Oleh : Tatang Hidayat (Pegiat Student Rihlah Indonesia)
Tokoh Jawa Barat almarhum KH. Ahmad Sanusi ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional oleh Pemerintah Pusat. Ahmad Sanusi akan digelari pahlawan nasional bersama empat tokoh bangsa dari daerah lain. KH. Ahmad Sanusi merupakan salah satu anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang belum mendapat gelar pahlawan nasional (jabarprov.go.id, 3/11/2022).
Mahfud MD melalui akun Twitternya, @mohmahfudmd, pada Kamis (3/11/2022). Penganugerahan gelar Pahlawan Nasional kepada lima tokoh itu akan dilakukan di Istana Negara pada 7 November 2022.
"Pemerintah akan anugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada 5 putera pejuang dan pengisi kemerdekaan Indonesia. Kepada daerah-daerah dan instiusi-institusi warisannya dipersilakan melakukan tahniah (syukuran). Penganugerahan gelar oleh Presiden akan dilakukan di Istana Negara tanggal 7 November 2022," kata Mahfud dalam cuitannya (detik.com, 3/11/2022).
Gelar Pahlawan Nasional yang diberikan untuk KH. Ahmad Sanusi merupakan sebuah proses dan perjalanan panjang, mungkin mayoritas anak-anak muda Indonesia bahkan anak-anak muda di Tatar Sunda ada yang bertanya-tanya siapakah KH. Ahmad Sanusi sehingga beliau bisa mendapatkan gelar pahlawan nasional ? Untuk menjawab pertanyaan ini, saya teringat ketika napak tilas ke salah satu pesantren tua yang ada di Sukabumi.
Kamis, 17 Juni 2021 sebuah episode kehidupan kembali diperjalankan Allah Subhanahu Wata'ala dan bertemu ragam manusia, tak lengkap rasanya jika berkunjung ke Sukabumi tidak menyempatkan berkunjung ke salah satu pondok pesantren yang ada di dalamnya, salah satunya Pondok Pesantren Bani Yasin Cantayan yang memiliki nilai sejarah yang sangat berharga namun tak banyak dikenal, khususnya oleh anak-anak muda saat ini.
Rasanya sangat betah dan terasa berharga ketika saya diberikan kesempatan yang mulia bisa menginjakkan kaki pertama kalinya di kawasan Cantayan, Sukabumi. Rasanya ingin berlama-lama di sini, salah satu kawasan yang memiliki nilai sejarah yang besar dalam perjalanan dakwah Islam di Sukabumi, Jawa Barat bahkan Nasional. Pesantren yang biasanya diramaikan oleh aktivitas para santri, namun karena wabah pandemi sekarang keadaannya sunyi, saya sangat bersyukur bisa banyak belajar dan mendapat begitu banyak faidah ketika berkunjung ke sini.
Sukabumi merupakan salah satu daerah di Jawa barat yang memiliki jaringan Ulama, atau dalam istilah Sunda disebut dengan Ajengan, yang berjasa besar dalam pengembangan Islam yang sudah sepantasnya mendapatkan perhatian (M. Syahru Ramadhan dalam Ajengan Dadun Abdulqohhar Tokoh Ulama Kesohor di Sukabumi (1936-2006), Jurnal Al-Turas, Vol. XIX, No. 1 tahun 2013).
Dari Pesantren Bani Yasin Cantayan telah melahirkan banyak ulama besar yang memiliki kontribusi dalam pengembangan Islam di Sukabumi, Jawa Barat bahkan Nasional. Sebut saja ada KH. Dadun Abdulqohar (w. 2006) atau lebih dikenal dengan sebutan Ajengan Dadun, beliau adalah salah satu Ulama lokal yang telah berkontribusi dalam konteks pengembangan Islam di atas.Â
Tentu saja di masanya beliau tidak mengembangkan Islam sendirian, tercatat ada KH. Masturo yang juga berdakwah dengan membangun lembaga pendidikan pesantren Al -Masturiyah atau dikenal Pesantren Tipar di daerah Cikaroya, Cisaat, Ajengan Acun Mansur yang mengembangkan Islam di daerah Tegallega, Ajengan Ahmad Sanusi, pendiri Pesantren Syamsul Ulum sekaligus pendiri organisasi Al-Ittihadul Islamiyah (AII) di wilayah Gunung Puyuh (M. Syahru Ramadhan dalam Ajengan Dadun Abdulqohhar Tokoh Ulama Kesohor di Sukabumi (1936-2006), Jurnal Al-Turas, Vol. XIX, No. 1 tahun 2013).