Kalau partai Demokrat dan PKS sudah dipastikan menolak karena bagian dari oposisi yang ada di parlemen terhadap pemerintah. Selalu dipastikan sikap oposisi pasti selalu berbeda dengan sikap pemerintah apalagi terkait konstitusi.
Yang menarik pula tentang penolakan wacana tunda Pemilu dan perpanjangan jabatan Presiden Jokowi tiga periode datang dari loyalis Jokowi bahwa pemundaan Pemilu sama dengan menjerumuskan Presiden.
Diberitakan di times.id (26/02/2022) Ketua Jokowi Mania (JoMan) Immanuel Ebenezer menolak keras gagasan penundaan pemilu 2025 yang digaungkan oleh sejumlah ketum Parpol.Â
Menurutnya, penundaan pemilu sama dengan melanggar konstitusi, anti demokrasi dan sikap otoritarian. Ia menilai penundaan ini tidak bisa dibenarkan apapun alasannya karena melanggar cita-cita reformasi.
"Pastinya ada syahwat dan nafsu politik yang membidani hasrat penundaan pemilu," tegas Noel yang juga Ketua Ikatan Aktivis 98 ini.
Jaga NKRI dengan Mematuhi Konstitusi
Apapun wacana tunda pemilu dan perpanjangan jabatan tiga periode sudah nyata melanggar ketentuan Pasal 22E ayat (1) dan soal masa jabatan Presiden dalam UUD 1945 Pasal 7. Sehingga wacana tunda Pemilu dan tiga periode tidak selaras dengan semangat demokrasi yang konstitusional.
Kita harusnya jaga, rawat dan cintai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini. Patuhi konstitusi UUD 1945 sebagai hasil konsensus kebangsaan. Tanpa reserve maupun kompromi.
Kita semua yakin Pak Jokowi adalah Presiden kita yang hebat. Banyak keberhasilan pembangunan nasional dalam dua periode pemerintahannya. Banyak pula legacy yang dibuat sebagai prestasi beliau selama memimpin bangsa ini yang memasuki periode kedua.
Rakyat tentu berharap pemerintahan Jokowi periode kedua sampai 2024 kedepan memberikan ingatan yang indah bagi rakyat akan banyaknya legacy, strategic inovasi pembangunan yang berdampak langsung dirasakan oleh rakyat.
Hanya saja tentu kita juga tidak perlu terlalu mengkultuskan. Karena setiap pemimpin bangsa ini juga dari manusia-munusia biasa tetapi hebat-hebat dan visioner. Sama hal Pak Jokowi juga sebagai manusia biasa yang punya salah dan khilaf. Tetapi programnya yang memberi kemashalatan juga sangat banyak.