ingatkah Anda pada kisah Nabi Adam?

Manusia pertama yang diciptakan Allah SWT.

Tahukah Anda?

Menurut penelitian, sejarah perkembangan konseling dimulai ketika Nabi Adam mendapat konsekuensi akibat memakan buah Khuldi (buah terlarang) di Surga Firdaus.

Lalu, ingatkah Anda pada kisah Arjuna?

(ilustrasi: weheartit.com)
(ilustrasi: weheartit.com)
Salah satu tokoh utama pada kisah 5 bersaudara dimana orang-orang menyebutnya PandhowoLimo. Arjuna yang ceritanya sempat booming dalam film Mahabharata beberapa tahun lalu.

Dikisahkan, saat itu Arjuna sedang mengalami konflik batin. Mengetahui hal itu, Ki Lurah Semar memberikan nasihat (jawa: wejangan) kepada Arjuna. Nah, proses itu yang kemudian di masa sekarang kita sebut konseling.

Jika sekarang sebuah layanan konseling dipimpin oleh seorang konselor. Maka dahulu kala, proses konseling dipimpin oleh kyai, ulama, kepala suku, habaib ataupun tabib yang dianggap mampu untuk menenangkan hati atau memberi prediksi pada masa depan.

Hubungan konseling berbentuk hubungan antar pribadi atau dapat melibatkan lebih dari dua orang. Hubungan konseling yang melibatkan banyak orang disebut konseling kelompok, dimana suatu kelompok tersebut akan dipimpin oleh seorang konselor yang terlatih dan berwenang menyelenggarakan praktik pelayanan bimbingan dan konseling.

Tujuan umum konseling kelompok adalah perkembangan kemampuan anggota-anggotanya melalui berbagai suasana yang muncul dalam kegiatan tersebut, baik suasana yang menyedihkan maupun yang menenangkan.

Layanan bimbingan kelompok adalah salah satu media yang bisa digunakan oleh guru untuk mengembangkan kemampuan siswa-siswanya, supaya mereka dapat berlatih berbicara dan menanggapi, memberi maupun menerima pendapat orang lain, membina sikap dan perilaku siswa sesuai norma-norma yang ada, serta membangun aspek-aspek positif lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun