Mohon tunggu...
Bimsa
Bimsa Mohon Tunggu... Ilustrator - Pengarang Novel

Mahasiswa Desain Komunikasi Visual di Institut Seni Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Time For Us : Ep.1 Hari Rabu Yang Sial

31 Desember 2019   19:31 Diperbarui: 21 Januari 2020   10:34 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

" Yaelah Buruan Daf, cepet ", kali ini salsa menimpali.

Aku  berdiri dari bangku, dimana  kaki terasa susah untuk keluar saat ini. Kumaju ke depan dengan membawa LKS matematika yang masih kinclong sambil menoleh sinis ke arah Tasya yang sudah duduk santai di bangkunya. Hmm awas kau, Sya. Kuambil spidol hitam dan kubaca soal berikutnya.

Dan sial, daripada memikirkan rumus mana yang kugunakan untuk menjawab soal ini, aku berpikir, soal apa ini ? Ah aku tidak peduli. Yang penting kutulis dulu soalnya di papan dan selanjutnya aku akan menoleh ke belakang. Spidol ini tidak bekerja dengan baik dengan tintanya yang sudah pudar. Sepertinya dihabiskan oleh Tasya karena sering maju mengerjakan soal.

Soal ini kutulis dengan baik di papan tulis, sangat rapi namun tidak untuk jawabannya. Kutoleh ke belakang berharap Salsa atau siapapun membantuku, selain Tasya tentunya, cara menyelesaikan soal pendek yang susah ini. Kulihat semuanya sibuk dengan buku mereka. Sepertinya mereka bersiap-siap dengan jawaban mereka jika disuruh maju berikutnya seperti aku ini. Dan, ya.. mataku tertuju pada Salsa.

" Sal.. Salsa! Ini gimana caranya ? ", ucapku tipis supaya tidak terdengar Bu Is.

" Masa kau ngga tau ", balas Salsa dengan cuek.

" Aish, kau.." , kataku kesal sambil mengangkat spidol seolah mau melempar ke arahnya.

Salsa menutup sebelah mulut dengan tangannya dan berkata dengan nada kesal.

" Hei, rambut jamur! Itu pake cara yang sama kaya punya Tasya tadi. Coba kau salin dulu cara Tasya diatasnya itu. "

" ohh... ", jawabku singkat.

            Kumulai menyalin tulisan Tasya tadi dengan lumayan lancar. Sungguh, tulisan Tasya tidak benar-benar bagus, lihat apa yang dia tulis. Sepertinya dia harus belajar untuk menulis dengan baik sebelum menunjuk seseorang seenaknya. Tapi apa benar ini sama persis dengan cara yang digunakan tadi, ah aku tulis dulu saja agar papan ini terlihat terisi. Nampaknya semua berjalan lancar kali ini, semoga saja. Kumohon.


" Sal, kurasa kau salah menyuruh Daffa untuk menyalinnya. Coba lihat! ", Raka berkata sambil menepuk bangku Salsa.

" Ha? , Salsa mulai melihat pekerjaanku. " Astaga!, aku menyerah. Lihat apa yang dia lakukan. Tidak bisa dipercaya. Hei, Daf! Bukan seperti itu yang kumaksud, Hei! kali ini suara Salsa terdengar lebih keras, dan akhrirnya membuat bu Is berhenti melihat laptopnya dan melihat kearahku dan berkata,

" Gimana Daf, sudah selesai ? ", bu Is berdiri dari kursinya dan berjalan ke arahku.

" Belum, Bu. Masih pada rumusnya ", jawabku sambil menoleh ke arah salsa dengan senyum tipis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun