Mohon tunggu...
HIDAYAH SUSATRI
HIDAYAH SUSATRI Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika di SMPN 1 Turen, Kab. Malang

Lahir di Jombang dan tinggal di Malang, Jawa Timur. Pernah menempuh pendidikan di Unesa dan UM.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Siswaku, Anakku Sekaligus Teman Sejawatku

24 Agustus 2014   15:17 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:42 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini kisah nyata yang aku alami selama menjadi guru..........

Tiga tahun pertama menjadi guru tepatnya tahun pelajaran 2001/2002 aku memiliki seorang siswi yang inisialnya M. Dia termasuk istimewa selama aku mengajar di SMP Negeri 1 Ampelgading yang hingga sekarang sudah hampir 16 tahun. M adalah anak desa/gunung dengan kondisi keluarga buruh tani pas-pasan, anak ke-9 dari 10 bersaudara. Tujuh orang kakaknya hanya berhasil menempuh pendidikan hingga jenjang SMP/MTs, dan satu orang kakaknya yang nomor 8 sampai jenjang SMA. Prestasi akademik M selama di SMP sangat membanggakan, dia selalu ranking 1 pararel selama 3 tahun. Nilai Matematika selalu bagus, baik ulangan harian, semester bahkan Ujian Nasional. Selama 3 tahun kebetulan selalu saya yang menjadi guru matematikanya. Saya ingat betul saat itu selalu ada ulangan umum bersama se kabupaten Malang. Untuk memotivasi siswa, sebagai guru saya selalu menjanjikan semacam hadiah bagi siswa yang dapat memperoleh nilai sempurna (100). Hadiah berupa benda yang cocok dengan usia anak SMP atau kadang berupa benda yang sangat dibutuhkan siswa mulai tas, sepatu dll. Hampir setiap kesempatan itu saya berikan, ternyata M lah yang selalu memperoleh hadiah itu. Sampai hasil Ujian Nasional pun dia tetap nomor 1   dengan nilai Matematika 10.

Begitu kelulusan tiba, M saya tanya mau melanjutkan ke mana, ternyata dia tidak tahu mau sekolah di mana. Kalau menuruti kemauan dan kemampuan orang tua  M diharap sekolah SMA swasta yang tidak jauh dari rumahnya agar tidak menambah beban tambahan seperti biaya kos, transport dan uang saku. Di samping itu masih bisa bantu orang tuanya bekerja di rumah. Mendengar jawaban M dalam hati saya sangat menyayangkan, anak sepotensi dia harus sekolah seadanya. Setelah berunding dengan suami (saat itu aku belum memiliki anak), aku dekati dia, aku tawari dia untuk tinggal di rumah dan sekolah di SMA Negeri 1 Turen yang dekat dengan rumah. Biasanya siswaku yang melanjutkan ke situ rata-rata harus kos, mungkin itu yang memberatkan orang tuanya karena pada saat itu masih ada kakak dan adaiknya yang juga masih sekolah. Ternyata dia mau dan orang tuanya mengijinkan, jadilah dia tinggal di rumahku dan jadi anakku selama tiga tahun.

Prestasi selama di SMA juga masih sama seperti saat dia  di SMP sampai saat kelulusan tiba. Saya menyarankan agar dia mencoba masuk STAN dengan harapan ringan saat kuliah dan begitu lulus ada jaminan. Ternyata dia tidak mau, katanya, " Saya ingin jadi guru matematika seperti Ibu". Menurutnya jadi guru itu sangat mulia dan pekerjaan yang pas bagi  seorang ibu. Dan harapanya begitu lulus nanti, bisa mengajar di daerah sekitar tempat tinggal orang tuanya (bila mungkin di SMP nya dulu) agar bisa merawat orang tuanya yang sudah beranjak tua. Cita-cita dan harapan yang sangat mulia dan saya mendukungnya. Pertama dia ragu, lagi-lagi karena soal biaya, akhirnya saya yakinkan dia untuk masuk pertama akan saya bantu karena jumlahnya memang  lumayan besar. Selanjutnya nanti saya beri gambaran bahwa di Perguruan Tinggi banyak sekali beasiswa (selama SMA dia juga mendapat beasiswa) dan kalau bisa kreatif sebagai mahasiswa pasti bisa mengatasi biaya sehari-hari. Akhirnya dia masuk Universitas Negeri Malang ( UM) dengan mengambil jurusan pendidikan Matematika. Selama menjadi mahasiswa dia selalu mendapatkan beasiswa, di samping itu sehari-hari dia menjadi guru privat anak SMP dan SMA yang cukup untuk biaya kuliah dan kebutuhan sehari-hari. Hal ini persis yang saya lakukan saat kuliah S1 di Surabaya dulu.

Setelah 4 tahun persis M lulus kuliah dan langsung mendaftar program SM3T dan diterima. Satu tahun dijalani mengajar di daerah tertinggal di Sulawesi. Pertama dia ragu untuk berangkat, tetapi saya yakinkan bahwa setahun itu tidak lama, daripada dia mengajar di SMK Swasta yang saat itu dia jalani, diapunn akhirnya berangkat. Selama di Sulawesi pun masih selalu berhubungan dengan saya baik melalui seluler maupun facebook. Segala suka duka jadi guru di tempat tertinggal selalu dia ceritakan ke saya layaknya anak dengan ibunya. Tak terasa setahun pun berlalu, sebagai kelanjutan program itu dia harus menempuh program PPG (Pendidikan Profesi Guru) selama setahun di Universitas Negeri Malang, saat saya menulis ini M sedang menyelesaikan tugas akhinya dalam program PPG yaitu mengajar di SMA Negeri 1 Malang. Paling tidak begitu dia lulus (sebentar lagi) tunjangan sertifikasi sudah berhak dia peroleh sebagi lulusan PPG dan sebagai guru sekaligus ibunya saya berharap selepas lulus ada jaminan untuk diangkat menjadi CPNS sesuai janji pemerintah. Perlu pembaca ketahui, saat ini dia juga saya minta membantu mengajar selama 2 hari ( 15 jp) di SMP Negeri 1 Ampelgading karena memang kekurangan guru dengan adanya Implementasi Kurikulum 2013. Kebetulan saya memegang Urs. Kurikulum jadi bisa mengatur  jam dia biar tidak mengganggu jam mengajar dia di SMA. Jadilah dia yang dulu siswa, jadi anak dan sekarang jadi teman sejawat. Saya bersyukur paling tidak saya menjadi perantara, di mana Allah SWT memberikan jalan bagi M untuk meraih apa yang dicita-citakannya. Akan lebih berbahagia lagi jika satu lagi do'a ku dikabulkan, semoga dia bisa menjadi guru PNS yang ditempatkan di SMP Negeri 1 Ampelgading ini. Amin.

"Tulisan ini adalah tugas Diklat Online PPPPTK Matematika"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun