" Ha? Memang kau pakai apa lagi di wajahmu? "
" Hmm... astaga, aku pake liptin yang kemarin kubicarakan."
" Ohh~, engga kok. Seperti biasa "
" Terlihat alami kan? " Kata Tasya sambil berpose sok imut
Kalian pasti tahu gimana suasana kelas di saat jam kosong seperti saat ini. Menyenangkan memang. Tapi membosankan. Engga juga. Di pojokan kelas , Tomo dan beberapa yang lainnya sedang membicarakan sesuatu yang terdengar menarik. Lihat bagaimana Tomo seperti memperagakan adegan konyol dalam sebuah film. Di bangku barisan tengah, ada mereka yang berkerumun menonton sebuah film, bukan film, lebih tepatnya drama korea, di laptop kecil yang diletakkan di satu meja. Bahkan mereka yang kedapat di belakang sampai duduk di atas. Demi menonton sebuah adegan khayalan yang membuat mereka senang. Dan satu lagi pemandangan yang mengganggu adalah, beberapa anak yang duduk di bangku depan, Â mereka mengisi waktu kosong yang membosankan ini dengan mengerjakan soal-soal fisika dengan sampul warna biru yang minggu lalu pernah mengenai kepalaku. Maksudku, apa mereka harus mengurung otak mereka di saat jam kosong seperti ini yang bahkan sangat enak untuk melupakan semua pekerjaan. Rasanya hampir satu jam kami menunggu dan sampai saat ini, belum ada kabar dari Pak Mukhlis. Salsa yang duduk di depanku tiba-tiba berdiri dari kursinya sambil membawa novel yang tadi dia baca.
" Mau kemana, Sal ?", tanya Raka
" Apa kau betah hanya duduk seperti itu, ayo ke depan kelas, Sya, Daf, disini benar-benar panas"
..........
" Mereka selalu di atas sana tanpa memikirkan banyak hal. Menyenangkan. " Kataku menunjuk kumpulan awan di siang yang panas ini
" Sama sepertimu, bukan ?" Jawab Salsa sambil melihat awan
" Ha ?" Jawabku tak tau
" Iya sama sepertimu, selalu seperti ini dan tak memikirkan banyak hal."