Selain anggaran, pemerintah juga memfasilitasi umat muslim dalam menjalankan ibadahnya seperti ibadah haji. Hari libur nasional juga mengikuti perayaan hari besar keagamaan. Bahkan kalender pendidikan diatur sedemikian rupa mengikuti jadwal puasa dan idul fitri.Â
Pembangunan mesjid seringkali diwadahi oleh pemerintah daerah seperti pemerintah DKI Jakarta di masa kepemimpinan Ahok yang membangun Mesjid Raya Jakarta dan Mesjid Fatahilla. Di Berbagai Daerah mesjid-mesjid direnovasi dan dibangun agar terlihat megah. Tak jarang dana pembangunan mesjid berasal dari  APBD.
Tapi, apapun hal positif yang dilakukan pemerintah selalu dianggap buruk oleh sebagian orang yang mengatasnamakan umat islam tadi. Di media sosial, Jokowi adalah lambang pemerintah yang dzolim. Hal apapun yang dilakukan oleh jokowi selalu ditanggapi negatif oleh orang-orang ini.Â
Jokowi dalam kunjungannya sering mengunjungi pesantren. Dari kunjungannya tersebut tak jarang ia mendapat dukungan dari ulama pesantren untuk kembali maju di pilpres 2019. Hal ini yang tidak disuka oleh mereka. Mereka tidak akan mengakui ulama yang mendukung jokowi. Mereka menuduhnya sebagai ulama palsu.
Apakah umat yang merasa terpinggirkan memang dipinggirkan oleh pemerintah? Ataukah mereka meminggirkan dirinya sendiri?. Meminggirkan pikiran mereka dan menggunakan kebencian dalam menyikapi berbagai masalah. Segala sesuatu hal baik dianggap buruk dan pasti ada rencana buruk dari suatu kebaikan yang dilakukan. Umat yang merasa terpinggirkan terus bertambah banyak seiring mendekati tahun 2019.Â
Berita-berita umat yang dizholimi berseliweran di media sosial maupun situs-situs berita online. Apakah umat yang merasa terpinggirkan ada hubungannya dengan pilpres 2019 yang semakin dekat?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H