Oh dunia, tatkala sains semakin, maju, bisa jadi manusia melampaui kemanusiaannya. Â Bukan lagi manusia menjadi manusiawi. Namun, manusia melampaui kemanusiaannya.
Yang perlu kamu ketahui, Taufik. Tetaplah biasa saja menyikapi keilmuan. Kamu memang tergariskan mencintai timur dan barat. Namun ketahuilah kecondonganmu ada pada timur. Aku membaca itu. Oleh karenanya, jangan lalaikan kajian tentang ketimuran. Terlebih lagi, tradisimu adalah ketimuran. Terlebih lagi, realitasmu adalah realitas ketimuran. Apa itu kajian ketimuran: yakni, belajar melaksanakan keislaman.
Amalkanlah biasa saja. Â Jangan berlebihan.
Kenalilah, realitas muslim membutuhkan hapalan terhadap teks-teks yang digunakan sebagai peribadatan. Oleh karenaya, hapalkanlah sekali lagi terhadap teks-teks tersebut. Internet sebagai alat bantuannya. Dan gurumu adalah intens menyampaikan ilmu secara sistematis. Internet sebagai penguat tentang apa-apa yang disampaikan gurumu
Tatkala mu hapal secara teks, maka kemudian kamu bisa menghayati pengamalan ibadah. Seperti para musisi, Taufik. Para musisi akan menghayati tatkala mengetahui teks. Maka hapalkan teks, jangan lupakan itu, dapatkanlah makna dari teks. Dapatkanlah. Dan ingat, perlahan-lahan untuk menjalani itu. Pelan-pelan. Jangan begitu terambisi untuk mendapatkan sekaligus. Pahamilah, untuk pandai itu bertahap. Tidak sekaligus.
Selanjutnya, realitas muslim adalah sebagaimana yang sekarang terjadi, namun, jangan lalaikan akan waktu. Tatkala shalat, shalatlah. Bukankah engkau ingat, shalat adalah tiangnya agama. Jangan terlalaikan dengan waktu: kamu hapal waktunya shalat kan? Telah jelas waktunya shalat ‘kan. Telah jelas batas-batas waktunya ‘kan. Terlebih lagi, kalau kamu bisa menunaikan shalat dengan jamaah. Menjaga shalat jamaah. Sungguh itu adalah batas realitas kamu muslim yang efisien. Sangat efisien.
Selamat menjalankan…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H