Nantinya, kebohongan tersebut dibongkar oleh Ustadz Felix Siauw yang ternyata sudah ke museum Topkapi Turki lebih dari 15 kali. Ternyata di museum tersebut tidak ada gambar Panji Rasulullah SAW yang dimaksud Abu Janda. Sehingga Ustadz Ustadz Felix Siauw akhirnya membuka pembohongan publik yang dilakukan oleh Abu Janda. Bahwa, gambar yang di bawa Abu Janda adalah Bendera Utsmani bukan Panji Rasulullah SAW.
Sudah jatuh tertimpa tangga, itulah yang layak disematkan kepada Abu Janda, dalam forum tersebut ia ditertawakan oleh narasumber lain. Bahkan, mungkin teman-teman yang menonton di layar televisi pun pasti tidak akan mampu menahan tawa saat Abu Janda berbicara saat mengeluarkan beberapa pernyataan yang sangat sangat tidak mendidik yang miskin data dan fakta.
Tidak sampai disitu, Abu Janda pun mempersoalkan hadits dengan alasan baru ada 200 tahun setelah Rasulullah SAW wafat. Namun, akhirnya ia bingung sendiri dan mengaku tidak mau membahas hal itu. Akhirnya disemprot oleh Ustadz Muhammad Al-Khaththath "Kalau nggak tahu yang nggak usah ngomong" tegasnya.
Di sesi terakhir, akhirnya lengkap sudah penderitaan Abu Janda, akhirnya babak belur dihabisi Prof. Mahfud MD soal pernyataan Abu Janda yang mempersoalkan hadits dengan dalih baru ada 200 tahun setelah wafatnya Rasulullah SAW. Pernyataan Abu Janda terkait hadits sungguh bertentangan dengan tradisi Nahdlatul Ulama (NU) dalam memahami hadis apalagi pernyataan tersebut sangat menusuk tradisi pesantren.
Dari kejadian ILC malam itu, akhirnya ujaran kebencian dan perpecahan apalagi pembohongan publik yang dilakukan Abu Janda terbuka juga, silahkan umat yang menilai dengan memakai nalar yang sehat. Dalam kaca mata akademik, ketika Abu Janda berbicara tanpa disertai data dan fakta apalagi tergolong fitnah maka sama saja dengan sampah akademik dan pernyataannya sangat tidak mendidik generasi bangsa.
Melalui tulisan ini saya ingin mengajak kita semua yang masih waras dan memiliki nalar yang sehat untuk berpikir dan sama-sama belajar meneladani sosok figur yang layak untuk diteladani. Bukan malah meneladani sosok figur yang sangat tidak layak untuk diteladani yang berimbas membodohi generasi bangsa. Apa jadinya jika generasi bangsa ini di masa depan jika meneladani orang-orang yang tidak layak untuk diteladani?
Namun, bagaimanapun juga kita harus mengucapkan terima kasih kepada Abu Janda, karena berkat pernyataan beliau yang sangat tidak mendidik itu, hari ini bangsa Indonesia bisa senyum dan tertawa bersama sejenak ditengah problematika-problematika bangsa yang sangat banyak dan belum terselesaikan.
Baik itu problematika masih kuatnya cengkraman asing dan aseng yang menjajah negeri ini, dijualnya berbagai macam aset negara oleh para penghianat bangsa, meningkatnya angka korupsi, naiknya harga tarif dasar listrik, mahalnya biaya pendidikan dan kesehatan, banyaknya kebijakan yang menyengsarakan rakyat dan masih banyak problematika yang lainnya yang perlu kita selesaikan. Jadi, jangan berlama-lama dengan Abu Janda, segera lah move on untuk segera menyelesaikan problematika-problematika besar yang melanda negeri ini. Wallohu 'Alam bi ash- Shawab
*)Ketua Badan Eksekutif Koordinator Daerah Badan Koordinasi Lembaga Dakwah Kampus (BE Korda BKLDK) Kota Bandung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H