Mohon tunggu...
Achmad Nur Hidayat
Achmad Nur Hidayat Mohon Tunggu... Konsultan - Pakar Kebijakan Publik

Achmad Nur Hidayat (Born in Jakarta) previously earned Master Public Policy on Economic Policies from Lee Kuan Yew School of Public Policy National University of Singapore (NUS) and from Tsinghua University, Beijing China in 2009. He had an executive education from Harvard Kennedy School of Government, Boston-USA in 2012. He is currently assisting and providing recommendation for both the Supervisory Board of Central Bank of Indonesia and Government of Indonesia in the effort to increase sustainable economic growth, maintain the financial system stability and reinvent human resources capacities in line with technological disruption. He was Chairman of Student Boards (Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia) University of Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ancaman Pangan di Depan Mata, Semua Tergantung pada Manajemen APBN 2023

4 Agustus 2022   21:51 Diperbarui: 4 Agustus 2022   22:10 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk mewaspadai bahaya kelaparan, pemerintah pusat harus membentuk satgas khusus ketahanan pangan yang terisi instansi kementerian pertanian, perekonomian, kementerian PUPR, Badan Pangan Nasional, BUMN dan TNI dan Kementerian Pertahanan.

Tugas satgas khusus tersebut tidak hanya koordinasi namun eksekusi memanfaatkan tanah kosong untuk menghasilkan tanaman produktif.

Selain itu, Kementerian Keuangan perlu cermat lagi dalam memprioritaskan belanja negara. Pembangunan Infrasturktur IKN, menggunaan APBN untuk kereta api cepat perlu ditunda dan alokasi dananya dialihkan memperkuat program ketahanan pangan.

DPR RI jangan diam saja, APBN ini harus dikawal dan APBN 2023 seharusnya dipergunakan sebesarnya untuk menyiapkan cadangan pangan dan program bansos yang lebih besar bukan pada belanja infrastruktur dan IKN.

Tentu semuanya tergantung dari political will Presiden Jokowi sendiri, apakah peduli dengan mencari jalan keluar yang komprehensif ditengah keterbatasan APBN atau masih mengejar proyek mercusuar diatas ancaman kelaparan dan kerentanan pangan Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun