Mohon tunggu...
Achmad Nur Hidayat
Achmad Nur Hidayat Mohon Tunggu... Konsultan - Pakar Kebijakan Publik

Achmad Nur Hidayat (Born in Jakarta) previously earned Master Public Policy on Economic Policies from Lee Kuan Yew School of Public Policy National University of Singapore (NUS) and from Tsinghua University, Beijing China in 2009. He had an executive education from Harvard Kennedy School of Government, Boston-USA in 2012. He is currently assisting and providing recommendation for both the Supervisory Board of Central Bank of Indonesia and Government of Indonesia in the effort to increase sustainable economic growth, maintain the financial system stability and reinvent human resources capacities in line with technological disruption. He was Chairman of Student Boards (Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia) University of Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Makna Geopolitik Pertemuan 2 Jenderal dan 2 Presiden

26 Juli 2022   14:41 Diperbarui: 26 Juli 2022   15:27 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memang benar, bahwa Indonesia memainkan peran dua kaki. Kaki ekonomi dan investasi diletakan pada sisi China sementara kaki militer diletakan pada sisi Amerika Serikat.

Sebenarnya langkah tersebut berbahaya dan tidak sesuai dengan mandat konstitusi UUD dimana Indonesia harus terlibat aktif dalam perdamaian dunuia.

Kesannya permainan dua kaki pemeritahan Indonesia tersebut malah terkesan memanfaatkan ketegangan dan bukannya meredakannya.

Rekomendasi

Sikap yang bijak bagi Indonesia adalah bukan dengan bermain dua kaki namun Indonesaia harus dengan tegas menyampaikan rencana agenda rekonsiliasi atas Laut China Selatan.

Langkah tersebut dengan membangun pertemuan-pertemuan formal dan informal dengan para pihak yang sedang berselisih tegang seperti China-Kamboja, Thailand, Filipina dan Australia.

Sikap Indonesia yang terbaik Bukan Memihak dan Memanfaatkan Tapi Menyatukan

Kesan Indonesia memanfaatkan China dalam hal ekonomi dan investasi dan memanfaatkan AS dalam hal militer harusnya tidak dijadikan ajang memanfaatkan ketegangan yang ada. Ini namanya bermain api dimasa depan.

Sikap bermain api harusnya dihindarkan. Ketegangan dapat meruncing menjadi physical war yang manakala terjadi Indonesia dapat menjadi korban pertamanya.

Semoga Politik luar negeri Indonesia dapat dimainkan dengan cerdas dan bijak dan bukannya menggunakan ketegangan untuk memanfaatkan kepentingan domestik. Apalagi untuk kepentingan pilpres 2024. Kacau!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun