Mohon tunggu...
Hidayat Tutupoho
Hidayat Tutupoho Mohon Tunggu... Freelancer - PENGANGGURAN BANYAK ACARA

Bola Gitar

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kisah Berdarah Sebelum Merdeka

17 Agustus 2024   16:47 Diperbarui: 17 Agustus 2024   16:50 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Seribu lima ratus sembilan

di bawah mendung sore yang bersahaja

sebuah kapal melintas dari Malaka ke Maluku

utusan bangsa Portugis datang membawa misi

rempah-rempah dan hasil bumi

dipimpin Alfonso de Alberquenque

periode penjajahan menimpa nusantara sejak itu

Seribu lima ratus dua puluh satu

para pelayar Spanyol pun menginjak tanah pribumi

mereka terpesona akan melimpahnya kekayaan alam

lewat perjanjian Saragosa, perwakilan Raja Charles I terpaksa angkat kaki

meski singkat, kedatangan Sebastian del Cano dan rombongan membawa bekas amat hitam

Tahun tahun berganti

penduduk merasakan pil pahit penjajahan

peperangan terjadi berulang kali

banyak keringat darah mengucur dan nyawa hilang

Seribu lima ratus sembilan puluh enam

pantai Banten menjadi saksi kunci kedatangan Cornelis de Houtman

pasukan Belanda tiba dengan membusungkan dada

menyusul Willem Daendels mengikuti perintah raja Prancis Louis Napoleon pada 1808

kemudian 1811 tentara Inggris di bawah pimpinan Thomas Stamford Raffles

Nusantara dalam bayang-bayang penjajah

setiap hari adalah ironi

setiap orang adalah korban

yang siap mati kapan saja

periode gelap dalam sejarah manusia mulai tersusun anak tangganya

Tak tinggal diam, pemuda nusantara membangun perlawanan

segala medan tempur mereka lalui

pemberontakan, perang kota, perang hutan, dan tulisan pedas disebar

orasi-orasi kebangsaan dilakukan sebagai pelumas membakar semangat yang satu; satu tanah, satu bangsa, dan satu bahasa

Gerakan Budi Utomo didirikan mahasiswa Stovia pada 1908

muncul oganisasi kedaerahan untuk menggagas penyatuan nusantara

Jong Java, Jong Celebes, Jong Ambon, hingga Jong Batak menandai kelahiran "Sumpah Pemuda" 1928

seribu sembilan ratus empat puluh dua

penjajah dari dataran Asia tiba

Jepang datang saat buku "Naar de Republiek Indonesia" sudah dikonsumsi

masyarakat tergoda akan magisnya kata Tan Malaka yang artinya "Menuju Republik Indonesia"

hasrat merdeka semakin merasuki naluri pribumi

Jepang takluk dari tangan sekutu

Syahrir telah mendengar kabar itu 

tak terbendung, kumpulan pemuda yang diwakili Shadonco Singgih menculik Soekarno-Hatta

melalui "Peristiwa Rengasdengklok" para pemuda menuntut Soekarno-Hatta segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia

akhirnya, kisah-kisah berdarah itu mengantarkan Indonesia merdeka

Rahmat H Tutupoho

Yogyakarta, 11 Agustus 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun