Sekelompok Mahasiswa Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP USU melaksanakan intervensi di Panti Asuhan Yayasan Mutiara Mulia Indonesia di Jl. Dr. Mansyur Baru No.17, Tj. Rejo, Kec. Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara 20154. Intervensi ini dilaksanakan oleh Salsa Bila (230902006), Hibban Zaif Matondang (230902032), Dimas Aditya (230902038), dan Vanissa Azzahra Sinaga (230902060) selama kurang lebih 2 minggu yang dimulai pada tanggal 21 September 2024 dan berakhir pada 30 September 2024 yang dibimbing oleh Ibu Hairani Siregar S.Sos., M.SP. Panti asuhan tersebut menampung sebanyak 29 anak mulai dari umur 3 tahun -- 20 tahun serta bersekolah dari tingkat SD-SMP-SMA/SMK serta Perguruan Tinggi, sebagian besar anak di panti asuhan tersebut sedang duduk di bangku Sekolah Dasar (SD).
kegiatan ini diawali dengan pertemuan pertama dengan melakukan kontrak kepada pengurus panti dan berkenalan dengan anak-anak panti asuhan, pertemuan berikutnya melakukan assessment terkait permasalahan yang dihadapi anak-anak di panti asuhan, seperti perundungan, masalah kesehatan, dan data diri anak panti yang belum lengkap serta belum adanya bantuan dari permerintah terhadap panti asuhan Mutiara Mulia Indonesia, selanjutnya memberikan solusi kepada pengurus panti dalam menangani masalah yang sedang dihadapi.
Adapun metode yang digunakan oleh kelompok mahasiswa adalah metode group work secara umum, diantaranya sebagai berikut:
1.Tahap Intake dan Contract
Pada tahap ini kami melakukan pengenalan untuk menciptakan komunikasi terbuka dengan klien dengan membuat perjanjian dengan klien. Kami memberikan kertas yang berisi kontrak dan persetujuan yang akan dibaca dan ditanda tangani jika klien setuju untuk di intervensi.
2.Tahap Assessment
Kami melakukan assessment kepada klien dengan mewawancarai permasalahan yang sedang dihadapi klien dan sarana pemecahan masalah klien. Berikut permasalahan yang sedang dihadapi oleh klien kami di Panti Asuhan:
1.Saat anak-anak sakit, pengurus panti kewalahan menangani karena biasanya penyakit yang diderita adalah penyakit yang bisa menular.
2.Tidak ada bantuan sosial (bansos) dari pemerintah sehingga pihak Panti hanya bergantung pada bantuan sosial dari masyarakat.
3.Panti belum memiliki izin operasional dari dinas sosial karena syarat belum terpenuhi sehingga sulit untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah.
4.Anak-anak harus mendapatkan surat assessment dari tempat asal mereka.
5.Panti belum memiliki informasi jelas tentang kebutuhan sehari-hari (hanya diketahui oleh pengelola).
Masalah Pendidikan:
1.Anak-anak tidak mengalami masalah besar di sekolah formal negeri, tetapi beberapa anak bekerja sambil sekolah.
2.Sebagian anak belum mendapatkan beasiswa seperti KIP (Kartu Indonesia Pintar).
3.Biaya kuliah salah satu anak mencapai 2 juta per semester.
4.Sebagian anak yang bersekolah mengalami perundungan (bullying) di sekolah.
Masalah Kesehatan:
1.Panti tidak memiliki BPJS kesehatan, sehingga jika anak sakit harus dibawa ke klinik tanpa jaminan kesehatan.
Sumber Bantuan:
1.Ada donatur yang memberikan pakaian, namun bantuan lain seperti dari Pegadaian hanya diterima setahun sekali.
2.Tidak ada sumber bantuan yang tetap dari pemerintah.
Masalah Administrasi:
1.Izin operasional panti belum keluar, sehingga beberapa layanan belum bisa diakses secara optimal.
Sumbangan dan Bantuan:
1.Pengelola mendapatkan sumbangan dari pihak-pihak tertentu, tapi sifatnya tidak tetap dan masih terbatas.
2.Biaya sekolah sekitar Rp335.000/bulan tidak termasuk biaya lainnya.
Jumlah Anak:
1.Terdapat 29 anak di panti, beberapa di antaranya bekerja.
2.Awalnya ada 9 anak, sekarang jumlahnya bertambah.
3.Tahap planning
Setelah mengetahui permasalahan yang sedang dihadapi klien, kami berdiskusi untuk menyusun rencana pemecahan masalah untuk membantu klien supaya dapat menyelesaikan permasalah yang sedang ia hadapi. Berikut perencanaan pemecahan masalah dari kami:
1.Menyiapkan atau menyimpan obat-obatan sebagai penanganan awal, agar jika anak-anak panti sakit demam, pilek atau batuk sudah ada obatnya dan dapat ditangani sebelum menular kepada anak-anak panti lainnya.
2.Mengajukan atau mengurus bantuan hidup kepada pemerintah untuk dapat membantu biaya hidup dan sekolah anak-anak panti.
3.Membuat planning untuk masa depan anak-anak panti sedini mungkin, supaya mereka tahu ketika lulus dari SMA mau kemana arahnya, contoh seperti kerja atau kuliah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI