Mohon tunggu...
Halwa Khairani
Halwa Khairani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Punya ketertarikan di bidang seni dan bahasa. Lebih suka mendengar daripada berbicara sehingga tulisan dan grafis adalah bahasa andalan. Berkeinginan untuk berkontribusi di industri kreatif dan dunia konseling.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Meneduhkan Keberagaman di Bawah Atap Klenteng Phan Ko Bio

10 Desember 2023   13:33 Diperbarui: 10 Desember 2023   13:35 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumentasi pribadi

Bogor - Keberagaman yang ada di Indonesia dapat diibaratkan sebagai pelangi, berbeda warna dan tak tercampur baur namun melahirkan corak indah yang memanjakan mata para pelihatnya. Salah satu contohnya terdapat di Kampung Etnik Pulo Geulis yang berlokasi di Kelurahan Babakan Pasar, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor.

Kampung yang terletak di tepi sungai Ciliwung ini dapat diakses melalui suatu jembatan kecil yang memiliki corak warna-warni. Di bawahnya, alir mengalir deras dan menimbulkan suara deburan yang cukup kencang. Pulo geulis nyaris sama seperti pemukiman warga pada umumnya. Para warga berkumpul dan mengobrol, anak-anak berlarian dan tertawa, rasa kekeluargaan pun sangat terasa di kampung ini.

Namun, ada satu tempat yang menarik di kampung ini, yakni klenteng yang berdiri kokoh di tengah-tengah pemukiman warga. Klenteng yang berlokasi di RT 02, RW 01, Kelurahan Babakan Pasar, Kecamatan Bogor Tengah yang berwarna merah tersebut bernama Klenteng Mahabrahma Phan Kho Bio. Menurut pengelola dan ketua RW setempat, klenteng tersebut sudah ditemukan sejak tahun 1703 oleh salah satu tim ekspedisi Belanda.

Memasukki wilayah klenteng, nuansa budaya Tionghoa terlihat dengan jelas. Warna merah yang apik mendominasi interior serta eksteriornya dan berbagai patung dewa menghiasi ketiga altar utama.

Berdasarkan pernyataan Chandra, selaku pengelola Klenteng Mahabrama Phan Ko Bio, Kampung Pulo Geulis pada tahun 1482 hingga tahun 1579 pernah menjadi salah satu tempat peristirahatan keluarga Kerajaan Padjajaran. Oleh karena itu, banyak sekali hal-hal bersejarah yang usianya sudah sangat lama dapat ditemukan di klenteng ini. Salah satunya adalah batu berukuran besar yang konon sudah ada sejak zaman Megalitihikum sehingga usianya diperkirakan sudah 600 tahun lamanya.

Tak hanya budaya dan tokoh-tokoh dari Tionghoa saja, di Klenteng Mahabrama Phan Ko Bio juga terdapat beberapa petilasan tokoh muslim. Salah satunya adalah Buyut Kebok, yang dulunya merupakan Panglima Kerajaan Padjajaran. Ada pula petilasan Djayadiningrat, Mbah Sake yang berasal dari Banten, Mbah Raden Mangunjaya, serta Mbah Raden Eyang Surya Kencana yang dulunya menjadi simbol betapa gagahnya Kerajaan Padjajaran.

Pada altar utama, terdapat Dewa Phan Kho yang dikatakan sangat berpengaruh terhadap penciptaan Alam Semesta. Berdasarkan penjelasan Chandra, Dewa Phan Kho terlahir dari telur yang kemudian pecah. Bagian pecahan telur yang tipis menjadi alam angkasa, sedangkan yang  beratnya menjadi bumi. Setelah ribuan tahun hidup dan akhirnya wafat, berbagai bagian dari tubuhnya pun menjadi matahari, bulan, air, udara, serta berbagai zat kehidupan lainnya.

Pada altar kiri, bernaung patung Dewi Welas Asih, Dewi Kemerdekaan Jiwa, Mahadewata Wisma, dan Dewa Bumi. Sementara pada altar kanan, bernnaung patung Dewa Lambang Kesetiaan dan Kejujuran serta Dewa Sepanjang Tahun. Tak hanya itu, terdapat pula simbol keyakinan umat Buddha, yakni Siddhartha Gautama.

Selain merupakan tempat bersejarah dan penuh kebudayaan, Klenteng Phan Kho Bio juga kerap dijadikan objek untuk melaksanakan berbagai tradisi seperti Imlek, Cap Go Meh, Sembahyang Arwah, dan Sembahyang Kue Bulan. Dalam beberapa acara tersebut, terkadang pihak Klenteng Phan Kho Bio akan membagikan berbagai sembako dan makanan gratis kepada warga sekitar.

Hamzah, selaku Ketua RW Kampung Pulo Geulis, mengaku senang dan menerima keberadaan Klenteng Phan Kho Bio dengan tangan terbuka. Ia mengaku mendukung kegiatan-kegiatan yang ada di klenteng tersebut. Ia terus berharap bahwa kerukunan dan toleransi beragama akan tetap ada di wilayah Kampung Pulo Geulis. Masyarakat sekitar pun juga mengatakan bahwa terkadang ada pembagian beras yang dilakukan oleh klenteng di beberapa acara tertentu, kegiatan tersebut direspon dengan baik dan dianggap cukup bermanfaat.

Kampung Pulo Geulis ini menjadi bukti terwujudnya kerukunan dan toleransi keberagaman terutama di Wilayah Kota Bogor. Adanya Klenteng Phan Kho Bio diterima dengan baik oleh masyarakat sekitar terlepas dari perbedaan yang ada.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun