Mahasiswa IISMA memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman untuk memperkaya kapital budaya mereka. Hal itu memberikan keuntungan intelektual, politis, dan ekonomis yang dapat digunakan di berbagai konteks sosial dan profesional.
Kerangka soft power dalam pendidikan yang dikembangkan oleh He dan Wilkins (2019) menunjukkan betapa pentingnya peran pendidikan dalam membangun pengaruh global. IISMA berkontribusi langsung pada pengembangan kapital manusia dan budaya, dua komponen utama dalam kerangka tersebut. Dengan meningkatnya keterampilan, pengetahuan, dan pemahaman budaya dari mahasiswa yang belajar di luar negeri, Indonesia menunjukkan komitmennya terhadap pendidikan global dan kerja sama internasional.
Sementara itu, budaya soft power berkaitan dengan kemampuan untuk mempengaruhi dan menarik negara lain melalui promosi budaya, nilai-nilai, dan identitas nasional, IISMA berkontribusi memperkenalkan budaya Indonesia kepada mahasiswa dari negara mitra. Lebih lanjut, memperkuat pemahaman dan apresiasi budaya di luar negeri. Dengan demikian, program ini berperan dalam mempromosikan citra positif dan nilai-nilai Indonesia di panggung internasional.
Ketika penulis dan teman-teman berkesempatan untuk memperkenalkan budaya batik kepada mahasiswa internasional, mereka mengaguminya karena keunikan yang ada pada batik itu. Acara "Batik Day" itupun menjadi media untuk mempromosikan hal lainnya, yaitu kuliner dan souvenir khas Indonesia. Kami juga turut menampilkan pertunjukan teater yang menampilkan sosok Ki Hajar Dewantara, sosok yang dikenal bukan hanya bapak pendidikan nasional, tapi juga tokoh pergerakan kemerdekaan dan pers Indonesia. Artinya pendidikan juga berarti membangun sikap anti-kolonialisme dan memperkuat aksi poskolonial. Semangat itu yang diambil dalam konsep Merdeka Belajar, Kampus Merdeka (MBKM).
Secara keseluruhan, IISMA adalah bukti nyata Indonesia memanfaatkan pendidikan dan mobilitas pelajar sebagai alat untuk memperkuat soft power-nya. Program ini tidak hanya memberikan manfaat langsung bagi mahasiswa yang berpartisipasi tetapi juga berkontribusi pada tujuan diplomatik yang lebih luas, memperkuat posisi dan pengaruh Indonesia di panggung internasional.
Dengan pengalaman tinggal (live-in) di luar negeri selama satu semester, gairah untuk berkembang lebih maju didapatkan oleh mahasiswa-mahasiswa kita. Tak kalah gengsi, anak dari ujung pulau Sumatera pun bisa terbang tinggi sejajar dengan mahasiswa-mahasiswa Nusantara lainnya dalam mengarungi pengalaman internasional.
Abiyyu Aulia, mahasiswa Prodi Ilmu Hukum Universitas Malikussaleh, pernah mengikuti program IISMA ke Hungaria dan merasakan transformasi yang signifikan dalam dirinya. "Pengalaman belajar di Hungaria bukan hanya memperkaya pengetahuan akademis, tapi juga memperluas wawasan budaya dan jaringan sosial internasional," kata Abiyyu. "Program IISMA benar-benar membantu saya menjadi lebih proaktif dan siap menghadapi tantangan global", tambahnya. Dengan demikian, program MBKM dan IISMA terus berkontribusi dalam memajukan pendidikan Indonesia dan memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H