[caption caption="sekolah islam di surabaya luqman al hakim hidayatullah surabaya"][/caption]Pernah mendengar Kyaraben, salah satu tradisi masyarakat Jepang yakni menghias makanan agar lebih terlihat indah. Sebutan lainnya dekorasi makanan.
Selasa, (01/09/2015), SMP Putri Luqman al Hakim Hidayatullah Surabaya belajar mengukir sayuran untuk deko makanan. “Kalau di Jepang istilahnya Kyaraben,” sebut Yus Ulfa, guru cooking di SMP Putri Luqman al Hakim Hidayatullah Surabaya.
Sayuran yang dijadikan sarana hias seperti kubis, wortel, tomat, cabe besar, dan mentimun. Wortel diiris pada beberapa bagian, lalu dibentuk menyerupai bunga mawar. Tapi tetap mempertahankan wujud asli wortel.
[caption caption="sekolah islam di surabaya"]
Begitu juga dengan tomat. “Tomat yang dimanfaatkan hanya bagian kulitnya saja,” kata Zoya salah satu siswa yang ikut mendeko makanan.
Ia memilih tomat yang tekstur kulitnya lebih tebal. Ia beralasan dengan memilih tomat yang teksturnya tebal, mudah dikupas dan mudah dibuat hiasan. Seperti wortel, tomat juga akan dibentuk seperti bunga.
Sementara kubis, dibuat menyerupai alas yang dipakai tempat menaruh hiasan wortel dan tomat. Dan cabe, diiris memanjang, yang akan dipasang di atas mentimun yang bentuknya menyerupai kincir.
Bagi siswi SMP Putri Luqman al Hakim, kegiatan ini sangat menarik. Karena ini merupakan pengalaman baru bagi mereka.
[caption caption="sekolah islam di surabaya"]
Yus Ulfa mengatakan kegiatan ini merupakan bagian dari kegiatan pembelajaran di sekolah. Tujuannya mengenalkan kreatifitas dalam memasak kepada siswa. “Biasanya makanan berhias hanya ditemui di rumah makan mewah, kami kenalkan kepada siswi dan nantinya bias membuat sendiri di rumah,” jelasnya. Semoga bisa menjadi skill bagi siswi.
Humas Sekolah Islam Hidayatullah Surabaya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H