Mohon tunggu...
Hidayat Nur Khalid
Hidayat Nur Khalid Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar/Mahasiswa

Futsal

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Aggregate Demand

31 Juli 2022   17:20 Diperbarui: 31 Juli 2022   17:29 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa sih Agregat demand itu…???

Aggregate demand atau permintaan agregat adalah nilai seluruh permintaan pada seluruh jenis produk barang dan jasa yang dibuat dalam suatu periode tertentu.

Nah kemudian nilai permintaan yang terdapat di dalam agregat ini akan dinyatakan dalam wujud nilai keseluruhan yang yang digunakan untuk produk barang dan jasa tersebut hingga level harga yang lebih spesifik dan pada periode waktu tertentu.

Agregat demand mencakup apa aja nih

Nah ada beberapa hal nih yang mencakup aggregate demand yaitu seluruh barang konsumsi, barang modal yang digunakan untuk proses produksi, kegiatan ekspor impor, dan juga program pembelanjaan pemerintah negara. Setiap variabel ini yang nantinya akan dianggap sama selama diperdagangkan pada nilai pasar yang sama.

Permintaan agregat ini juga bisa dihitung dalam jangka waktu yang panjang loh, yang biasa sering disebut dengan PDB atau permintaan Domestik Bruto. Bila PDB ini akan menggambarkan nilai total dan juga barang yang dibuat, maka aggregate demand akan mewakili keinginan pada barang dan juga jasa.

Apa aja sih yang bisa pengaruhin Aggregate Demand...??

Pertama, Perubahan Suku Bunga

Naik atau turunnya nilai suku bunga bisa banget pengaruhi keputusan yang dibuat oleh setiap konsumen dan para pebisnis. Turunnya suku bunga juga akan berdampak pada menurunnya biayaseperti keperluan rumah tangga, kendaraan, dan juga rumah. Nah ketika suku bunga sedang rendah, maka perusahaan bisa mengajukan pinjaman dengan suku bunga yang lebih rendah. 

Hal ini cenderung akan terjadi peningkatan pada belanja modal. Sebaliknya, ketika suku bunga meningkat, maka biaya pinjaman untuk perorangan maupun perusahaan akan cenderung meningkat juga. Dalam kondisi seperti ini, pengeluaran yang terjadi akan cenderung menurun atau melambat. Dan kenaikan harga akan sangat mempengaruhi jumlah pengeluaran.

Kedua, Tingkat Pendapatan dan Kesejahteraan Masyarakat

Saat pendapatan nasional memang sedang meningkat, maka pendapatan setiap rumah tangga akan turut meningkat. Di saat seperti inilah permintaan agregat akan turut meningkat. Sebaliknya, penurunan pendapatan nantinya akan berimbas pada menurunnya jumlah aggregate demand. 

Ketika suatu negara masuk ke dalam jurang resesi, maka kondisi tersebut akan sangat berdampak pada aggregate demand. Bila masyarakat merasa kondisi ekonomi dalam negerinya sedang aman, maka mereka akan cenderung belanja lebih banyak yang nantinya akan berdampak pada menurunnya tabungannya. Akan berbeda saat resesi terjadi, masyarakat akan cenderung berupaya meningkatkan jumlah tabungannya.

Ketiga, Perubahan Ekspektasi Inflasi

Bila suatu negara sedang mengalami peningkatan laju inflasi, maka umumnya akan terjadi pula peningkatan harga barang dan jasa dalam negeri. Bila masyarakat merasa negaranya sedang mengalami inflasi, maka mereka akan melakukan pembelian sebelum harga komoditas menjadi meningkat tinggi. Kondisi tersebut akan menyebabkan aggregate demand menjadi meningkat. 

Sebaliknya, bila masyarakat merasa harga komoditas akan segera mengalami penurunan dalam waktu yang dekat, maka mereka akan cenderung menunggu hingga harganya turun. Hal ini akan membuat aggregate demand menjadi menurun juga.

Keempat, Perubahan Nilai Tukar Mata Uang

Nilai mata uang juga akan turut memberikan dampak besar pada aggregate demand. Bila nilai mata uang dalam suatu negara sedang anjlok, maka harga barang tentu akan semakin mahal, khususnya barang impor. Sebaliknya, bila mata uang sedang meningkat, maka harga barang impor pun akan cenderung lebih murah. Naik turunnya harga ini pun akan turut mempengaruhi nilai aggregate demand.

Gimana nih Cara Menghitung Aggregate Demand..???

Ada beberapa hal yang harus diketahui dalam menghitung standar aggregate demand nih, yaitu pertama, rencana biaya pengeluaran untuk produk barang atau jasa (C), kedua, rencana pengeluaran yang digunakan untuk investasi (I), ketiga, pengeluaran anggara pemerintah (G), keempat, kegiatan Ekspor (X), dan kegiatan Impor (M). Nah berikut rumusnya:

AD = C + I + G + (X – M).

Kemudian apa sih pengaruh utang pada aggregate demand....???

Utang memiliki peranan yang penting banget nih pada tinggi atau rendahnya nilai aggregate demand. Pada dasarnya, aggregate demand adalah mengeluarkan mata uang dengan tujuan untuk konsumsi, investasi, dll. Mengeluarkan uang ini akan sangat tergantung dengan jumlah pendapatan yang diperoleh. Berikut ini adalah gambaran singkatnya:

Pendapatan – Pengeluaran = Jumlah Tabungan

Atau:

Pengeluaran = Pendapatan – Tabungan = Pendapatan + Utang.

Itu artinya, jumlah uang yang Anda keluarkan adalah yang bisa ditambah jumlah yang Anda pinjam. Contohnya begini, bila si X mengeluarkan uang 5 juta sementara pendapatannya adalah 4 juta, maka si x pasti akan meminjam sisa 1 juta tersebut. Pun saat si X ternyata memiliki penghasilan 4 juta dan hanya bisa mengeluarkan 3 juta, maka ia pasti memiliki tabungan senilai 1 juta.

Nah kalah banyak dari masyarakat yang mengajukan pinjaman, itu artinya tingkat kepercayaan publik pada kondisi keuangan negara saat itu sedang baik.

Karenanya, nilai aggregate demand pun akan meningkat. Nah berbeda kasusnya kalau kondisi ekonomi ternyata sedang menurun, maka konsumen akan cenderung menahan diri untuk membeli produk barang atau jasa yang mahal dan menghindari kredit. Sehingga, nilai aggregate demand akan menurun.

Kondisi Ekonomi dan Aggregate Demand

Kondisi ekonomi yang terjadi dalam skala nasional maupun internasional akan turut memberikan dampak pada nilai aggregate demand  di suatu negara. Dalam kondisi resesi, setiap konsumen dan produsen tentu akan cenderung menekan pengeluarannya. Untuk itu, jumlah pengajuan kredit pun akan berkurang.

Hal seperti ini akan berdampak pada pengeluaran produksi dan juga instrumen investasi. Akan ada banyak pebisnis yang mengalami kerugian karena banyak faktor, baik itu dari kurangnya modal, atau penjualan yang menurun drastis. Untuk itu, perusahaan harus terpaksa mengurangi jumlah karyawannya.

Efeknya, akan ada banyak banget nih masyarakat yang menjadi pengangguran. Untuk itu, kondisi ekonomi pada suatu negara akan sangat berdampak pada nilai aggregate demand.

Komponen Aggregate Demand

Nah agar kita bisa memahami aggregate demand  lebih dalam lagi, mari kita gambarkan berbagai komponennya. Kurang lebih kita bisa menghitung aggregate demand  dari empat sektor ekonomi makro.

Pertama, Konsumsi.

Konsumsi mampu mewakili tingkat pengeluaran rumah tangga untuk barang dan juga jasa. Hal penentu yang paling utama dari komponen yang satu ini adalah pendapatan disposibel atau pendapatan setelah pajak atau pendapatan sekali digunakan.

Tingginya pengeluaran sekali pakai akan mampu meningkatkan konsumsi dan juga tabungan. Tingginya tabungan dan juga konsumsi rumah tangga dari tambahan uang yang diterima tergantung dari kebiasaan rumah tangga tersebut.

Kita bisa mengukur kebiasan ini dengan menggunakan indikator kecenderungan mengonsumsi marginal dengan kecenderungan menabung marginal.

Kedua, Investasi

Pengeluaran investasi adalah pembelian produk barang atau jasa yang dilakukan oleh bisnis. Pembelian ini umumnya digunakan untuk modal fisik, yang sangat paling penting untuk kapasitas produksi mereka. Keputusan investasi inti tergantung pada tingkat keuntungan yang diharapkan dan juga biaya pendanaan.

Ketiga, Pengeluaran Pemerintah

Pengeluaran pemerintah dianggap sebagai variabel eksogen. Kondisi itu terjadi dikarenakan berbagai variabel ekonomi didalamnya tidak mampu mempengaruhi keputusan pengeluaran.

Keempat, Ekspor Bersih

Nilai ekspor bersih adalah nilai ekspor yang sudah dikurang dengan impor. Ekspor adalah permintaan dari pihak luar negeri untuk produk dalam negeri. Sedangkan impor adalah permintaan domestik untuk produk dari luar negeri. Komponen ini ditentukan dari pendapatan dan juga harga yang relatif antara ekonomi domestik dan juga dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun