Mohon tunggu...
Hibatul Wafiroh
Hibatul Wafiroh Mohon Tunggu... Mahasiswa - 22107030029_UinSuka

Kun fayakun

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Candi Sambi Sari: Arsitektur Kuno yang Modern

8 Juni 2023   01:33 Diperbarui: 8 Juni 2023   01:37 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi : potret dari atas

Yogyakarta, 8 Juni 2023 - Saya berada di lokasi Candi Sambisari untuk memberikan liputan langsung tentang keindahan arsitektur dan sejarah yang terkait dengan candi ini. Terletak di Dusun Purwomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta, Candi Sambisari telah menjadi salah satu tujuan wisata budaya yang populer di wilayah ini.

Ditemukan secara kebetulan pada tahun 1966 oleh seorang petani yang sedang menggali sumur, Candi Sambisari memang memiliki cerita yang menarik. Ketika ditemukan, candi ini sepenuhnya terkubur di bawah tanah dengan lapisan lumpur vulkanik setebal 6,5 meter. Penemuan ini membawa kita kembali ke masa lalu, ke zaman dinasti Mataram Kuno pada abad ke-9 Masehi.

Konon, Candi Sambisari dibangun pada masa pemerintahan dinasti Mataram Kuno, menjadikannya salah satu candi Hindu terakhir yang dibangun sebelum agama Hindu digantikan oleh agama Buddha di Jawa Tengah dan Yogyakarta pada abad ke-10 Masehi. Sejak penemuan ini, upaya restorasi dan revitalisasi telah dilakukan untuk mengembalikan kejayaan candi yang terkubur selama ratusan tahun.

Salah satu pengunjung, Rini, mengungkapkan kekagumannya, "aku benar-benar terpesona oleh Candi Sambisari. Arsitektur yang megah dan detail-detailnya yang keren membuat aku ngerasa seolah-olah berada dalam sebuah karya seni yang hidup. Aku terkesan banget dengan usaha restorasi yang dilakukan untuk mengembalikan kejayaan candi ini. Ini adalah warisan budaya yang tak ternilai harganya."

Mengamati candi dari dekat, keindahan arsitektur Hindu Jawa dapat dengan jelas terlihat. Candi Sambisari terdiri dari satu bangunan induk yang disebut punden berundak, serta tiga candi perwara yang berfungsi sebagai candi pendamping. Bangunan induknya memiliki bentuk persegi dengan tinggi sekitar 6,5 meter. Ruangan utama di dalam candi ini diperkirakan digunakan untuk melakukan ritual keagamaan.

Yang membuat Candi Sambisari begitu menarik adalah bahan bangunannya. Terbuat dari batu bata merah dan batu andesit, candi ini menyuguhkan keindahan yang tak terlupakan. Pada dinding candi, terdapat relief-relief yang menggambarkan tokoh-tokoh Hindu seperti Dewa Siwa dan Dewi Parvati. Relief-relief ini tidak hanya mempercantik candi, tetapi juga memberikan informasi tentang kehidupan dan kepercayaan masyarakat pada masa itu.

Saat ini, Candi Sambisari telah menjadi salah satu objek wisata yang populer di Yogyakarta. Wisatawan lokal maupun mancanegara berduyun-duyun datang untuk mengagumi keindahan candi ini. Bagaimana tidak, dengan keunikan arsitektur Hindu Jawa yang terpampang jelas di depan mata, setiap pengunjung pasti terpesona.

Selain menikmati keindahan arsitektur, kunjungan ke Candi Sambisari juga memberikan kesempatan untuk mempelajari sejarah dan budaya Hindu Jawa kuno. Para pengunjung dapat mendalami pengetahuan tentang agama dan kepercayaan hindu.

David, seorang turis asing, memiliki pandangan yang sedikit berbeda, "Meskipun saya mengerti pentingnya menjaga dan merawat Candi Sambisari, saya merasa tiket masuk sedikit mahal untuk turis asing seperti saya. Mungkin ada opsi harga yang lebih terjangkau bagi wisatawan asing agar lebih ramah dan menyambut bagi mereka yang ingin menjelajahi keindahan budaya Indonesia."

Tidak hanya arsitektur dan sejarah yang memukau, pengunjung juga mengapresiasi informasi yang diberikan di tempat ini. Ibu Rina, seorang wisatawan dari Surabaya, berkomentar, "Saya sangat senang dengan informasi yang disediakan di Candi Sambisari. Ada papan informasi yang menjelaskan sejarah dan makna setiap elemen candi, sehingga pengunjung dapat memahami dengan lebih baik. Ini memberikan pengalaman yang lebih berarti dalam kunjungan kami."

Keindahan yang ditawarkan oleh peninggalan kerajaan Mataram Kuno ini selalu mengundang wisatawan untuk mengabadikan tempat wisata tersebut didalam sebuah foto. Dinding yang mengelilingi kompleks bangunan tersebut dihiasi dengan relief yang terbuat dari perdu nan memukau. Tak hanya itu, hamparan rumput hijau yang tertata secara rapi di sekitar candi merupakan daya tarik tersendiri bagi para pelancong.

Kamu juga bisa berdiri pada tanah disekitar candi yang lebih tinggi, sehingga kamu dapat melihat seluruh kompleks Candi Sambisari dari atas secara utuh. Setelah berjalan menikmati keindahan candi, kamu juga bisa bersantai ditaman kompleks candi ini. Candi Sambisari memang memiliki taman yang cukup luas, dihiasi hijaunya rumput yang memanjakan mata. Kamu bisa duduk-duduk santai untuk melepas penat hingga matahari tenggelam.

Setelah memanjakan mata dengan keindahan yang dimiliki Candi Sambisari, kini saatnya berwisata kuliner dengan semangkuk soto olahan Mbah Katro. Berada tak jauh dari kompleks Candi Sambisari, warung saoto Mbah Katro ini telah terkenal dengan kelezatannya.

Soto ini terbuat dari daging sapi, namun uniknya disini soto dihidangkan dengan menggunakan batok kelapa atau tempurung kelapa. Hal tersebut dipercaya menambah cita rasa dari saoto Mbah Katro. Selain itu, kamu juga bisa menikmati berbagai macam lauk seperti sate usus, sate telur puyuh, tempe dll.  Kamu dapat menikmati semangkuk saoto ini di lesehan atau saung-saung bambu yang terletak tepat di pinggir sawah.

Melalui tanggapan para pengunjung ini, terlihat jelas betapa Candi Sambisari berhasil mencuri hati mereka dengan keindahan arsitektur, sejarah yang kaya, dan suasana spiritualnya. Keunikan dan daya tarik tempat ini telah mengilhami banyak orang untuk mempelajari, menghargai, dan merenungkan nilai-nilai budaya dan sejarah yang terkandung di dalamnya.

Dengan adanya liputan ini, semoga lebih banyak orang dapat terdorong untuk mengunjungi Candi Sambisari dan menikmati pesona serta makna yang tersembunyi di balik dinding-dindingnya. Mari kita bersama-sama menjaga dan menghormati warisan budaya ini, sehingga keajaiban Candi Sambisari dapat terus menginspirasi dan mempesona generasi yang akan datang.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun