Mohon tunggu...
Hidayat Harsudi
Hidayat Harsudi Mohon Tunggu... Akuntan - The Accountant

Tinggal di Kota Makassar - Auditor, Pemain Musik, dan Penikmat Film

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jembatan Pahlawan di Bumi Latemmamala

6 Juli 2017   14:33 Diperbarui: 8 Juli 2017   02:07 619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jembatan Pacongkan : tribuntimur

Saat mendengar kata jembatan, apa yang terbesit dalam pikiran anda? itu bisa saja sebuah penghubung, bisa pula beton, seonggakan besi, atau bisa juga sesuatu yang indah. Jembatan lahir untuk membantu manusia dalam mobilitasnya, membantu mereka untuk bepergian tanpa perlu terhalang oleh sungai maupun laut. Tanpa jembatan mustahil kita bisa bepergian kemana saja menggunakan kendaraan kita tanpa ada halangan. Namun, apa yang terjadi saat jembatan yang menjadi tempat kita bergantung dalam bepergian sudah tua, rusak, menakutkan, atau bahkan tidak bisa dilalui kendaraan lagi.

Inilah yang terjadi pada salah satu jembatan yang ada di Kabupaten Soppeng. Bagi yang tidak tahu kabupaten yang satu ini bisa anda ambil peta indonesia dan menarik garis lurus dari ujung ke ujung dan mendapatkan titik  pertemuan garis itulah kabupaten Soppeng. Kabupaten yang ketika anda searching di google akan menumukan gambar kelelawar. di wilayah timur kabupaten ini terdapat sebuah jembatan yang menghubungkan dua kecamatan. jembatan sepanjang kurang lebih 100 meter berada di atas sungai walennae dan menghubungkan kecamatan liliriaja dan kecamatan citta. 

Saat hari kamis jembatan ini sibuk membantu petani maupun pedagang  membawa dagangan mereka untuk dijual di pasar yang letaknya 50 m dari jembatan. Di hari-hari biasa sibuk membantu menopang mobil yang mengantar anak sekolah. oleh warga sekitar biasa menyebut jembatan ini dengan nama jembatan Pacongkang. Jembatan ini sudah ada sebelum saya dilahirkan. kini umur saya sudah 21 tahun. jembatan Pacongkang adalah jembatan gantung yang besinya sudah karatan dan kayunya sudah berjatuhan di sungai, namun tak henti bertahan demi terus menopang warga yang sangat bergantung padanya. 

Saat musim hujan datang, kayu-kayu pada jembatan menjadi cepat lapuk dan mulai berjatuhan. Warga sekitar pun mulai memperbaiki dengan swadaya. Ada yang menyumbangkan pohon kelapanya untuk ditebang dan diambil kayunya, ada pula yang membawa mesin las, ada yang memberikan uang sumbangan, dan ada pula yang membantu dengan tenaga. Mereka beramai-ramai merawat jembatan yang sudah lansia ini sehingga bisa digunakan dengan normal kembali. 

Namun, jembatan yang sudah berumur ini nampaknya kondisinya kian hari makin buruk. Besi penopang mulai karatan dan ini membutuhkan tidak sedikit tenaga dan biaya untuk diperbaiki. Seiring waktu berjalan jembatan pacongkang mulai menyadari usianya yang tak lama lagi berakhir. Namun, ia terus bertahan demi menopang warga yang sangat bergantung padanya. warga akan kesulitan kalau ia tiba-tiba ambruk dan mati. warga harus menyeberangi sungai yang dalam dengan arus yang lumayan deras. Hal ini mungkin akan menciptakan lapangan kerja baru namun tentu tak diinginkan oleh warga sekitar maupun jembatan pacongkang sendiri.

Saat menyadari dirinya yang semakin rapuh, jembatan Pacongkang mulai mengidam-idamkan penggantinya. sebuah jembatan yang bisa menopang anak-anak untuk pergi bersekolah. menopang petani membawa hasil taninya ke pasar dan membantu pedagang membawa dagangannya ke pasar. jembatan yang diidamkan oleh jembatan pacongkang tidaklah harus mewah dan terlihat apik, ia hanya cukup mampu menopang warga yang ingin melaluinya tanpa perlu merasa takut. Tapi hingga kini jembatan yang diidamkannya belum diberikan. jembatan pacongkang hanya bisa berharap sambil terus berdoa akan mendapatkan jembatan yang diidam-idamkannya.

Sembari jembatan pacongkang terus berharap dan berdoa untuk jembatan idamannya, saya menulis tulisan tentang jembatan yang menjadi pahlawan dari warga soppeng ini. Sebuah jembatan yang saat saya melaluinya membuat jantung terus berdegup kencang dan membuat saya berkata wah saat melihat keindahan jembatan ini dari kejauhan. Jika kota Gotham yang identik dengan kelelawar memiliki pahlawan bernama Batman, maka Kabupaten Soppeng yang juga identik dengan kelelawar memiliki pula pahlawan. Pahlawannya bukanlah manusia super, publik figur, atau robot tetapi sebuah jembatan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun