Mohon tunggu...
Hidayatul Maqhfiroh
Hidayatul Maqhfiroh Mohon Tunggu... Mahasiswa - (Mahasiswa Pendidikan Matematika Unissula)

Gagal itu wajar, yang nggak wajar itu nyerahnya SEMANGAT!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Korelasi Gaya Belajar terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SMP

23 Mei 2022   09:19 Diperbarui: 23 Mei 2022   09:27 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

PENDAHULUAN

Gaya belajar adalah cara yang digunakan setiap individu untuk menyerap informasi dengan mudah. Terdiri dari empat kombinasi tipe gaya belajar yaitu aktif dan reflektif, intuitif dan sensorik, visual dan verbal, dan sekuensial dan global. Gaya belajar siswa merupakan salah satu unsur yang penting yang harus diperhatikan dalam proses belajar untuk mewujudkan tujuan pembelajaran matematika yang diharapkan. Bobbi DePorter dan Mike Hernacki dalam bukunya Quantum Learning mengatakan bahwa gaya belajar merupakan kunci untuk mengembangkan kinerja dalam pekerjaan, sekolah, dan dalam situasi antar pribadi, dengan begitu gaya belajar akan mempengaruhi seseorang dalam menyerap dan mengolah informasi sehingga akan mempengaruhi prestasi yang dicapai.

Istilah gaya belajar pertama kali digunakan oleh Rita Dunn, yang mengungkapkan preferensi pembelajaran yang terkait dengan memperoleh data dan memproses informasi. Berbagai aspek teori gaya belajar yang telah dipelajari para ilmuwan seperti: klasifikasi gaya belajar oleh Kolb, Honey, Mumford, Holodnaya, Klimov dan lain-lain, kemudian analisis konsep gaya berpikir oleh Andreev, Barchunova, Belousov, Brodsky, Crymsky, Parakhonsky, dan lain-lain, dan ada juga deskripsi konsep pemikiran hemisferik oleh Herrmann, Dennison, Hannaford. Namun model gaya yang paling umum dipakai dintaranya adalah model gaya belajar Felder-Silverman dan model Gaya berpikir Gregorc.

Walaupun masing-masing peneliti mengunakan istilah yang berbeda dan menemukan berbagai cara untuk mengatasi gaya belajar seseorang, telah disepakati secara umum adanya dua kategori utama tentang bagaimana kita belajar. Pertama, bagaimana cara kita menyerap informasi dengan mudah (modalitas) dan kedua, cara kita mengatur dan mengolah informasi tersebut (dominasi otak). Modalitas belajar terdiri dari gaya belajar visual, auditorial dan kinestetik, sedangkan dominasi otak dalam belajar terdiri dari sekuensial konkret, sekuensial abstrak, 15 acak konkret, dan acak abstrak. Gaya belajar seseorang adalah kombinasi bagaimana individu menyerap, mengatur dan mengolah informasi. Hal ini juga dijelaskan bahwa: learning or thinking styles refer to the preferred way an individual processes information and also describe a person's typical mode of thinking, remembering or problem solving. Gaya belajar atau berpikir mengacu pada cara yang disukai individu dalam memproses suatu informasi dan juga menggambarkan cara berpikir khas seseorang, mengingat atau memecahkan masalah.

Banyak orang yang mencampur adukkan definisi antara intelegensi dengan gaya belajar dan berpikir. Intelegensi adalah kemampuan. Sedangkan gaya belajar dan berpikir bukanlah kemampuan, tetapi kecenderungan individu dalam cara mereka menggunakan kemampuannya (Santrock, 2013, hal. 155). Jadi gaya belajar dan berpikir adalah cara yang dipilih oleh individu dalam menggunakan kemampuannya.

Gaya belajar dalam hal ini merupakan cara yang disukai setiap individu untuk menyerap informasi dengan mudah. Sedangkan gaya berpikir merupakan cara yang disukai setiap individu untuk mengatur dan mengolah informasi tersebut. Jadi sangat penting bagi setiap individu untuk mengetahui gaya belajar dan gaya berpikirnya masing-masing dalam proses pembelajaran, karena dengan begitu setiap individu akan memiliki modal untuk bisa memecahkan masalah yang terjadi dalam kehidupannya. Pada penelitian kali ini kami lebih menekankan pada bagaimana cara siswa menyerap informasi dengan mudah dalam pembelajaran (modalisasi belajar).

Modalitas Belajar

Telah disepakati secara umum adanya dua kategori utama tentang bagaimana seseorang belajar. Pertama, cara menyerap informasi dengan mudah yang disebut sebagai modalitas belajar, dan kedua, cara mengatur dan mengolah informasi tersebut yang dinamakan sebagai dominasi otak. Menurut DePorter dan Hernacki, pada awal pengalaman belajar, salah satu langkah pertama adalah mengenali dominasi modalitas visual, auditorial, atau kinestetik (V-A-K). Orang visual belajar melalui apa yang mereka lihat, auditorial melakukan melalui apa yang mereka dengar, dan tipe kinestetik belajar lewat gerak dan sentuhan. Untuk tingkatan tertentu, kebanyakan orang menggunakan ketiga tipe; tapi kebanyakan orang menunjukkan kecenderungan dominasi pada salah satu diantara ketiganya. Berikut ini adalah ciri-ciri perilaku dan ungkapan-ungkapan yang menunjukkan kecenderungan belajar seseorang.

Orang-orang Visual, memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  • Rapi dan teratur
  • Berbicara dengan cepat
  • Perencana dan pengatur jangka panjang yang baik
  • Teliti terhadap detail
  • Mementingkan penampilan, baik dalam hal pakaian maupun presentasi
  • Pengeja yang baik dan dapat melihat kata-kata yang sebenarnya dalm pikiran mereka
  • Mengingat apa yang dilihat ketimbang yang didengar
  • Mengingat dengan asosiasi visual
  • Biasanya tidak terganggu oleh keributan
  • Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis, dan sering kali minta bantuan orang lain untuk mengulanginya.
  • Pembaca cepat dan tekun
  • Lebih suka membaca daripada dibacakan
  • Membutuhkan pandangan dan tujuan yang menyeluruh dan bersikap waspada sebelum secara mental merasa pasti tentang suatu masalah atau proyek
  • Mencoret-coret tanpa arti selama berbicara di telepon dan dalam rapat
  • Lupa menyampaikan pesan verbal kepada orang lain sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat ya atau tidak
  • Lebih suka melakukan demonstrasi daripada berpidato, lebih suka seni rupa daripada musik
  • Sering kali mengetahui apa yang harus dikatakan, tetapi tidak pandai memilih kata-kata
  • Kadang-kadang kehilangan konsentrasi ketika mereka ingin memerhatikan sesuatu yang menarik

Orang-orang Auditorial, memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

  • Senang mendengarkan cerita atau dibacakan cerita
  • Suka mendengarkan musik saat waktu lapang
  • Suka bercerita dan berdiskusi
  • Lebih cepat menyerap dengan mendengarkan
  • Senang membaca dengan jelas dan mendengarkan
  • Suka mengerjakan tugas kelompok

Orang-orang kinestetik, memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

  • Selalu berorientasi fisik dan banyak bergerak
  • Berbicara dengan perlahan
  • Suka menggunakan berbagai peralatan dan media
  • Belajar melalui praktek
  • Menyukai buku-buku yang berorientasi pada cerita
  • Menyukai permainan dan olahraga
  • Menghafal dengan cara berjalan dan melihat

Hasil Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku. Sebuah proses maka sudah barang tentu harus ada yang diproses dan akhir dari proses. Akhir dari proses inilah yang disebut dengan hasil belajar. Sedangkan Arikunto mendefenisikan bahwa hasil belajar itu merupakan hasil akhir setelah mengalami proses belajar, dimana tingkah laku itu tampak dalam bentuk perbuatan yang dapat diamati atau diukur. Jadi Hasil belajar siswa adalah hasil yang diperoleh siswa setelah melakukan suatu proses belajar matematika selama kurun waktu tertentu dimana hasil belajar tersebut bisa diukur melalui suatu tes.

Hasil belajar dibagi menjadi tiga macam hasil belajar yaitu: (a). Keterampilan dan kebiasaan; (b). Pengetahuan dan pengertian; (c). Sikap dan cita-cita, yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang ada pada kurikulum sekolah. Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu:

  • Faktor Internal (dari dalam individu yang belajar).

Faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar ini lebih ditekankan pada faktor dari dalam individu yang belajar. Adapun faktor yang mempengaruhi kegiatan tersebut adalah faktor psikologis, antara lain yaitu: motivasi, perhatian, pengamatan, tanggapan dan lain sebagainya.

  • Faktor Eksternal (dari luar individu yang belajar). Pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan belajar yang kondusif. Hal ini akan berkaitan dengan faktor dari luar siswa. Adapun faktor yang mempengaruhi adalah mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep dan keterampilan, dan pembentukan sikap. Hasil belajar yang diperoleh siswa adalah sebagai akibat dari proses belajar yang dilakukan oleh siswa, harus semakin tinggi hasil belajar yang diperoleh siswa. Proses belajar merupakan penunjang hasil belajar yang dicapai siswa

METODE PENELITIAN

Metode penelitian menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Satori dkk (2010;19) menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah pendekatan penelitian yang menjawab permasalahan penelitian memerlukan pemahaman secara mendalam dan menyeluruh mengenai objek yang diteliti, untuk menghasilkan kesimpulan-kesimpulan penelitian dalm konteks waktu dan situasi yang bersangkutan. Sedangkan metode deskriptif adalah metode yang menggambarkan atau melukiskan serta menelaah suatu kejadian yang sesuai dengan faktanya sehingga dijadikan dalam kesimpulan dalam penelitian.

Dalam penelitian ini, penelitian menggunakan sumber data primer yang diperoleh dengan melakukan observasi dengan fokus penelitian yaitu mengenai karakteristik gaya belajar siswa kelas XI MTs dan SMP, populasinya diambil acak dari beberapa MTs dan SMP di Kabupaten jepara sebanyak 15 orang siswa. Teknik Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi tidak langsung dengan menggunakan instrumen berupa angket yang diberikan kepada siswa melalui google formulir.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan di beberapa MTs dan SMP di Kabupaten Jepara. Masalah dalam penelitian ini adalah kecenderungan karakteristik gaya belajar siswa dalam pembelajaran dan hasil belajar matematika di kelas XI MTs dan SMP di Kabupaten Jepara.

Gaya Belajar siswa

Table 1

Kecenderungan Karakteristik Gaya Belajar Siswa pada Mata Pelajaran

Matematika kelas IX MTs dan SMP di Kabupaten Jepara

NO          Tipe Gaya Belajar       Frekuensi        Presentasi

1                         Visual                            8                      53,35%

2                    Auditorial                        4                      26,65%

3                    Kinestetik                        3                         20%

                           Total                             15                        100%

Berdasarkan tabel diatas dari 15 orang siswa yang dijadikan responden terdapat siswa yang lebih dominan pada karakteristik gaya belajar visual sebanyak 53,35% dengan jumlah 8 orang, siswa yang lebih dominan pada karakteristik gaya belajar auditorial sebanyak 26,65% dengan jumlah 4 orang, sedangkan siswa yang lebih domninan pada karakteristik gaya belajar kinestetik sebanyak 20% dengan jumlah 3 orang. Dengan demikian dominasi kecenderungan karakteristik gaya belajar siswa adalah gaya belajar visual.

Hasil penelitian ini menunjukkan perpaduan antara karakteristik gaya dengan kecenderungan gaya belajar. Siswa bisa saja memiliki dua karakteristik gaya belajar, namun mereka memiliki kecenderungan yang lebih ditonjolkan pada gaya belajar yang satu daripada yang lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Bobbi De Porter dan Singer Nourie (2007) bahwa dalam kenyataannya, peserta didik memiliki ketiga gaya belajar, hanya saja biasanya lebih cenderung pada satu gaya belajar tertentu.

Hasil Pembelajaran Matematika

Tabel 2

Hasil Belajar Siwa

NO        Kategori           Frekuensi      Jumlah Presentasi (%)

1       Sangat Tinggi             5                             33,35%

2            Tinggi                       7                             46,65%

3           Rendah                      3                                20%

Berdasarkan tabel 2, diperoleh bahwa kategori sangat tinngi berada pada rentang 85-100, kategori tinggi berada pada rentang 70-84, sedangkan kategori rendah berada pada rentang 0-64. Menurut mulyasa (2013), siswa dikatakan tuntas secara klasikal apabila sekurang-kurangnya 85% dari jumlah siswa dalam satu kelas memperoleh nilai KKM. Adapun nilai KKM yang dipakai adalah sebesar 70. Sehinnga dari data diatas diperoleh bahwa siswa belum bisa dikatakan tuntas secara klasikal, karena jumlah siswa yang memperoleh nilai KKM hanya sebesar 80% dan kurang dari 85%.

Dalam hal ini, hasil pembelajaran matematika juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah jenis gaya belajar yang digunakan. Gaya belajar yang sesuai dengan karakteristik siswa akan memudahkan siswa dalam mencapai hasil belajar yang lebih maksimal, dan juga sebaliknya, gaya belajar yang tidak sesuai dengan karakteristik siswa akan berimbas kepada hasil belajar siswa yang tidak tuntas.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil observasi mengenai analisis karakteristik gaya belajar dan pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika siswa kelas IX MTs dan SMP di Kabupaten Jepara dapat diuraikansebagai berikut : (1) Karakteristik gaya belajar yang lebihh mendominasi pada siswa adalah gaya belajar visual sebanyak 53,35% dengan jumlah 8 orang siswa, sedangkan untuk gaya belajar auditori dan kinestetik masing-masing sebanyak 26,65% (4 orang siswa) dan 20% (3 orang siswa). (2) Hasil pembelajaran matematika pada siswa diklasifikasikan menjadi 3 yaitu sangat tinggi, tinggi, dan rendah. Nilai sangat tinggi berada pada rentang 85-100 dengan presentase 33,35% (5 orang), nilai tinggi berada pada rentang 70-84 dengan presentase 46,65% (7 orang), sedangkan untuk nilai rendah berada pada rentang 0-69 dengan presentase 20% (3 orang). KKM yang dipakai adalah 70, sehingga disimpulkan bahwa siswa belum bisa dikatakan tuntas secara klasikal, karena jumlah siswa yang memperoleh nilai KKM hanya sebesar 80% padahal sekurang-kurangnya adalah 85%. Hasil belajar matematika dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah gaya belajar, apabila gaya belajar yang digunakan sesuai maka hasil belajar akan mencapai hasil yang maksimal, dan juga sebaliknya.

DAFTAR PUSTAKA

ANALISIS KARAKTERISTIK GAYA BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IPS Elis, Maria Ulfah, Achmadi Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Untan, Pontianak. (n.d.). 1--14.

Sari, N., & Sartika, S. B. (2021). KORELASI GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR KOGNITIF PADA MATA PELAJARAN IPA SMP 1,2 Nia Sari 1 , Septi Budi Sartika 2*. 11, 1--7. https://doi.org/10.24929/lensa.v11i1.114

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun