Mohon tunggu...
Hidayatul Murni
Hidayatul Murni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Negeri Semarang

Saya adalah seorang mahasiswi Universitas Negeri Semarang yang sedang menempuh pendidikan S1 Prodi Ekonomi Pembangunan.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Mengalami Lonjakan Tertinggi, Mampukah Program SPHP Beras Menjadi Solusi?

19 Maret 2024   12:20 Diperbarui: 19 Maret 2024   12:30 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

SPHP juga dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi pengentasan kemiskinan. Pertama, program ini dapat meningkatkan ketahanan pangan bagi masyarakat miskin. Hal ini dapat berdampak positif terhadap kesehatan dan gizi keluarga berpenghasilan rendah. Kedua, program ini dapat membantu meningkatkan kesehatan dan gizi masyarakat miskin. Hal ini dapat menghasilkan hasil pendidikan yang lebih baik dan peluang ekonomi yang lebih baik. Yang terakhir, program ini dapat membantu mengurangi pemicu stres terkait kemiskinan yang berdampak negatif, seperti kekerasan dalam rumah tangga dan penyalahgunaan narkoba.

SPHP secara jangka panjang berperan dalam menjaga laju inflasi, melalui penanganan yang tepat dan cepat. Pertama, melalui program ini daya beli masyarakat akan tetap terjaga, karena terdapat stabilitas pasokan beras. Kedua, program ini memastikan tersedianya beras dengan keterjangkauan harga. Hal ini dapat menekan besarnya pengeluaran rumah tangga secara mikro yang akan berpengaruh terhadap pengendalian inflasi daerah. Terakhir, program ini akan memperkuat sinergi dan integrasi dari hilir ke hulu, untuk memastikan terjaganya ketersedian dan stabilitas pangan.

SPHP mungkin mempunyai konsekuensi yang tidak diinginkan. Pertama, program ini dapat menyebabkan distorsi pasar yang dapat merugikan petani. Dengan memberikan beras gratis kepada keluarga berpenghasilan rendah, program ini dapat mengurangi permintaan beras, sehingga menurunkan harga beras bagi petani. Kedua, program ini dapat menyebabkan ketergantungan pada bantuan pemerintah. 

Hal ini dapat membuat keluarga berpenghasilan rendah enggan mencari peluang ekonomi dan menciptakan budaya ketergantungan. Karena hal tersebut, omset yang didapatkan pedagang beras dipasar mengalami penurunan yang mengakibatkan tersisa stock beras berlebih. Dimana masyarakat cenderung membeli beras melalui program SPHP. Terakhir, program ini mungkin tidak efektif dalam mengurangi kemiskinan dalam jangka panjang. Tanpa mengatasi akar penyebab kemiskinan, program ini mungkin hanya memberikan bantuan sementara dan bukan solusi jangka panjang.

SPHP dapat menjadi solusi hemat biaya. Pertama, program ini dapat dilaksanakan dengan relatif cepat dan biaya rendah. Hal ini dapat memberikan bantuan segera kepada mereka yang terkena dampak lonjakan tersebut. Kedua, program ini dapat ditujukan kepada mereka yang paling membutuhkan. Hal ini dapat membantu memastikan bahwa program ini efektif dalam mengurangi kemiskinan dan kelaparan. Terakhir, program ini dapat membantu mencegah perlunya intervensi yang lebih mahal di masa depan. Dengan mengurangi kemiskinan dan kelaparan, program ini dapat membantu mencegah dampak sosial negatif yang dapat berdampak negatif pada masyarakat.

Kesimpulannya, Program Subsidi Beras untuk Masyarakat Miskin (SPHP) mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagai solusi terhadap lonjakan harga beras. Meskipun program ini dapat memberikan bantuan langsung kepada mereka yang terkena dampak lonjakan tersebut dan memiliki manfaat jangka panjang dalam pengentasan kemiskinan, program ini juga dapat menimbulkan konsekuensi yang tidak diinginkan seperti distorsi pasar dan ketergantungan pada bantuan pemerintah. 

Meskipun demikian, SPHP dapat menjadi solusi hemat biaya yang dapat mencegah perlunya intervensi yang lebih mahal di masa depan. Pada akhirnya, implementasi program ini harus dipertimbangkan secara hati-hati untuk memastikan efektivitasnya dalam mengatasi kemiskinan dan kelaparan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun