Mohon tunggu...
Hidayat Raharja
Hidayat Raharja Mohon Tunggu... pegawai negeri -

hidayat raharja berminat terhadap permasalahan pendidikan dan kebudayaan. esaihidayatraharja.blogspot.com hidayatraharja.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Puisi, Brad Pitt,dan Shin Min Ah

16 Maret 2014   04:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:53 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_299238" align="alignleft" width="300" caption="Peserta lomba cipta puisi dari SMPK Santo Yosep Sumenep"][/caption]

oleh; Hidayat Raharja

Puisi,sebuah karya kreatif yang melibatkan pengalaman empiris,literer dan perenungan atau kontemplasipengarang. Sehingga sebuah puisi adalah sebuah endapan atau padatan kristal di dalamnya tersimpan anekainformasi danpengalaman dengan berbagai tafsirnya. Sebuah pengalaman estetik penyair yang menyimpan berbagai tafsir .

Maka,ketika berhadapan dengan puisi kita akan berhadapan dengansebuah endapan informasi yang saling berkait dengan aneka informasi dan peristiwa yang terselubung dalam. Informasi yang akan mempengaruhi pengalaman pembaca untukmemberikan tafsirnya. Shelley mengemukakan bahwa puisi adalah rekaman detik-detik yang paling indah dalam hidup kita. Wordworth mempunyai gagasan bahwa puisi adalah pernyataaan perasaan yang imajinatif, yaitu perasaan yang direkakan atau diangankan. Di sinilah sebuah pertaruhan sebuah puisi apakah akan berhasil sebagai puisi atau akan gagal sebagai sebuah informasi yang tak mengemban nilai-nilai estetik dan puitikal.

Nilai estetik sebuah puisi dapat dimaknai dari pilihan diksi yang membangun tubuh puisi, irama atau ritme puisi. Sebagai sebuah pilihan yang unik untuk menjadikan sebuah puisi hidup dan berbeda dari yang lain. Maka, tidak berlebihan ketikapuisi dijadikan sebagai salah satu bagian lomba padaFLS2N untuk siswa SMP di Sumenep tahun 2014.

Mengamati karya-karya mereka yang masih berusia 12-14 tahun, sangat menarik karena, terlihat kesederhanaan ungkapan mereka dan kadang sangat terasa klise. Saat berbicara mengenai nilaikarakter bangsa, maka yang bermunculan kata-kata pahlawan, bangsa, perjuangan, pelestarian budaya. Hanya ada satu-dua orang siswa yang pilihan katanya lebih variatif .

Jika melihat dari karya-karya yang mereka hasilkan menunjukkan masih terbatasnya bacaan puisi untuk mereka. Hampir seluruh peserta membuat puisi hanya ketika akan ikut lomba. Realitas ini menandakan pula sumber refrensi yang dipergunakan guru dalam bahan ajar,masih banyak yang belum memanfaatkan sumber-sumber refrensi terbaru yang dapat mengkayakan pengalaman peserta didik.

Memang puisi tidak untuk menjadikan peserta didik untuk menjadi penyair, tetapi memperkaya pengalaman batin mereka sehingga bisa meningkatkan kemampuan apresiasi,dan kepekaan mereka terhadap puisi dan lingkungannya. Pengalaman penciptaan puisi yang akan menyadarkan peserta didik akan proses berkarya dan proses kreatif penciptaan. Kepekaan akan proses berkarya bahwa setiap karya dihasilkan sebuah pemikiran, perenungan sehingga setiap hasil karya adalah sebuah hasil kerja yang harus diapresiasi. Bahwa proses kerja mereka adalah “kerja keras” yang patut untuk diapresiasi.

Proses kreatif sebagai pengalaman yang akan menyadarkan mereka akan proses kerja yaang melibatkan pikiran dan perasaan untuk mengungkapkan pengalaman empiris yang diolah dalam batin mereka,sehingga mengalami proses kontemplasi dan mengubah pengalaman-pengalaman empiris sebagai pengalaman batin dan dituangkan kembalidalam bentuk kata-kata.Puisi.

[caption id="attachment_299239" align="aligncenter" width="300" caption="Sedang khusuk Menulis Puisi"]

1394893135550735804
1394893135550735804
[/caption]

Memasukkan pengalaman dalam puisi memerlukan kejelian dan keberanian sehingga menjadi sebuah teks puisi yang utuh dan menarik, sebagai pengalaman pribadi yang bermakna pula bagi orang lain. Persoalan-persoalan sederhana dalam lingkungan dan penglaman hidup mereka sebagai bahan mentah yang diolah dalam puisi. Hal-hal biasa dan kemudian menjadi tak biasa.

Boneka yangTerlupakan

Oleh:Eksanti Amalia KW

Ning-Nang

Ning-Nong

Ning-Nang

Gong

Gong

Gong

Alunan bonang,saron,gong

Irmanya berderik tertatih-tatih

dalam besi tua

karatan…

Iramanya tertatih-tatih

menarik keluar sang dalang sepuh

di balik selembar kain putih

dan tak lama Sang Ramayana, Mahabrata

muncul satu-satu

di balutan kain putih lusuh dan jamuran

tergerus Zaman Edan!...

Boneka kulit putih

habisi boneka kulit coklat

Tanpa Ampun!...

Boneka kulit coklat bersujud, bertafakur memohon welas asih

bak seorang budak-budak TKI

Namun nurani boneka kulit putih tertutup,terkunci

bagai ilalang yang berdiri tegap

Mahabarata pun ditumbangkan oleh

Brad Pitt” dalam “Wold War Z

Ramayana pun terlena oleh

Shin Min Ah” dalam lakon “My Girlfriend is Gumiho

Ning-Nang

Ning-Nong

Ning- Nang

Gong

Gong

Gong

Falsafah hidup terkubur hilang

tak ada yang berziarah

tak ada yang peduli

lusuh, jamuran

tergerus Zaman Edan!...

Ning-Nang

Ning-Nong

Ning- Nang

Gong

Gong

Gong

Dimana lagi aku harus mencari?

di kotak-kotak tua itu kah?

atau lewat tuturan sepuh bergigi ompong?

atau hanya dimensi sepuh berkulit keriput saja?

Tragis!

Dan boneka kulit coklat itu pun

berlalu…

berlalu…

Ning…Nang…Ning

Nong…Ning

Nang

Gong…Gong…Gong

Gong…Gong

Gong

………………………………..

Puisi yang sangat menarik, ditulis oleh seorang siswi SMP kelas 8. Sebuah teks yang menggambarkan pengalaman dan kegelisahannya akan budaya tradisi,dan nilai –nilai kearifanlokal yang tergeser oleh kesenian pop dan bintang pop Brad Pitt. Sebuah dunia ungkap yang diangkat dari pengalaman kultural dan dituangkan ke dalam baris puisi yang berserak memenuhi halaman. Kegelisahan terhadap kesenian tradisi yang terserak dan tak ada yang peduli diiringi alunan bonang, sarondan gong yang kian sayup di tengah kehidupan.

[caption id="attachment_299240" align="aligncenter" width="300" caption="Kasi Kesiswaan Dikmen Disdik Sumenep dan Dewan Juri"]

13948932461307812397
13948932461307812397
[/caption]

Bahkan kegelisahan itu bukan hanya pada kearifan lokal, namun juga terhadap dasar negaradan kehidupan berbangsa yang kian pudar.

Sajak-sajak darah Air Mata Indonesia

Karya: Kiska Sari

Bila diserukan sila satu

Tundukkan kepalamu, ketuklah hati nuranimu dan bersujudlah kepada tuhanmu

Selagi kau masih bisa melakukannya

Sebelumkau berakhir dan berbaring dalam gelapnya bhujukmu

Ketika diserukan sila dua

Bermunajadlah kau kepada sesamamu

Laksana angin meniup ilalang

Tanpa ada yang dibedakan

Saat diserukan sila tiga

Berpegangan tangan dan bersatulah

Serukan sebuah suara kemenangan

Bersatulah dalam berpangku tangan

Apabila diserukan sila empat

Hendaklah kau bersyukur

Kau telah dikaruniai seorang pemimpin

Pemimpin yang telah kau pilih dan punyai

Ketika diserukan sila lima

Berbanggalah kau, kau telah berpedoman pada lima dasar

Lima dasar yang tidak orang lain miliki

Lima dasar yang akan membawamu ke masa yang lebih baik

Tapi…

Kini semua kian rapuh

Kian rapuh budayaku

Digerogoti tikus-tikus politik

Tikus-tikus politik yangtafakur dan durjana

Lihatlah…

Sangsakalaksana mencakar langit

berdiri kokoh pada satu tiang

diperjuangkan oleh ribuan nyawa

takpeduli darah mengalir dari lubang timah

tak peduli keringat dan airmata yang menganak sungai

merah itu semakinluntur dan rapuh

putih itu tak lagi suci, ternodai

terlambatkah?

pernahkah terlintas di pikiranmu untuk memperjuangkan budayamu?

mengambil kembaliapa yang menjadi hakmu….

Kembalikan budayaku yang kian menghilang

bawalah aku kedalam dimensi lain

Akan kuperjuangkan apa yang menjadi milikku

Aku adalah generasi bangsa

Aku adalah darah airmata Indonesia

Sumenep,11 maret 2014

Sajak yang cukup menarik dengan narasi panjang yang mencoba mempermainkan irama sehingga enak dirasasaat dibaca. Sebuah kegelisahan akan nilai-nilai dalam pancasilayangs eharusnya melandasi hidup berbangsa dan bernegara. Namun nilai-nilai itu kian pudar dan menjadi tanggungjawab generasi muda untuk kembali memaknai- nilai-nilai tersebut dalam kehidupan nyata.

Terlepas daripilihan kata yang kadang terasa denotatifpuisi ini menarik ketika mengurai kembali sila-sila dalam bait-bait puisi. Sila yang biasanya dibacakan pada setiap upacara bendera di hari senin sebagai teks sakral yang coba dihadirkan kembali dalam bentuk yang lain tanpa menghilangkan esensi nilai yang terbalutdi dalamnya.

Sebab, darisinilah salah satu lorong untuk menarik remaja mengenal budaya bangsanya dan puisi dalam sebentuk ungkapan-ungkapan dari pengalaman dan harapan mereka. Sehingga mereka peserta didik yang usianya remaja,bukan sebagai obyek tetapi sebagai subyek dalam menentukan nasib diri dan bangsanya.Kesadaran untuk tak bisa menolak Brad Pitt dan Shin Min Ah tetapi juga mampu merumat dan melestarikan budaya tradisi yang kaya kearifan lokal secara dinamis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun