Mohon tunggu...
Abdul Wahid
Abdul Wahid Mohon Tunggu... Novelis - Layouter

-Gambaran Kecil Suatu Muslihat- ..Cummunication of Journalism..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Kondang Merak Punya Cerita

8 April 2017   16:33 Diperbarui: 8 April 2017   16:49 619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar : Mobil mogok arah balik Surabaya, semua penumpang mendorong .

Hanya di malang, susahnya akses Jalan ke tempat lokasi wisata yang indah terjadi saat saya ke Pantai Kondang Merak, dan ditemukan keindahan alam yang terdapat di pantai itu. Tepat di bulan Desember dan di temani olehteman kuliah saya, saat pada tugas permatakuliahan sinematografi. Pada saat itu rencana kami dapat di bilang gokil, Kami mengambil keputusan untuk melakukan perjalanan pada dini hari pukul 12.00 WIB.

Keindahan itu harus di awali dengan kesengsaraan itulah yang kami rasakan. Dalam perjalan yang di tempuh dalam 2 jam , kami sudah sampai pada kawasan desa dekat pantai, disitulah awal pertualangan dimulai. Saat kami datang di area tersebut langsung disapa dengan kondisi Tegang saat kami menerjang jalan yang naik, dan  sekitar pukul 02.00 dini hari sampailah kami di lembah jurang mayit. Keanehan terus terjadi sampai pada mobil mogok, upaya kami memakan waktu hingga setengah jam, keanehan mulai dari suara musik dari guitar yang berbunyi sendiri, sampai pada suara aneh pun terus bermunculan. 

Mobil yang kami kendarai mogok di gelap gulita, usaha demi usaha kami lakukan agar bisa sampai pada lokasi, hingga saat kami kewalahan bantuan datang saat menjelang shubuh,warga lokasi sekitar yang tak sengaja lewat datang membantu sambil mengisaratkan agar tidak melakukan hal seperti ini lagi, kami yang tidak mengira hal ini dan angkernya tempat yang di sebut-sebut jurang mayit sudah banyak tragedi tututrnya, hingga waktu shubuh mobil yang sudah bisa di kendarai pun sudah bisa dikemudikan, akhirnya kami sampai pada lokasi saat masih menjelang fajar.

Perjalanan pulang inisiatif muncul agar tidak mengambil jalan yang sama karna berbahaya, namun memang daerah kondang merak jalannya tidak dapat dibohongi, mobil kami mogok kembali, bagaimanapun juga saatnya kami harus mendorong bersama sampai mobil dapat di kendarai kembali. Jalanan yang sangat tajam dengan belokan , dan masih banyak selokan yang tidak rata, tanah yang masih lempung karna air, menjadikan susah nya akses perjalanan kesana.

Namun semuanya dapat terastasi. Karna selatan kota malang ini berbentuk seperti bukit maka banya tanjakan jalan naik turun, kerikil yang berserakan masih banyak kita temui di beberapa jalanan lokasi, suara-suara aneh yang datang arahnya dari atas dan sekeliling kita saat melewati hutan, kami asumsikan masih banyak hewan liar yang masih berkeliaran sekitar lokasi tersebut, suara tersebut terdengar seperti sebangsa monyet. Terdapat di bayangan kami setelah sudah meninggalkan lokasi wisata, bagaimana kita menganggap remeh suatu perjalanan yang kita remehkan medan jalannya. Tapi syukur-lah yang kami perbanyak karna dapat kembali dengan selamat dan sudah dapat menyelesaikan  tugas serta liburan.

(Ayunensi/14310016)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun