Bahasa bukan sekadar alat komunikasi, tetapi juga membentuk cara kita melihat dan memahami dunia. Melalui bahasa, konsep-konsep abstrak seperti waktu, ruang, dan emosi menjadi lebih terstruktur dan dapat dipahami. Setiap bahasa memiliki kata-kata dan frasa yang unik, oleh karena itu, memiliki cara yang berbeda dalam menyampaikan informasi dan menggambarkan dunia di sekitar kita.Â
Sebagai contoh, bahasa Jepang memiliki banyak kata untuk menggambarkan warna dan nuansa warna yang berbeda, yang berbeda dengan bahasa Inggris yang hanya memiliki beberapa kata untuk menggambarkan warna. Hal ini dapat mempengaruhi cara orang Jepang memandang dunia dan melihat warna. Contoh lain adalah bahasa sunda yang memiliki banyak kata untuk menggambarkan "cara orang terjatuh", contoh :
- Tijalikeuh: Artinya jatuhÂ
- Tikosewad: Artinya jatuh terpeleset atau tersandung sesuatuÂ
- Tijungkel / ngajungkel: Artinya jatuh sampai terlemparÂ
- Ngagolosor / Tigolosor: Artinya jatuh meluncurÂ
- Tigebrus: Artinya jatuh ke dalam lobangÂ
- Ragrag: Artinya jatuh dari ketinggian untuk makhluk hidupÂ
- Murag: Artinya jatuh dari ketinggian untuk benda matiÂ
Padahal dalam bahasa indonesia, jatuh hanya memiliki 1 arti dan tidak menyebutkan cara terjatuhnya.
Kesimpulannya, bahasa memainkan peran yang sangat penting dalam memengaruhi cara kita berpikir dan berperilaku. Bahasa memengaruhi cara kita memandang dunia, memproses informasi, berpikir tentang diri kita sendiri dan orang lain, dan berperilaku dalam interaksi sosial. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk memahami bagaimana bahasa memengaruhi cara kita berpikir dan berperilaku agar kita dapat lebih efektif dalam berkomunikasi dengan orang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H