Seribu lima ratus sembilan
di bawah mendung sore yang bersahaja
sebuah kapal melintas dari Malaka ke Maluku
utusan bangsa Portugis datang membawa misi
rempah-rempah dan hasil bumi
dipimpin Alfonso de Alberquenque
periode penjajahan menimpa nusantara sejak itu
Seribu lima ratus dua puluh satu
para pelayar Spanyol pun menginjak tanah pribumi
mereka terpesona akan melimpahnya kekayaan alam
lewat perjanjian Saragosa, perwakilan Raja Charles I terpaksa angkat kaki
meski singkat, kedatangan Sebastian del Cano dan rombongan membawa bekas amat hitam
Tahun tahun berganti
penduduk merasakan pil pahit penjajahan
peperangan terjadi berulang kali
banyak keringat darah mengucur dan nyawa hilang
Seribu lima ratus sembilan puluh enam
pantai Banten menjadi saksi kunci kedatangan Cornelis de Houtman
pasukan Belanda tiba dengan membusungkan dada
menyusul Willem Daendels mengikuti perintah raja Prancis Louis Napoleon pada 1808
kemudian 1811 tentara Inggris di bawah pimpinan Thomas Stamford Raffles
Nusantara dalam bayang-bayang penjajah
setiap hari adalah ironi
setiap orang adalah korban
yang siap mati kapan saja
periode gelap dalam sejarah manusia mulai tersusun anak tangganya
Tak tinggal diam, pemuda nusantara membangun perlawanan
segala medan tempur mereka lalui
pemberontakan, perang kota, perang hutan, dan tulisan pedas disebar
orasi-orasi kebangsaan dilakukan sebagai pelumas membakar semangat yang satu; satu tanah, satu bangsa, dan satu bahasa
Gerakan Budi Utomo didirikan mahasiswa Stovia pada 1908
muncul oganisasi kedaerahan untuk menggagas penyatuan nusantara
Jong Java, Jong Celebes, Jong Ambon, hingga Jong Batak menandai kelahiran "Sumpah Pemuda" 1928
seribu sembilan ratus empat puluh dua
penjajah dari dataran Asia tiba
Jepang datang saat buku "Naar de Republiek Indonesia" sudah dikonsumsi
masyarakat tergoda akan magisnya kata Tan Malaka yang artinya "Menuju Republik Indonesia"
hasrat merdeka semakin merasuki naluri pribumi
Jepang takluk dari tangan sekutu
Syahrir telah mendengar kabar ituÂ
tak terbendung, kumpulan pemuda yang diwakili Shadonco Singgih menculik Soekarno-Hatta
melalui "Peristiwa Rengasdengklok" para pemuda menuntut Soekarno-Hatta segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia
akhirnya, kisah-kisah berdarah itu mengantarkan Indonesia merdeka
Rahmat H Tutupoho
Yogyakarta, 11 Agustus 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H