Dahulu, mungkin tugas dan kemampuan seorang jurnalis hanya untuk melaporkan (reporting) dan menulis berita (writing). Namun dikarenakan sajian berita yang tidak hanya berbentuk konvensional atau teks, tetapi sudah mengintegrasikannya dalam bentuk yang lebih interaktif seperti infografis, gambar/foto, animasi, video, dan lain sebagainya, maka jurnalis juga turut melakukan skill improvement. Lantas, apa saja yang menjadi tugas dari seorang jurnalis di era jurnalisme multimedia ini?Â
Kemampuan jurnalis saat ini akan terlihat dan terdengar seperti sebuah bentuk 'eksploitasi'. Terdengar hiperbola, namun begitulah kenyataannya. Banyak sekali kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki dan dikerjakan hanya oleh seorang atau satu jurnalis saja.Â
Munculnya tuntutan audiens modern yang lebih tertarik pada multimedia storytelling, format visual, dan menampilkan berita secara cepat, bahkan real time, Â mengharuskan seorang jurnalis untuk memiliki kemampuan, diantaranya sebagai berikut:
-
Memiliki keterampilan melakukan siaran langsung, termasuk pula wawancara langsung dan pelaporan secara real time.Â
Produksi video tentu telah menjadi bagian integral dari jurnalisme multimedia. Maka jurnalis saat ini perlu memahami teknik-teknik dalam memproduksi video dan kemampuan editing.
Jurnalis saat ini juga tak luput dari pengeditan visual. Kemampuan editing visual, penggunaan perangkat lunak grafis, editing foto menjadi hal yang penting agar dapat meningkatkan kualitas visualisasi di dalam berita.Â
Kemampuan untuk menulis narasi yang adaptif. Artinya seorang jurnalis harus dapat menulis dalam berbagai format, baik itu berita cetak, berita online, long journalism, ataupun skrip video. Terlebih lagi dalam era digital, banyak produk jurnalisme disebarkan melalui berbagai platform. Maka format narasi ataupun juga bentuk sajiannya bisa saja berbeda sesuai dengan platform yang digunakan.Â
Apabila kita cermati, kemampuan jurnalisme di atas terlihat tidak masuk akal. Bagaimana seorang jurnalisme dapat mencakup beban kerja yang begitu banyak? Hal ini menjadi sebuah tantangan yang tidak terelakan dari seorang jurnalis. Tak menutup kemungkinan pula bahwa ini dapat berpengaruh pada kualitas berita yang diberikan. Dengan beban kerja yang tinggi dan estimasi waktu berita harus disebarluaskan secara cepat, tentu ini mempersingkat waktu jurnalis untuk melakukan penyuntingan dan memverifikasi data secara mendalam.Â
Sumber:
Nelson, S. (2023). Visual journalism. Vevdesign.com. Diakses dari https://www-vev-design.translate.goog/blog/visual-journalism/?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tcÂ
Wicaksosno, B. D. (2022). Teknologi immersive, masa depan dunia jurnalistik indonesia. IDN Times. Diakses dari https://www.idntimes.com/tech/trend/bayu/tekologi-immersive-dalam-masa-depan-ekosistem-jurnalistik-indonesia?page=allÂ