Mohon tunggu...
Hafiz Hasibuan
Hafiz Hasibuan Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Filsafat Islam

Tinggal di Iran sambil studi

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Manajemen Dosa

18 September 2021   19:47 Diperbarui: 18 September 2021   19:48 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inspirasi dosa dari reknew

Apapun agama kita. Ingin rasanya selalu dapat melaksanakan perintah sang Khalik. Dalam ajaran setiap agama pasti ada aturan yang memerintahkan atau melarang.

Jika dapat melaksanakan semua perintah itu pasti senang rasanya. Merasa sukses sebagai hamba dan sebagai pengikut sebuah agama.

Tapi kebanyakan dari kita lebih banyak melakukan perintah dan juga melakukan larangan. Kita hanya berharap hitungan kebaikan lebih banyak dari hitngan larangan.

Padahal agama bukanlah barang dagangan. Jika pahala lebih besar kita akan selamat atau masuk neraka jika banyak buat dosa.

Agama harus menjadi jalan menuju kesempurnaan. Manusia harus mampu menjadi manusia seutuhnya. Manusia dengan sifat tertinggi yang harus dimiliki manusia. Setiap agama punya defenisinya tersendiri.

Untuk mencapai itu. Hal yang harus kita lakukan jangan berfikir terlalu banyak cari pahala. Tetapi kita mencoba menjauhkan diri dari larangan.

Jika kita bisa menjauhi larangan walau sedikit pahala yang kita peroleh akan lebih baik dari banyak pahala dengan banyak dosa. Kita bisa menunjukkan kepada Tuhan jika kita tidak pernah keluar dari batas kemanusiaan.

Dari sini kita bisa mencoba mendefinisikan apa itu dosa jika ajaran agama adalah kesempurnaan.

Dosa adalah batas yang mengeluarkan manusia dari batasnya sedangkan pahala adalah derajat yang meninggikan nilai manusia.

Dosa adalah sifat yang bukan manusiawi sedangkan pahala adalah kemanusiaan.

Semakin kita berbuat baik maka semakin cerah warna kemanusiaan. Tapi dengan sarat kita tidak menghilangkan  kemanusiaan kita dengan dosa.

Oleh sebab itu saya menulis tulisan ini. Bukan untuk menggurui tetapi untuk mengingatkan diri saya. Supaya saya tidak merusak kemanusiaan saya.

Agama mengajarkan untuk taubat. Kita kembali ke tuntunan agama. Tuhan akan kembali memanusiakan  kita, setelah kita mengeluarkan diri sendiri dari batas kemanusiaan.

Pastinya tidak mudah. Apalagi sudah terbiasa dengan dosa. Tapi tetap ada obatnya dan bisa dilakukan. Pecandu saja bisa sembuh.

Langkah awal pasti susah. Kita harus mengkontrol diri kita saat demi saat. Jam demi jam hingga kita bisa senantiasa dalam posisi sebagi manusia.

Saat telah menjadi manusia yang utuh maka kita akan merasakan kenikmatan yang berbeda.

Seperti obat ketika sedang sakit. Terkadang lebih dari tiga kali harus kita makan. Tetapi setelah beberapa hari saat sakit hilang maka tidak membutuhkan  obat lagi

Semoga bermanfaat untuk semua apapun agamanya. Jangan lupa mohon doanya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun