Mohon tunggu...
Hidayat Harsudi
Hidayat Harsudi Mohon Tunggu... Akuntan - The Accountant

Tinggal di Kota Makassar - Auditor, Pemain Musik, dan Penikmat Film

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kehidupan Minimalis Saya

13 Agustus 2021   23:28 Diperbarui: 13 Agustus 2021   23:31 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam itu sehabis nonton film, saya mulai menyortir pakaian yang ada di dalam lemari saya. Meski lemari saya cukup kecil, namun itu penuh dengan pakaian yang tidak tertata. Awalnya saya mengeluarkan semua pakaian dari dalam lemari dan memisahkannya berdasarkan sering atau tidaknya saya pakai. 

Ada kemeja yang sudah bertahun-tahun tidak pernah saya gunakan, ada celana jeans yang saya lupa kenapa bisa ada di lemari, dan banyak barang yang baru saya sadari ternyata ada di dalam lemari selama bertahun-tahun. "Saya akan mengosongkan lemari ini dan memulai kehidupan minimalis saya hari ini" tekad saya waktu itu.

Sebelum memulai kehidupan minimalis, pertama saya berkenalan dengan kata minimalis adalah saat Ibu saya menugaskan untuk merenovasi rumahnya yang saya tinggali. Saya memulai tugas mulia ini dengan mencari banyak referensi model rumah minimalis lewat pinterest karena pada saat itu, rumah minimalis sedang tren. 

Saya mengetik di kolom pencarian "model rumah minimalis" dan keluarlah gambar eksterior dan interior rumah minimalis yang sangat memanjakan mata itu. "Model seperti ini yang cocok buat saya dan Ibu saya akan menyukainya juga" pikir saya waktu itu. 

Saya pun memilih beberapa model dan menyesuaikan dengan budget dan akhirnya saya mendatangkan tukang untuk mengerjakannya. Rumah selesai direnovasi dan saya menuai banyak decak kagum dari tetangga, teman-teman, dan tentu saja Ibu saya.

Setelah mendapatkan kesan yang baik dengan kata minimalis, Saya kembali mengetik di kolom pencarian "gaya hidup minimalis", kali ini saya mengetiknya di youtube. 

Beragam video tentang hidup minimalis muncul sesuai dengan rekomendasi algoritma youtube. Lewat dari youtube inilah saya bisa sampai menonton film yang saya sebutkan di paragraf awal. 

Film ini merupakan film Thailand yang rilis tahun pada 2019 dengan judul "Happy Old Year". Film ini bercerita tentang seorang wanita yang ingin mengorganisasikan ulang rumahnya untuk menjadi kantor. Rumahnya penuh dengan barang dan ia ingin membuang semua barang itu. Namun, ia menemui kesulitan saat akan membuang beberapa barang.

Kesulitan yang dirasakan oleh Jean, tokoh utama dalam film Happy Old Year saat akan menyingkirkan barang-barangnya juga saya alami. Terutama menyingkirkan barang-barang yang sifatnya sangat sentimentil. 

Saran saya, ketika akan menyingkirkan barang-barang seperti itu, simpanlah dulu di dalam kardus sebelum membuangnya. Pikir baik-baik dan tanamkan di dalam pikiran kalau itu hanyalah sekedar barang. 

Selain menyingkirkan barang sentimentil, kesulitan yang juga saya alami adalah berdebat dengan anggota keluarga saat akan membuang beberapa barang. 

Ini terjadi karena kita memiliki penilaian yang berbeda tentang kegunaan barang dan layak atau tidaknya barang itu dibuang. Cobalah untuk berdamai dengan keluarga dan yakinkan mereka bahwa rumah akan tampak lebih baik bila barang itu disingkirkan.

Setelah menyingkirkan banyak barang, dampak pertama yang saya rasakan adalah rumah jadi kelihatan lebih luas. Ruangan nampak lebih lapang dan memudahkan kita bernafas. 

Barang yang lebih sedikit ternyata dapat membuat kita lebih fokus dan bisa menghemat energi dan waktu kita. Kita jadi lebih mudah untuk membersihkan rumah dan mempersingkat waktu kita untuk memilih pakaian yang akan digunakan. 

Melihat rumah yang tertata rapi juga membuat kita lebih peduli dengan kebersihan rumah, Jika biasanya saya tidak terlalu peduli dengan sarang laba-laba di sudut ruangan, kini saya sangat memperhatikannya.

Seperti pemula pada umumnya, saya juga mengalami masalah saat memulai kehidupan minimalis. Hidup minimalis biasa diidentikkan dengan memakai kaos polos dalam berpakaian, setidaknya itu yang saya liat dikenakan oleh Raditya Dika di video youtubenya. 

Masalah saya adalah ketika mengeluarkan banyak kaos bergambar dari lemari, saya mulai merasa harus menggantinya dengan kaos polos. Bulan pertama kehidupan menimalis saya dimulai dengan membeli 6 buah kaos polos dan 2 hoodie polos. Sebuah perilaku konsumtif yang sangat tidak minimalis. Jangan sampai ditiru....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun