Mohon tunggu...
Hidayatul Muanifah
Hidayatul Muanifah Mohon Tunggu... Guru - An English Teacher

Saya adalah seorang Ibu yang berprofesi sebagai Guru di sebuah SMP Negeri yang memiliki hobi memasak, menulis, dan membuat kue.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Keyakinan Kelas, sebagai Bentuk Terciptanya Budaya dan Disiplin Siswa

14 Januari 2022   12:19 Diperbarui: 14 Januari 2022   12:28 37060
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

A. LATAR BELAKANG

Budaya positif merupakan pembiasaan-pembiasaan baik yang ada di sekolah untuk mewujudkan tujuan MERDEKA BELAJAR mencapai pelajar berprofil pancasila. Dalam perjalanannya di sekolah, para siswa diharapkan mampu menjadi insan-insan yang Beriman, Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Berakhlak Mulia, Berkebhinekaan Global, Gotong Royong, Mandiri, Bernalar Kritis, dan Kreatif. Nilai-nilai tersebut dapat terwujud manakala ada motor atau penggerak dalam suatu sekolah dalam melaksanakan Budaya Positif dan Disiplin Positif baik oleh siswa dan keteladanan yang ditunjukkan oleh guru.

Sesuai dengan Filosofis Pemikiran Ki Hajar Dewantara terhadap Pendidikan yakni seorang guru harus senantiasa Ing Ngarso Sung Tulodho (Di depan memberi teladan), Ing Madyo Mangun Karso (Di tengan membangkitkan semangat), Tut Wuri Handayani (Di belakang memberi dorongan). Sebagai guru hendaklah senantiasa bisa menuntun siswanya menemukan jalan dalam belajar untuk mencapai tujuan hidup bahagianya di masa depan. Pembiasaan positif yang merupakan perwujudan dari Budaya Positif adalah salah satu cara guru untuk menuntun siswanya mencapai karakter Profil Pelajar Pancasila.

Keyakinan kelas diterapkan sebagai salah satu cara dalam membangun Budaya Positif. Keyakinan kelas harus berpihak pada murid dan dirumuskan bersama murid untuk membangun kemandirian mereka. Guru hanya sebagai fasilitator dalam hal ini. Keyakinan kelas dibuat secara universal yang mencakup berbagai aspek kesepakat atau aturan yang sudah berlaku di dalam kelas tersebut. Budaya positif sekolah disusun secara terstruktur dan sistematis dengan melibatkan seluruh stakeholder sekolah. Budaya positif sekolah ini dibuat untuk meningkatkan karakter sumber daya manusia yang ada di sekolah tersebut.

Keyakinan kelas yang dibuat hendaknya benar-benar bersumber dari kebutuhan siswa dalam membentuk budaya positif. Menggali segala hal potensi positif untuk dijadikan landasan keyakinan kelas dan benar-benar dengan sadar diyakini bersama. Kalimat yang digunakan juga berupa kalimat universal dan positif yang bisa mudah diingat oleh para siswa.

B. TUJUAN AKSI NYATA

Tujuan dari Penerapan Keyakinan Kelas yaitu antara lain :

  1. Menumbuhkan keterlibatan murid dalam membentuk keyakinan kelas untuk mencapai kelas impian bersama guna pembelajaran yang efektif.
  2. Mewujudkan merdeka belajar berpihak pada murid.
  3. Menciptakan komunikasi segala arah antara guru dan murid-murid.
  4. Membiasakan budaya dan disiplin positif.

C. DESKRIPSI AKSI NYATA

Aksi Nyata Budaya positif ini diterapkan melalui Keyakinan Kelas yang dibentuk melalui serangkaian proses dan langkah-langkah penerapan. Keterlibatan setiap siswa di dalam kelas menunjukkan bahwa keyakinan kelas ini mewakili hal-hal yang diyakini bersama bisa mewujudkan pembiasaan budaya positif di dalam kelas baik di saat pembelajaran maupun di luar pembelajaran. Dalam menerapkan Budaya Positif, guru tidak bisa sendiri dalam melaksanakannya. Kolaborasi guru dengan siswa, guru dengan rekan guru lain, guru dengan stakeholders yang ada di sekolah pastinya memperkuat penerapan Budaya Positif tersebut sehingga siswa benar-benar bisa meyakini nilai-nilai dan karakter baik dalam dirinya untuk diri mereka sendiri. Dalam membangun budaya dan disiplin positif ini, CGP di sini juga melaporkan kegiatan kepada Kepala Sekolah untuk selanjutnya diadakan pengimbasan Modul Budaya Positif kepada rekan guru.

Gambar 2/dokpri
Gambar 2/dokpri
Adapun tahapan-tahapan pembentukan keyakinan kelas yang sudah dilakukan di setiap kelasnya adalah :
  1. Jejak pendapat dan diskusi kelas antara guru dan murid.
    Guru mengajak siswa berdiskusi terkait kelas impian mereka yang mana sebelumnya siswa dikenalkan pada budaya positif dan disiplin positif yang sudah ada di sekolah tersebut. Setiap siswa berpendapat terkait hal-hal apa saja yang perlu untuk diyakini bersama.
    Gambar 3/dokpri
    Gambar 3/dokpri
  2. Menjabarkan peraturan sekolah/ kelas yang sudah ada.
    Siswa diajak menyampaikan ide-ide terkait aturan/ kesepakatan yang sudah berlaku di sekolah tersebut untuk selanjutnya ditarik kesimpulan universal menjadi keyakinan kelas.
    Gambar 4/dokpri
    Gambar 4/dokpri
  3. Menulis keyakinan kelas dalam board menggunakan sticky note.
    Gambar 5/dokpri
    Gambar 5/dokpri
  4. Siswa diajak untuk menuliskan serangkaian aturan yang sudah diidentifikasi sebelumnya menjadi keyakinan kelas.
    Gambar 6/dokpri
    Gambar 6/dokpri
  5. Mendiskusikan konsekwensi yang harus dilaksanakan apabila tidak mengindahkan keyakinan kelas yang sudah disepakati bersama.
  6. Membuat dalam bentuk poster digital untuk dicetak dan ditempel di dinding kelas.
  7. Merefleksi dan meninjau ulang kapan saja keyakinan kelas ini.

D. HASIL AKSI NYATA

Adapun hasil atau dampak dari penerapan aksi nyata Keyakinan Kelas ini antara lain yaitu :

  1. Terciptanya komunikasi harmonis antara guru dan siswa. Hal ini menjadi pengalaman baru bagi para siswa khususnya dalam kelas Bahasa Inggris untuk mengemukakan pendapat mereka tentang kelas impian yang mereka harapkan.
  2. Terlihat dan terasa motivasi belajar siswa meningkat setelah mereka diajak berdiskusi terkait hal-hal positif untuk membangun budaya dan disiplin positif.
  3. Pembelajaran yang berpihak pada murid tercipta dengan keyakinan kelas yang telah disepakati bersama secara sadar dan terstruktur.
  4. Siswa mengenal bahwa konsekwensi bukan hukuman namun akibat dari tindakan yang tidak tepat yang melanggar keyakinan kelas bersama dan guru mengajak siswa untuk mencari solusi bersama dan mengembalikan kepada nilai-nilai yang mereka yakini sebelumnya.
  5. Terciptanya suasana belajar yang menyenangkan karena setiap siswa mendapat kesempatan yang sama untuk belajar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun