Seringkali kita mendengar kata etika, etika merupakan suatu hal yang unik atau menarik dan tak pernah usai untuk dibahas dan diperbincangkan, mengapa demikian sebab etika membahas mengenai baik dan buruk. Dalam hal ini etika membahas mengenai segala hal yang ada kaitannya dengan kehidupan manusia, seperti halnya kebahagiaan dan juga kebaikan. Manusia adalah makhluk yang diberi kelebihan yaitu dikaruniai akal dan pikiran, manusia mampu menggunakan akal dan pikirannya untuk mengembangkan pengetahuan, dan dengan akalnya manusia mampu menentukan mana yang baik  dan yang buruk untuk dirinya dan sekitar.
Seringkali kita mendengar etika itu digunakan sebagai tolak ukur dalam tindakan manusia seperti halnya kebaikan maupun keburukannya, seperti contoh ketika didalam kendaraan umum seperti bis yang dalam keaadan ramai ada seseorang yang tanpa pamrih merelakan kursinya kepada orang yang sudah tua, maka orang itu disebut sebagai seseorang yang ber-etika baik. Namun anggapan itu dianggap kurang benar, anggapan itu merupakan moral bukan etika. Sebagian masyarakat mungkin memandang sama makna etika dan juga moral. Namun etika itu berbeda dengan moral, etika itu suatu bahasan dalam filsafat ataupun pemikiran dan pandangan kritis mengenai ajaran dan pandangan moral. Etika ada kaitannya dengan ilmu, namun ajarannya lebih bersangkutan kepada moral.
Etika secara epistemologi berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu ethos yang mempunyai banyak arti seperti kebiasaan, watak, akhlak, tempat tinggal, perasaan, cara berfikir (K. Bertens, 1993: 5).Etika dalam bahasa inggris dimaknai dengan ethic dan etiquette yang artinya sopan santun. Namun dari kedua kata itu mempunyai perbedaan makna yaitu etiquette yang pembahasannya lebih mengarah pada moral yaitu baik maupun buruknya perbuatan manusia dan pada suatu hal yang boleh ataupun tidak bolrh dilakukan, sedangan yang ethic lebih mengarah pada baik dan buruknya perbuatan dalam ukuran filsafati manusia, yang dalam hal ini etika dimasukkan oleh filsafat pada cabang atau kajian aksiologi dan disandingkan dengan estetika.
Etika Dalam Perspektif Islam
Dalam Islam etika disebut dengan akhlak yang mana arti akhlak yang berarti budi pekerti dan watak, oleh karena itu etika dalam Islam itu serupa dengan ilmu akhlak. Etika seringkali disamakan dengan akhlak namun etika tidak sama persis dengan akhlak, keduannya dianggap sama sebab keduanya memang membahas mengenai baik dan buruknya tingkah laku manusia, tetapi akhlak lebih cenderung pada kelakuan dan budi pekerti sedangkan etika itu lebih cenderung pada tumpuan filosofi nya yang membahas ilmu, mengenai apa yang baik dan apa yang buruk.
Ada pembedaan antara filsafat dengan filsafat yang lainnya. Yaitu Dalam etika Islam semua perbuatan manusia dianggap atau dikatakan beretika itu tergantung pada niatnya dan juga hukum agamanya, perbuatan tersebut itu akan dianggap baik apabila mempunyai maksud dan tujuan yang baik akan tetapi perbuatan yang buruk itu tidak akan bisa dianggap baik walaupun mempunyai maksud dan tujuan yang baik seperti contoh ada seorang pencuri yang mencuri harta orang yang yang mempunyai harta lebih atau orang yang kaya dan disumbangkan kepada ada orang yang membutuhkan, itu merupakan suatu tindakan yang buruk namun mempunyai tujuan yang baik tetapi dalam etika Islam itu tetap dianggap buruk.
Dan juga dalam etika islam itu tujuannya agar mengarahkan manusia kepada  kebaikan dan dan menghindarkan kepada keburukan ataupun bahaya. Seperti halnya ketika kita disuruh untuk memilih dan pilihannya itu mendahulukan kebaikan atau menghindari bahaya maka kita akan memilih mendahulukan kebaikan dan menghindari bahaya sebab menghindari bahaya itu juga termasuk dari kebaikan seperti contoh seperti kejadian yang tak lama ini terjadi yaitu adanya virus Corona yang mengharuskan kita untuk berdiam diri di rumah agar terhindar dari wabah penyakit tersebut dan pemerintah memberikan aturan agar melakukan salat dirumah padahal kita tahu bahwa salat berjamaah di masjid itu pahalanya lebih besar namun kita menghindari bahaya akan terjangkitnya virus Corona tersebut sebab jika kita nekat untuk salat di masjid kita tidak tahu apakah di dalam masjid itu semuanya terhindar dari virus Corona. Sebab menghindari bahaya dari paparan virus itu harus diutamakan daripada berjamaah dimasjid walaupun pahalanya lebih banyak.
Pandangan Filsuf Muslim Tentang Etika
Etika Islam tidak akan bisa lepas dari pemikiran ataupun pandangan para filosof muslim sebab hal itu yang mewarnai khazanah keilmuan Islam. Filsafat Islam ketika menelaah mengenai etika itu selain dari ajaran-ajaran Islam juga mempunyai sumber tersendiri yaitu sumber Yunani.
Seperti halnya konsep etika Al-Farabi yang mengaitkan antara jiwa dan perbuatan manusia, al-Farabi memaknai etika sebagai ilmu yang berhubungan dengan jiwa yaitu yang mempelajari tentang kondisi jiwa, namun bukan hanya itu beliau juga mengaitkan etika dengan pembahasan tentang kebahagiaan. Al-Farabi menyebutkan dalam salah satu kitabnya bahwa kebahagiaan adalah akhir pencapaian kesempurnaan bagi manusia.
Adapun kajian filsafat etika Ibnu maskawaih itu didasarkan pada kejiwaan, Moral etika ataupun akhlak dalam pandangan Ibnu maskawaih itu adalah sikap mental yang mendorong untuk berbuat tanpa adanya pertimbangan. Pemikiran etika menurut ibnu maskawai itu dibagi menjadi tiga bagan yaitu cara dalam memperoleh kebaikan, cara dalam memperhatikan kebaikan atau memelihara jiwa agar tetap sehat, dan cara yang menghindarkan jiwa dari keburukan. ibn Miskawayh menguraikan mengenai empat kebaikan utama yaitu, keberanian, pengendalian diri, kebijaksanaan, dan keadilan. Keberanian yang dimaksud di sini adalah kemampuan dalam menahan dan mengutarakan amarah, semangat yang tinggi, dan mampu melawan dari bahaya. Keberanian merupakan suatu bagian dari kebaikan, namun apabila keberanian digunakan untuk keburukan maka itu sama saja buruk dan tidak dianggap baik dalam ajaran islam.