Kenangan lucu lain bersamamu saat bulan ramadhan adalah ketika kamu menemaniku membeli makanan untuk berbuka. Saat itu sudah terdengar adzan dan aku yang sudah sangat haus tanpa ba-bi-bu langsung menenggak air minum yang kubawa, sementara kamu sangat cemas dan berulang-ulang bertanya apa memang sudah waktunya berbuka. Kamu tampak takut sekali aku berbuka sebelum waktunya.Â
Aku kangen kamu, Chris. Kangen sekali. Semua tentangmu membuatku kangen. Senyummu, tawamu, kacamatamu, tingkah konyolmu, tepukan tanganmu di punggungku hampir di setiap kesempatan hanya agar aku merasa lebih tenang, diskusi segala hal bersamamu, dan hal-hal lain yang makin sulit untuk kita lakukan bersama.
Saat aku melintasi Jalan A yang terasa lebih sepi pada pagi dan malam hari ini, aku teringat denganmu. Oleh sebab itu, aku memutuskan menulis surat ini untukmu. Oh ya, aku juga ingin bercerita bahwa hari ini aku membaca sebuah cerpen yang menurutku akan kamu suka: Natal Adalah Hari Muram Bagi Orang Miskin karya John Cheever. Aku membaca karya itu dalam versi yang ditulis oleh Maggie Tiojakin. Sedikit banyak, aku bisa memahami kenapa tokoh Charlie merasa muram. Akan tetapi, menurutku, pada akhir ceritanya Charlie mengajarkan kepada kita tentang kebaikan dan semangat beramal. Kalau kamu mau, Chris, kita bisa mendiskusikannya dan saling bertukar pendapat.
Di mana pun kamu sekarang, Chris. Semoga kamu dan keluargamu selalu sehat dan baik-baik saja. Semoga kamu tidak pernah merasakan kemuraman dan semoga selalu mendapatkan hal-hal baik pada hari-hari yang akan datang.Â
Salam kangen dariku, ya.
Kota M, 25 Desember 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H