Mohon tunggu...
HIDAYAT
HIDAYAT Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

"Saya merupakan seorang praktisi pendidikan Selain itu, saya juga berperan aktif dalam berbagai lembaga dan organisasi Islam di Kabupaten Bandung, berkomitmen dalam mengembangkan dan memperkuat komunitas melalui pendidikan dan kegiatan sosial."

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pentingnya Pendidikan Akhlak terhadap Anak

13 Oktober 2024   20:47 Diperbarui: 13 Oktober 2024   20:54 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Oleh Hidayat


Akhlak merupakan bagian integral dari pendidikan seorang anak. Dalam kitab "Akhlak Lilbanen", dijelaskan bahwa akhlak yang baik adalah pondasi bagi pembentukan karakter anak. Anak yang beradab tidak hanya mengandalkan pengetahuan akademis, tetapi juga memiliki perilaku yang mencerminkan nilai-nilai moral dan etika. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2021, sekitar 40% dari anak-anak di Indonesia mengalami masalah perilaku yang berhubungan dengan kurangnya pendidikan akhlak. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan akhlak perlu menjadi prioritas dalam sistem pendidikan nasional.

Pentingnya akhlak dalam pendidikan anak juga tercermin dalam berbagai penelitian yang menunjukkan bahwa anak-anak yang dibekali pendidikan akhlak cenderung memiliki hubungan sosial yang lebih baik. Sebuah studi yang dilakukan oleh Universitas Gadjah Mada pada tahun 2020 menunjukkan bahwa anak-anak yang mendapatkan pendidikan akhlak memiliki kemampuan empati yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak. Ini menunjukkan bahwa akhlak bukan hanya tentang perilaku individu, tetapi juga tentang bagaimana anak berinteraksi dengan lingkungannya.

Dalam konteks pendidikan formal, kurikulum yang mengintegrasikan nilai-nilai akhlak dapat membantu anak-anak memahami pentingnya perilaku baik. Misalnya, program pendidikan karakter yang diterapkan di beberapa sekolah di Indonesia telah menunjukkan hasil positif dalam mengurangi perilaku agresif di kalangan siswa. Data dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menunjukkan bahwa sekolah yang menerapkan pendidikan karakter mengalami penurunan angka kasus bullying hingga 30% dalam dua tahun terakhir.

Selain itu, lingkungan keluarga juga memegang peranan penting dalam pembentukan akhlak anak. Dalam kitab "Akhlak Lilbanen", dijelaskan bahwa orang tua harus menjadi teladan bagi anak-anak mereka. Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Padjadjaran pada tahun 2021 menunjukkan bahwa anak-anak yang tumbuh di lingkungan keluarga yang menerapkan nilai-nilai akhlak cenderung lebih disiplin dan bertanggung jawab. Ini menunjukkan bahwa pendidikan akhlak harus dimulai dari rumah sebelum anak memasuki dunia pendidikan formal.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa akhlak adalah aspek yang sangat penting dalam pendidikan anak. Mengintegrasikan pendidikan akhlak dalam kurikulum dan membangun lingkungan keluarga yang mendukung nilai-nilai moral akan membantu anak-anak menjadi individu yang beradab dan bertanggung jawab.

A. Peran Keluarga dalam Pembentukan Akhlak Anak

Keluarga merupakan unit sosial pertama yang berfungsi sebagai tempat pembelajaran bagi anak. Dalam kitab "Akhlak Lilbanen", dijelaskan bahwa akhlak anak sangat dipengaruhi oleh pola asuh orang tua dan lingkungan keluarga. Menurut data dari UNICEF, sekitar 70% dari perkembangan karakter anak ditentukan oleh interaksi mereka dengan anggota keluarga dalam lima tahun pertama kehidupan mereka. Ini menunjukkan bahwa peran keluarga dalam membentuk akhlak anak sangat krusial.

Orang tua yang menerapkan nilai-nilai akhlak dalam kehidupan sehari-hari akan memberikan contoh yang baik bagi anak-anak mereka. Penelitian dari Lembaga Penelitian Pendidikan menunjukkan bahwa anak-anak yang melihat orang tua mereka berperilaku baik cenderung meniru perilaku tersebut. Misalnya, jika orang tua menunjukkan sikap saling menghormati dan berbagi, anak-anak akan lebih mungkin untuk mengadopsi perilaku tersebut. Hal ini sejalan dengan prinsip yang diajarkan dalam "Akhlak Lilbanen" bahwa akhlak yang baik harus dimulai dari diri sendiri sebelum diajarkan kepada orang lain.

Selain itu, komunikasi yang baik antara orang tua dan anak juga berperan penting dalam pembentukan akhlak. Sebuah studi yang dilakukan oleh Universitas Indonesia pada tahun 2022 menunjukkan bahwa anak-anak yang memiliki komunikasi yang terbuka dengan orang tua mereka cenderung lebih memahami nilai-nilai moral dan etika. Ini menunjukkan bahwa orang tua harus aktif dalam mendiskusikan pentingnya akhlak dengan anak-anak mereka, sehingga anak-anak dapat memahami dan menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Namun, tantangan dalam pembentukan akhlak anak sering kali muncul dari lingkungan luar, seperti teman sebaya dan media sosial. Dalam kitab "Akhlak Lilbanen", ditekankan bahwa orang tua perlu memberikan bimbingan kepada anak-anak mereka untuk memilih teman yang baik dan mengonsumsi konten yang positif. Data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menunjukkan bahwa 60% anak-anak di Indonesia mengakses media sosial, yang dapat mempengaruhi perilaku mereka. Oleh karena itu, orang tua harus aktif dalam mengawasi dan membimbing anak-anak mereka dalam penggunaan media sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun