Mohon tunggu...
Tatang  Hidayat
Tatang Hidayat Mohon Tunggu... Dosen - Pegiat Student Rihlah Indonesia

Tatang Hidayat, bergiat di Student Rihlah Indonesia. Ia mulai menulis sejak SD, ketika masa SMK ia diamanahi menjadi pimpinan redaksi buletin yang ada di sekolahnya. Sejak masuk kuliah, ia mulai serius mendalami dunia tulis menulis. Beberapa tulisannya di muat diberbagai jurnal terakreditasi dan terindeks internasional, buku, media cetak maupun online. Ia telah menerbitkan buku solo, buku antologi dan bertindak sebagai editor buku dan Handling Editor Islamic Research: The International Journal of Islamic Civilization Studies. Selain menulis, ia aktif melakukan jelajah heritage ke daerah-daerah di Indonesia, saat ini ia telah mengunjungi sekurang-kurangnya 120 kab/kota di Indonesia. Di sisi lain, ia pun telah melakukan jelajah heritage ke Singapura, Malaysia dan Thailand. Penulis bisa di hubungi melalui E-mail tatangmushabhidayat31@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengenal Sosok KH. Choer Affandy: Ulama Legendaris Pesantren Miftahul Huda Manonjaya

21 Maret 2017   08:44 Diperbarui: 21 Maret 2017   08:52 11869
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengenal Sosok KH. Choer Affandy “Ulama Legendaris dari Pondok Pesantren Miftahul Huda Manonjaya Tasikmalaya”*

Oleh : Tatang Hidayat**

Tidak sedikit ulama-ulama besar terlahir di Jawa Barat, sederetan nama seperti KH. Ahmad Sanusi, KH. Zainal Musthafa, KH. Abdullah bin Nuh dan nama-nama kyai besar lainnya pernah menorehkan tinta emas mengisi panggung tarbiyah di Jawa Barat, salah satunya adalah KH. Choer Affandy (alm), pendiri Pondok Pesantren Miftahul Huda Manonjaya Tasikmalaya.

KH. Choer Affandy, semasa hidupnya biasa dipanggil “Uwa Ajengan” (Ajengan panggilan kyai di Jawa Barat). Di masa kecilnya beliau memiliki nama Onong Husnen kemudian menjadi Ahmad Affandy sedangkan nama Choer konon diambil dari salah satu murid kesayangannya Choerusman Azzam. Uwa Ajengan (sebutan akrab KH. Choer Affandy) lahir pada tanggal 12 September 1923 M di Desa Cigugur Ciamis. Ayahnya bernama Raden Mas Abdullah bin Hasan Ruba’i yang masih mempunyai keturunan dari Kerajaan Mataram. Ibunya bernama Siti Animah binti Marhalan yang mempunyai keturunan dari Wali Godog Garut. Jadi dalam darah KH. Choer Affandy mengandung darang kebangsawanan dan darah Ulama.

KH. Choer Affandy mendalami ilmu agama di beberapa pesantren di tanah Jawa. Pernah belajar ilmu Tauhid di Pesantren Cipancur Kampung Cimindi Kecematan Cigugur Ciamis pimpinan KH. Ahmad Dimyati dan dari KH. Abdul Hamid Pangkalan Langkap Lancar Ciamis. Beliau juga menekuni ilmu alat di beberapa pesantren di Singaparna. Ditanamkan nilai-nilai ruhul jihad dari Asy-Syahid KH. Zainal Musthafa, Singaparna, Tasikmalaya, Ilmu Tafsir dan Asmaul Husna dari KH. Ahmad Sanusi Gunung Puyung Sukabumi, Ilmu suluk atau ilmu falak dari KH. Tuan Manshur Jakarta Barat, Ilmu waris dari KH. Mahfudz Babakan Tipar Sukabumi, serta Ilmu Quran dan Tajwid dari ulama daerah Cigeureung, Tasikmalaya.

KH. Choer Affandy mendirikan pesantren pertamanya di kampong Cisitukaler Desa Pasirpanjang dengen nama pesantren Gombongsari. Pesantren ini mengalami kemajuan pesat dan seiring berjalannya waktu, jumlah santri terus bertambah sedangkan kapasitas Pesantren Gombongsari tidak memungkinkan untuk diperluas. Atas dukungan masyarakat, akhirnya lokasi pesantren dipindah ke Manonjaya pada tahun 1967. Di sinilah cikal bakal Pondok Pesantren Miftahul Huda dibangun diatas tanah waqaf seorang aghniya Manonjaya. Secara harfiah, nama MIFTAHUL HUDA berarti “kunci petunjuk”, menggambarkan agar pondok pesantren ini dapat mencetak orang-orang sholeh sebagai Ulamaul ‘Amilin, Imamal Muttaqin, atau sekedar Muttaqin. Saat ini Pesantren Miftahul Huda Manonjaya sudah beranak pinak menjadi ratusan bahkan ‘ribuan” pesantren. inilah salah satu karya besar KH. Choer Affandy dalam membangun mercusuar pendidikan Islam di Jawa Barat bahkan Nusantara yang mungkin sudah banyak di tiru pesantren lain.

* Tulisan ini diringkas dari [Majalah Suara ‘Ulama Edisi 1, 2016, hlm. 18-22]

**Mahasiswa Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam Universitas Pendidikan Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun