Sungguh sangat sederhana jika ada pertanyaan, mengapa mapel TIK/KKPI diperlukan di tingkat sekolah? Jawabannya ada dilingkungan paling terkecil, yaitu keluarga. Di era digital saat ini, tidak ada yang tidak bisa internet. Dalam sebuah keluarga, minimal satu orang bias menggunakan internet. Artinya, minimal ada satu atau dua perangkat teknologi yang digunakan, bisa berupa PC maupun Handphone.
Banyak alasan mengapa orangtua menyediakan perangkat teknologi informasi dan komunikasi yangistilah anak sekarang selalu menyebutnya “gadget”, di rumah;
1.Sebagai sarana untuk membantu mengerjakan tugas sekolah dan mencari informasi yang berkaitan dengan tugasnya
2.Sebagai sarana hiburan; games online, jejaring social, browsing, streaming
3.Sebagian menganggap, dengan menyediakan gadget, akan membuat anak-anak asik dengan dunianya atau istilah bahasa sundanya ;“anteng” , atau anak-anak tidak membuat onar dirumah dan tidak akan mengganggu waktu orangtuanya,
Inilah yang banyak terjadi di lingkungan rumah, jika kedua orangtua sibuk bekerja, anak-anak diberi gadget yang super canggih, sehingga tidak akan mengganggu waktu istirahat mereka ketika pulang kerumah. Kadangkala, saking canggihnya, didalam rumah pun berkomunikasi menggunakan BBM. Alhasil, waktu kumpul bersama berkurang, komunikasi langsung antar anggota keluarga sangat jarang. Inilah dampak negatif menggunakan TIK. Siapa yang salah…. Tidak ada. Namun, inilah yang perlu dicermati semua elemen di era teknologi digital saat ini.
Apa yang bisa dilakukan untuk menghindari pemanfaat TIK yang salah di lingkungan rumah? Sudahkah pemerintah memberi pengarahan kepada orangtua? Saya yakin sudah. Banyak upaya yang dilakukan elemen masyarakat, baik di berbagai media elektronik maupun non elektronik, banyak artikel memuat masalah ini. Namun, bagaimana dengan anak-anak? Dapatkah orangtua mengarahkan/mengajarkan teknologi secara frekuentif, mengembangkan bakat dan minatnya… Apakah dengan memberi gadget canggih bisa menyelesaikan isu ini?
Disinilah peran sekolah dibutuhkan. Di lingkungan sekolah, ilmu dan wawasan akan mudah diserap oleh anak-anak. Peran serta guru dalam membimbing lebih efektifbaik secara kualitatif maupun kuantitatif. Bagaimana dengan teknologi? Disinilah peran guru TIK disekolah. Selain mengarahkan siswa agar dapat memanfaatkan TIk dengan baik, guru TIK juga dapat membantu mengembangkan minat dan bakat peserta didik dalam memanfaatkan teknologi. Secara praktis, dapat di katakan, “siswa dapat memanfaatkan PC/Laptop/gadget dirumah untuk mendisain, mengolah, merancang dll daripada bermain games”.
Banyak hal yang dapat di pelajari peserta didik mengenai teknologi. Apalagi jika dikaitkan dengan hal-hal praktis yang ada di sekitar kita. Hampir semua kegiatan sehari-hari selalu menggunakan teknologi. Mulai dari bangun pagi hingga tidur kembali. Menelpon/sms, mengetik tugas, browsing internet, update status, berkoordinasi melalui jejaring social, mengedit gambar, upload-download, membuat artikel di blog, memanfaatkan wi-fi di mall dll.
Pada dasarnya, materi yang dapat di ajarkan kepada peserta didik baik di jenjang sekolah maupun atas bisa menggunakan standar kompetensi yang sama. Namun, dapat dibedakan dalam kompetensi dasarnya. Berikut contoh konsep dasar yang bisa jadi bahan pertimbangan untuk materi maple TIK/KKPI :
[caption id="attachment_296937" align="aligncenter" width="536" caption="Tabel SK/KD TIK/KKPI"][/caption]
tabel diatas hanyalah draf sederhana yang dapat dikembangkan ssesuai dengan kebutuhan peserta didik dengan segala sumber daya yang tersedia di sekolah, serta kemajuan TIK yang terjadi.
Tanpa pengarahan yang cerdas, anak-anak akan terjerumus kepada hal-hal yang negatf dan tidak bermanfaat. Karenanya, Pentinglah kiranya TIK dapat dipelajari di sekolah, agar peserta didik dapat memanfaatkan TIK yang ada dirumah maupun sekolah dengan baik, berakhlak, bijak dan cerdas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H