Perubahan merupakan aspek yang tak terelakkan dan melekat dalam kehidupan sosial manusia, meliputi bidang ekonomi, sosial, budaya, dan pendidikan, yang berkembang sebagai respons terhadap tantangan masa kini. Sebagaimana ditegaskan oleh (Yuningsih, 2023), "pendidikan sangat terkait dengan setiap aspek kehidupan sosial manusia". Kemajuan ilmu pengetahuan sangat penting dalam meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia dan mendorong kemajuan masyarakat. Elemen penting dari pendidikan adalah kurikulum, yang berfungsi sebagai perancangan dalam mencapai tujuan pendidikan.
     Pendidikan tentunya mempunyai peranan yang sangat penting, khususnya dalam meningkatkan Sumber Daya Manusia demi kemajuan suatu bangsa, seperti yang dikemukakan oleh (Yuningsih, 2023) berpendapat bahwa pendidikan pada dasarnya dianggap sebagai komponen utama dalam membentuk kerangka eksistensi masyarakat. Lebih jauh lagi, pendidikan mewujudkan proses komprehensif dalam menumbuhkan kapasitas peserta didik. Sepanjang lintasan pendidikan, terjadi serangkaian kemajuan yang mencakup dimensi kognitif, afektif, dan psikomotorik yang disesuaikan dengan kebutuhan individu. Oleh karena itu, efektivitas Sumber Daya Manusia dalam memenuhi tanggung jawabnya di masa depan dapat diukur sebagai tolok ukur pencapaian pendidikan (Yuningsih, 2023).
     Selama peralihan dari Kurikulum 2013 ke Kurikulum Merdeka, terjadi evolusi penting dalam dunia pendidikan Indonesia. Kurikulum Merdeka mengutamakan pembinaan karakter dan keterampilan peserta didik, serta pembinaan minat dan kemampuan sejak dini. Transisi ini didasari oleh Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 56/M/2022 yang diterbitkan pada 10 Februari 2022 yang menguraikan tentang Pedoman Penerapan Kurikulum Dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran (Fauzi, 2023). Kurikulum Merdeka dirancang untuk memberikan otonomi kepada pendidik untuk mengembangkan pengalaman belajar berkualitas tinggi yang disesuaikan dengan kebutuhan spesifik dan lingkungan belajar peserta didik. Kurikulum Merdeka merupakan upaya pedagogi yang menggarisbawahi pentingnya pendidikan berkualitas tinggi., yang bertujuan untuk memastikan peserta didik mencapai keunggulan akademik (Hamdi et al., 2024). Dalam kerangka pendidikan dasar, kurikulum disusun berdasarkan dua komponen utama, yaitu pembelajaran intrakurikuler dan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) (Non Tarisa et al., 2024).
     Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) ini bertujuan untuk menumbuhkan peserta didik yang memiliki nilai-nilai Pancasila seperti beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia; berkebhinekaan global; bergotong royong; mandiri; bernalar kritis; dan kreatif (Hidayah & Zumrotun, 2024). Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) merupakan upaya lintas disiplin yang fokus mengkaji dan mengusulkan solusi terhadap tantangan di lingkungan dalam rangka meningkatkan keragaman kompetensi dalam profil pelajar Pancasila (Mujahidin et al., 2023). Akibatnya, kreativitas peserta didik memainkan peran penting dalam memastikan efektivitas kegiatan pendidikan yang informatif dan menarik (Enes et al., 2023).
     Kerajinan merupakan perwujudan kerja manual atau kegiatan yang berhubungan dengan produk yang dibuat dengan menggunakan keterampilan tangan. Kerajinan tangan mencakup kreasi yang biasanya dibuat dari berbagai bahan yang tersedia di lingkungan sekitar (Muflikah et al., 2022). Kerajinan ini menghasilkan hiasan berupa barang bernilai seni maupun barang pakai (Aragn, 2016). Dengan memanfaatkan bahan-bahan bekas seperti botol plastik bekas, kardus, dan plastik makanan, kerajinan tangan dapat dibuat. Permasalahan sampah ini memberikan peluang untuk menggunakan kembali botol plastik secara efektif, menghasilkan solusi inovatif dengan nilai ekonomi besar dan kerajinan tangan yang berkualitas.
     Sampah botol plastik merupakan botol bekas yang tahan terhadap pembusukan dan berpotensi menyebabkan degradasi serta memiliki kapasitas untuk menyebabkan pencemaran lingkungan jika tidak dikelola dengan tepat (Pratikto et al., 2019). Pada dasarnya, sampah dikategorikan menjadi dua jenis utama: sampah organik dan sampah anorganik. Sampah botol plastik termasuk dalam kategori sampah anorganik karena berasal dari bahan kimia yang membahayakan lingkungan (Ni Wayan et al., 2023). Proses degradasi sampah botol plastik berlangsung lama, membutuhkan waktu sekitar 80 tahun hingga terurai sempurna. Oleh karena itu, penggunaan botol plastik tidak dianjurkan karena dampak jangka panjangnya yang merugikan terhadap lingkungan. Dengan kemajuan teknologi, akan terjadi lonjakan permintaan botol plastik. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya tren pendistribusian minuman dalam botol plastik, sehingga berdampak pada meningkatnya jumlah sampah botol plastik. Saat ini, sampah botol plastik menyumbang 9,3% dari total sampah rumah tangga, angka ini diperkirakan akan terus bertambah karena karakteristik plastik yang melekat, seperti sifatnya yang tidak dapat terurai secara hayati, tidak dapat terurai secara alami, dan tidak mampu menyerap air, yang berujung pada permasalahan lingkungan hidup.
     Dari faktor-faktor tersebut, penumpukan sampah botol plastik di lingkungan diperkirakan akan terus berlanjut dan bertambah, tanpa adanya upaya nyata. Skenario ini memunculkan pemikiran inovatif tentang cara memanfaatkan kembali sampah botol plastik dengan cara meningkatkan kegunaan dan memberikan nilai ekonomi (Nisa & Ain, 2023). Di Indonesia, sampah botol plastik umumnya dimanfaatkan kembali melalui berbagai cara, seperti mendaur ulang botol plastik bekas menjadi barang seperti tempat pensil dan vas bunga, yang disesuaikan dengan keinginan individu. Meskipun demikian, upaya-upaya ini mungkin tidak memberikan hasil yang berarti dalam mengurangi sampah botol plastik bekas di lingkungan, karena kemajuan teknologi memicu lonjakan konsumsi botol plastik.
     Hal ini harus diimbangi dengan meningkatnya penggunaan botol plastik bekas; Misalnya, botol plastik yang ditemukan di lingkungan sekitar kita diubah menjadi bentuk yang lebih estetis atau diubah menjadi barang kerajinan tangan. Akibatnya, hal tersebut akan memberikan prospek komersial yang menguntungkan dan berpotensi meningkatkan nilai finansial wadah plastik.
     Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SD Negeri Serengat dengan subjek penelitian peserta didik kelas 5 sebanyak 22 orang, peneliti dapat mengumpulkan data penelitian ini dengan menggunakan teknik wawancara, dokumentasi, dan observasi langsung di dalam kelas. P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) merupakan mata pelajaran khusus di hari Sabtu untuk melatih aktivitas bakat dan kreativitas yang ada di dalam diri peserta didik yang diberikan dengan cara melakukan suatu praktik kegiatan. Melalui wawancara dengan guru kelas 5 di SD Negeri Serengat, sebelumnya peserta didik belum pernah diberikan aktivitas kegiatan lain yang dapat melatih peserta didik agar dapat mengembangkan kreativitas yang ada pada dirinya melalui pemanfaatan benda-benda yang tidak terpakai di sekitar lingkungan mereka. Untuk itu, dalam rangka mengembangkan potensi kreativitas yang ada di dalam diri peserta didik, dilakukan kegiatan aktivitas berupa pembuatan kerajinan tangan dengan menggunakan botol plastik bekas. Alasan penggunaan botol plastik bekas sebagai bahan praktik peserta didik, karena botol plastik bekas sangat mudah ditemukan bahkan juga terdapat di sekitar lingkungan sekolah. Selain itu juga dapat mengajarkan peserta didik untuk dapat memanfaatkan benda atau barang yang sudah tidak terpakai agar bisa menjadi benda atau barang baru yang lebih bermanfaat.
     Sebelum hari pelaksanaan pembuatan kerajinan ini, peserta didik terlebih dahulu menyiapkan alat serta bahan yang dibutuhkan dari rumah seperti bahan utama berupa botol plastik bekas, gunting, lem, cat, curter, kertas origami, dan bahan serta alat lain yang dibutuhkan. Botol plastik bekas yang digunakan sebagian besar berukuran 1500 ml, ada juga yang berukuran 500 ml. Waktu pelaksanaan  keseluruhan pembuatan kerajinan ini berkisar hingga dua minggu dengan waktu maksimal yang diberikan berkisar selama satu minggu. Namun, beberapa peserta didik dapat menyelesaikannya selama satu hari terhitung mulai dari jam awal kegiatan pembelajaran hingga akhir jam pembelajaran.
     Berdasarkan observasi pengamatan yang dilakukan secara langsung, peserta didik menuangkan ide kreatifnya melalui karya yang mereka buat. Beberapa peserta didik membuat tempat pensil dan vas bunga dari botol plastik bekas yang dibawa. Dari pengamatan langsung di dalam kelas, mulai dari alat serta bahan yang dibawa sudah sangat lengkap sesuai dengan kebutuhan mereka. Kemampuan mengolah atau merancang sudah baik. Kemudian, kerapian dan keindahan yang dihasilkan sudah lumayan rapi dan menarik. Berikut hasil karya peserta didik yang mampu menyelesaikan produk luarannya dalam sehari pada pembuatan kerajinan tangan yang dihasilkan dari botol plastik bekas dapat dilihat pada Gambar 1.