Mohon tunggu...
Bimsa
Bimsa Mohon Tunggu... Ilustrator - Pengarang Novel

Mahasiswa Desain Komunikasi Visual di Institut Seni Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Time For Us : Ep.1 Hari Rabu Yang Sial

31 Desember 2019   19:31 Diperbarui: 21 Januari 2020   10:34 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

" Lihat, sampai bel istirahat saja pekerjaanmu belum selesai sama sekali. Untuk soal ini dan sisanya, ibu mau kamu kerjakan sendiri dan nanti saya lihat hasilnya di pertemuan  depan. Paham Daf ?!"kata Bu Is sambil menggelengkan kepalanya.

Ah, apalagi ini. Rabu kali ini sungguh sial. Apa yang salah denganku, maksudku kenapa aku tidak memahami betul setiap materi meski aku sudah memperhatikannya dengan baik. Dan bagaimana bisa Bu Is tau tentang buku gambar hitamku. Ah, lupakan saja dan ingat kalo aku ada tugas baru lagi, dari Bu Is. Setidaknya aku ingin melupakan hari ini karena sekarang sudah jam istirahat. Dan apalagi nanti.

Aku berjalan ke bangkuku dan kulihat tersisa tiga temanku di bangkunya masing-masing kecuali semua orang yang sudah keluar kelas untuk membeli makan, tapi kulihat juga ada yang memanfaatkan jam istirahat untuk tidur. Tasya menutupi wajahnya dengan buku tulisnya, Salsa menyenderkan kepala di tangannya sambil melihat ke arahku, dan Raka melihatku dengan wajah menahan tawa.

" Kau benar-benar melakukannya dengan baik ", Salsa mulai berbicara

" Semangat Daffa ~ ", Tasya berkata sambil melihat cerminnya.

" Sudahlah, ayo buruan ke kantin sebelum rame, sepertinya si " Kertas" ini butuh makan, lihat betapa lemasnya dia, hahahaha ". Raka menepuk pundakku dan mulai mengajak kami bertiga ke kantin.

......

Aku agak malas kalau kantin rame seperti ini. Hampir semua siswa berkerumun di depan etalase makanan, tapi sepertinya mereka hanya memesan dan  membawa makanan mereka ke dalam kelas daripada harus makan di tempat yang seperti ini. Kantin sekolahku cukup besar dan baru saja direnovasi. Ya itupun direnov hanya karena ada perlombaan kantin sehat antar sekolah.

Sebenarnya ada pilihan lain selain kantin untuk tempat membeli makanan, koperasi sekolah. Kopsis. Tapi disana lebih banyak menjual camilan ringan seperti roti, minuman, nasi yang sudah dibungkus dengan kertas minyak, dan tentunya alat tulis.

Jika kalian perhatikan, kopsis adalah tempat jajannya anak kelas sepuluh. Mereka jarang terlihat ada di kantin saat jam istirahat, ya ada beberapa sih, tapi jarang. Sedangkan kantin adalah tempat kekuasaan anak kelas dua belas dan sebelas. Tapi anak kelas sebelas lebih suka membawa makanan mereka ke dalam kelas.

" Yah, sepertinya kita kehabisan tempat ", kata Tasya sambil melihat seisi kantin

" Engga. Itu di pojok ada yang kosong ", Salasa menunjuk ke bangku di pojok etalase

" Hei. Kenapa masih berdiri disini. Buruan ambil tempat. " Raka masuk sambil mendorong kami bertiga.

" Kenapa harus di pojok sih ", protes Tasya

" Siapa juga yang mau melihatmu meski duduk di bangku tengah ". jawabku sebal

" Aish! Bocah ini ", tangkas Tasya sambil mengayunkan cerminnya ke arahku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun