LATAR BELAKANG Buku adalah jendela dunia, sarana bagi anak-anak untuk terbang melihat tempat-tempat yang belum pernah mereka kunjungi di manapun di seluruh dunia. Buku adalah sumber  ilmu, melaluinya anak-anak bisa mempelajari apa saja yang menarik  rasa ingin tahu mereka. Buku adalah sumber  inspirasi, bahan bakar bagi anak-anak untuk mengejar cita-cita mereka. Namun, tak semua anak bisa memiliki buku. Di Indonesia, dari sekitar 476 penerbit, tiap tahun dihasilkan tidak sampai 18.000 eksemplar buku saja (edukasi.kompas.com). Bandingkan jumlah anak sekolah yang mencapai 4 juta lebih ditahun 2011 dan 700 ribu tidak bersekolah. Buku sebagai kebutuhan pokok usia sekolah jelas tidak bisa memenuhi. Dengan terbatasnya jumlah buku, yang akan mendapatkannya terlebih dulu tentunya mereka yang memiliki akses termudah yaitu di wilayah perkotaan. Namun demikian, keterbatasan ini tidak boleh memupus harapan anak-anak Indonesia sebagai masa depan besarnya bangsa Indonesia. Salah satu caranya adalah mensirkulasikan buku-buku yang ada. Buku yang masih baru atau  telah dibaca di bagian Indonesia lain bisa disalurkan ke bagian Indonesia lainnya. BLOGGER HIBAH SEJUTA BUKU Tidak ada yang baru di bawah matahari. Gerakan kami pun bukan sesuatu yang baru. Namun demikian, gerakan ini dengan ikhlas kami laksanakan karena kesadaran bahwa masih banyak anak-anak Indonesia yang harus diberi kesempatan untuk melihat dunia melalui buku dan bercita-cita tinggi sesudahnya. Gerakan ini diawali dengan Gerakan 1000 Buku di Bundaran HI Jakarta pada tahun 2008 yang menyumbangkan buku-buku yang telah terkumpul ke dusun Gemer, Ngargomulyo, Dukun, Lereng Merapi, Magelang. Di tahun 2009 dilakukanlah hal yang sama di Pekanbaru oleh teman-teman blogger dengan nama Hibah Sejuta Buku ala Blogger yang menyumbangkan buku-buku yang telah terkumpul ke pedalaman kepulauan Meranti, Riau. Dengan latar belakang seperti itu, maka pada tahun 2011, kurang lebih dua tahun setelah Gerakan Hibah Sejuta Buku ala Blogger di Pekanbaru, serta tiga tahun sesudah Gerakan 1000 buku di Jogjakarta, tergeraklah kami untuk menjalin kembali tindakan-tindakan mulia tersebut, yang sekaligus berniat menjadikannya sebagai tindakan berkelanjutan. Dan lantaran kami tetap merasa menjadi anak bangsa Indonesia, maka tanpa memandang kelokalan, kami berkeinginan berbuat untuk siapapun. Hanya saja tujuan utama yang kami bidik adalah daerah-daerah terpencil, utamanya luar Jawa. Hal itu kami lakukan pasalnya masih terlalu banyak kawasan terpencil di luar Jawa ini yang kesulitan memperoleh buku. Alasannya pun sangat ironis, yakni bukan sebatas pada ketidak-tersediaan uang saja, namun lebih dari itu adalah ketiadaan akses. Karena sifatnya adalah gerakan berkelanjutan, akhirnya medio Oktober 2011, kami memutuskan untuk mengawali lagi gerakan serupa dengan judul Gerakan Blogger Hibah Sejuta Buku fase kedua alias BHSB fase kedua dengan tujuan Papua. Melalui ajakan postingan dari blog, kami mengajak para blogger dan netizen untuk turut serta bergabung dalam BHSB fase kedua ini. Rentang waktu pengumpulan buku saat itu adalah tiga bulan. Dalam rentang waktu tiga bulan, atas bantuan dari teman-teman blogger dan netizen kami mampu mengumpulkan hampir 1000 buku. Awal tahun 2012, setelah kami mengumpulkan buku ke Papua kami melanjutkan fase ketiga dengan  tujuan kami adalah Manusela.  Masih di tahun 2012 kami melaksanakan fase ke empat dengan tujuan Aceh. Banyak sekali pihak yang membantu. Fase keempat ini agak berbeda, karena kami tidak hanya menargetkan satu sekolahan, tapi menargetkan satu daerah lalu mendistribusikan ke beberapa sekolah dan tempat-tempat lain yang membutuhkan. Kami mengirim buku ke Aceh melalui jalan darat, dibantu teman-teman dari Jakarta. Di akhir tahun 2012 kami melaksanakan fase ke lima dengan tujuan Kalimantan Barat. Dengan tujuan pengumpulan buku ke Madrasah Ibtidaiyah Darul Ulum di Desa Merubung, Kecamatan Tekarang, Kabupaten Sambas.  Madrasah Ibtidaiyah Semantir, juga beberapa sekolah di daerah Ketapang. Di fase ini kami dibantu oleh Kompasianer dan Blogger Borneo. November  2013 kami kembali membuka fase keenam dengan tujuan  dua sekolah di Makassar dan Sumba. Dua sekolah tersebut adalah, sekolah Madrasah Tsanawiyah (MTs) juga Madrasah Aliyah (MA) Amaliya, bertempat di Desa Mallasoro, Kec Bangkala Kabupaten Jeneponto, Makassar. Sedangkan satu lagi adalah sebuah Sekolah Dasar Negeri  (SDN) Bina Wero, Dusun Tiga, Kecamatan Wewewa Timur, Sumba Barat Daya. Dalam pengumpulan waktu selama tiga bulan, kami mendapatkan banyak buku. Sehingga bukan hanya dua tempat tersebut yang mendapatkan buku, tapi juga dikirim ke Kendari. Pada erupsi Sinabung tahun lalu, kami juga menggalang dana berupa uang dan buku untuk dikirimkan ke sana. SWADAYA DAN DONATUR Gerakan Blogger Hibah Sejuta Buku ini diawali dengan niat ikhlas untuk membuat tenaga dan pikiran kami bermanfaat bagi orang lain, dalam hal ini anak-anak di daerah terpencil. Kegiatan yang memerlukan mobilitas pasti memerlukan banyak  sumber daya. Kami bersyukur selama ini banyak pihak yang membantu kami, demikian pula dengan blogger-blogger daerah target kami yang dengan ikhlas menawarkan berbagai bantuan. Untuk buku-buku, kebanyakan kami dapatkan dari sumbangan perseorangan, yang ternyata setelah kami kumpulkan jumlahnya cukup banyak. Ada pula sebuah sekolah di Bekasi yang sengaja menggalang siswanya mengumpulkan buku untuk disumbangkan melalui kami. Bahkan artis Melanie Subono menyumbang 900 buku di fase kedua dan 600 buku di fase keempat. `Untuk menyalurkan buku-buku yang telah terkumpul sampai ke target juga diperlukan biaya yang tidak sedikit. Biaya terbanyak adalah untuk pengiriman buku-buku tersebut. Sedangkan untuk menekan biaya transportasi bagi anggota kami, kami bekerja sama dengan blogger setempat untuk menerima pengiriman buku tersebut dan meneruskannya ke target, dibandingkan kami semua harus berangkat ke sana. Namun demikian, selain patungan, kami juga menerima bantuan dana dari beberapa donatur, termasuk teman-teman kami di Malaysia, Hongkong, Qatar, juga Korea yang sebagian besar mereka adalah para blogger. Secara khusus, beberapa komunitas juga membantu kami, seperti komunitas pecinta alam di Jember yang ikhlas memungut botol-botol bekas minuman dalam kegiatan Pesan Dalam Botol, lalu dijual dan hasil penjualan tersebut diserahkan kepada kami untuk membantu biaya operasional. Demikian pula dengan penggalangan dana yang dilakukan Kampret (Kompasianer Hobi Jepret) ketika berkumpul di Jogja, telah membantu kelancaran niat baik kami. Komunitas Warung Blogger, Monday flash fiction juga blogger perorangan dimana mereka menulis buku kemudian royaltinya disumbangkan kepada kami. Belajar, Bersenang-senang, Bermain, Berbagi dan Peduli Sejak bulan Juni 2013, kami mulai merambah dunia nyata di mana kami mendatangi langsung beberapa tempat tujuan pengiriman buku. Di tempat tujuan, kami tak hanya membawa buku, tapi juga membawa teman-teman dari beberapa komunitas untuk sama-sama berbagi ilmu. Dengan tagline bersenang-senang, kami mengajak anak-anak di beberapa daerah untuk sama-sama belajar tentang astronomi, sainstrik, story telling, membuat prakarya, funtivasi juga dream trigger. Beberapa daerah yang sudah kami kunjungi  antara lain, Pulau Tegal-Pesawaran-Lampung, Pulau Sebesi-Lampung Selatan, Rumah Pelangi-Bandung, Panggungsari-Kepung-Kediri, Tamanjaya-Paniis-Ujung Kulon, Tumpakdoro-Pamongan-Kediri. Rencana ke Depan Dengan semakin dikenalnya kegiatan kami, banyak permintaan buku yang singgah di email kami. Meskipun kewalahan, kami berusaha meluluskan permintaan buku yang datang kepada kami. Meski tidak langsung kami tanggapi, dalam setiap fase kami akan membicarakan ini dengan teman-teman yang lain. Rencana ke depan kami, setiap bulan kami bisa mengirimkan buku ke satu tempat dan setiap dua bulan sekali akan datang langsung untuk berbagi buku, belajar, bersenang-senang dan bermain dengan anak-anak. Menjelang lima tahun Blogger Hibah Buku Tanpa terasa, bulan November ini kami sudah memasuki usia lima tahun.  Memasuki usia lima tahun ini kami berencana mengumpulkan buku untuk ke lima tempat, dua tempat di pulau Jawa dan tiga di antaranya di luar pulau Jawa. 1. Madrasah Ibtidaiyah Kecamatan  Ngambur-Pesisir Barat-Lampung 2. Pulau Marabatuan,  Kecamatan Pulau Sembilan, Kabupaten Kotabaru, kalimantan Selatan 3. SD Inpres Siumolo, Desa Tuakau, Kecamatan Fatuleu Barat, Kupang NTT 4. Gubuk Panca Lentera Negeri, Desa Gunungsari, Jabung, Malang 5. Rumah Literasi Banyuwangi, Banyuwangi, Jawa timur Selain itu kami juga berencana untuk mendirikan Taman baca yang akan dipantau dan dikelola oleh volunteer kami yang berada di daerah seperti yang sudah dilakukan oleh salah satu volunteer kami di Kediri.
Tags:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H