Mohon tunggu...
Hida Amalia Adzkiya
Hida Amalia Adzkiya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi ll "dreaming of making it big pushes the mind to keep looking for loopholes to succeed" ll

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Transformasi Budaya Menuju Masyarakat Madani

22 November 2022   00:55 Diperbarui: 22 November 2022   01:12 887
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masyarakat madani dapat diartikan sebagai suatu masyarakat yang beradab dalam membangun, menjalani, dan memaknai kehidupannya. Kata madani sendiri berasal dari bahasa arab yang berarti civil atau civilized (beradab). Istilah masyarakat madani adalah terjemahan dari civil atau civilized society yang berarti masyarakat yang berperadaban. 

Masyarakat madani pada prinsipnya memiliki multimakna yaitu masyarakat yang demokratis, menjunjung tinggi etika dan moralitas, transparan, toleransi, berpotensi, aspiratif, bermotivasi, konsisten memiliki bandingan, mampu berkoordinasi, sederhana, sinkron, integral, mengakui, emansipasi, dan hak asasi, namun yang paling dominan adalah masyarakat yang demokratis. 

Istilah masyarakat madani selain mengacu pada konsep civil society, juga berdasarkan pada konsep kota madinah yang dibangun Nabi Muhammad SAW pada tahun 622 M. Piagam madinah adalah dokumen penting yang membuktikan betapa sangat majunya masyarakat yang dibangun kala itu, disamping memberikan penegasan mengenai kejelasan hukum dan konstitusi sebuah masyarakat. 

Piagam madinah ini adalah konstitusi tertulis pertama dalam sejarah manusia. Sementara itu konsep masyarakat madani dalam khazanah barat dikenal sebagai civil society yang muncul pada masa pencerahan (renaissance) di eropa melalui pemikiran John Lock dan Immanuel Kant

Beberapa hal yang perlu dilakukan suatu bangsa untuk menuju masyarakat madani: 

- Melakukan perkembangan manusia yang kondusif sehingga dapat terbentuk kemampuan untuk melaksanakan tugas kehidupan dan dapat menjalin kepercayaan serta relasi sosial antar kelompok masyarakat

- Meminimalisir diskriminasi dalam berbagai bidang terutama bidang pembangunan 

- Menciptakan hak, kesempatan, serta kemampuan bagi masyarakat dan lembaga swadaya agar terlibat dalam forum sehingga isu kepentingan dan kewajiban publik dapat dikembangkan 

- Menciptakan lingkungan masyarakat yang adil dan saling menghargai antarbudaya dan kepercayaan yang dianut

- Adanya sistem pemerintahan yang mewadahi lembaga ekonomi, hukum, dan sosial agar berjalan dengan produktif dan kondisif 

Gerakan membangun masyarakat madani Indonesia adalah sebuah pilihan tepat untuk menjadikan bangsa dan negara ini benar-benar segera meraih cita-citanya. 

Bangsa Indonesia telah memiliki dan melaksanakan konsep itu. Konsep tersebut merupakan sebuah pemikiran para pendiri bangsa yang terdiri atas tokoh dari berbagai kalangan yang cukup repsetentatif mewakili semua elemen bangsa. 

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang religius, plural atau majemuk, sedang menjalankan sistem demokrasi, menghargai hak -hak asasi manusia, menjunjung tinggi kemerdekaan bagi semua orang, maka sebenarnya piagam madinah adalah sangat tepat untuk dikembangkan dan diimplementasikan di negeri ini. 

Menggunakan paradigma madinah bukan berarti mundur atau mengembalikan jarum jam sejarah. Sebab pada hakekatnya negara yang dibangun Nabi Muhammad SAW adalah tatanan kehidupan yang amat modern. 

Berbagai pilar terkait filosofi bangsa yang dibangun, konstitusi kenegaraan, dan pandangan hidup yang dikembangkan, sebenarnya sudah tersedia. Pancasila, UUD 1945, konsep NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika yang selama ini dijadikan pilar-pilar bangsa sudah tergambar dalam konsep madinah. Kesamaan lain yang dikembangkan oleh bangsa Indonesia dengan masyarakat madinah adalah menyangkut visi pembangunan bangsa. Kemajuan bangsa tidak hanya diukur dari aspek - aspek fisik ,melainkan juga aspek yang terdalam dari kehidupan manusia, yaitu aspek spiritual, intelektual, profesional, dan akhlak. 

Untuk mewujudkan cita-cita bangsa ini yang masih perlu dibenahi adalah pada tatanan implementasi. Sebagai bangsa yang religius, mestinya sangat tepat apabila masyarakatnya didekatkan pada kitab suci agama masing-masing ,tempat ibadah masing-masing, dan juga tokoh yang menjadi panutannya. Namun ternyata selama ini sebagai bangsa yang mengaku religius tetapi masih jauh dari agamanya. 

Padahal pada masing-masing ajaran agama itu terdapat nilai luhur yang sangat tepat dijadikan pedoman hidup selamanya. Selanjutnya sebagai bangsa yang yang menghargai dan menjunjung tinggi demokrasi ,kemanusiaan, keadilan, ternyata dalam prakteknya masih saja terabaikan. 

Masih sangat mudah menemukan kesenjangan antara si miskin dan si kaya. Hal ini sangat ironis. Kenyataan tersebut mengatakan bahwa negeri ini belum berhasil membangun kemanusiaan, keadilan, dan kebersamaan yang menjadi cita-cita bangsa ini. Demikian pula , keadilan masih menjadi barang langka di negeri ini. Masyarakat kecil seperti orang yang hanya sekedar mengambil semangka harus dijerat hukum, sementara itu orang -orang kaya dan berkuasa ketika terkena sebuah kasus hukum justru diabaikan. 

Mereka bisa bebas hanya karena memiliki uang. Keadilan di negeri ini belum berhasil ditegakan. Belum lagi persoalan nepotisme, kolusi, dan korupsi semua itu seolah - olah menjadi suatu hal yang biasa saja dan dianggap ringan. Moral dan aklhaq pemimpin bangsa yang terdegredasi hingga batas yang sudah tidak bisa di toleransi. 

Bangsa Indonesia telah memiliki konsep ideal yang menyerupai madani. Hal selanjutnya yang mestinya dilakukan adalah kemampuan dan kemauan mengimplementasikanya. Oleh karena itu, yang diperlukan adalah orang -orang yang jujur, pemimpin yang jujur, adil, dan memiliki keikhlasan ,memiliki jiwa semangat yang tinggi, sekaligus mau berkorban ,siap menjadi tauladan, amanah, dan memiliki kecerdasan di berbagai aspek 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun