Mohon tunggu...
Hafiz Hasibuan
Hafiz Hasibuan Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Filsafat Islam

Tinggal di Iran sambil studi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kematian Imam Husain yang Dikenang Jutaan Manusia

8 Oktober 2020   06:36 Diperbarui: 8 Oktober 2020   06:47 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana pejalan kaki antara Najaf Karbala by bornanews.ir

Suasana pejalan kaki antara Najaf Karbala by bornanews.ir
Suasana pejalan kaki antara Najaf Karbala by bornanews.ir

Para peziarah yang berasal dari Irak melakukan perjalanan langsung dari dari kota mereka masing-masing. Tetapi para peziarah yang datang dari luar negeri memulai perjalanan dari kota Najaf. Masyarakat kota Najaf telah menyambut kedangan para peziarah dengan cara menyiapkan penginapan dan makan gratis sejak 15 hari sebelum puncak arbain. Jadi sejak 15 hari sebelum puncak arbain para peziarah mendapatkan tempat dan makan gratis.

Para pelayan ziarah yang membagikan makanan secara gratis by Irna.ir
Para pelayan ziarah yang membagikan makanan secara gratis by Irna.ir

Di kota Najaf sendiri ada makam amirul mukminin Ali bin Abi Thalib. Beliau adalah imam pertama bagi orang Syiah dan khalifah keempat menurut kalangan Ahlus Sunnah Wal Jamaah. Umat muslim yang Syiah maupun Ahlus Sunnah memanfaatkan kesempatan beberapa hari di Najaf untuk berziah kemakam Ali bin Abi Thalib.
Setelah beberapa hari berada di kota Najaf, para peziarah baru memulai perjalanannya ke kota Karbala. Karena jarak kota Najaf dan Karbala adalah 80 km, maka waktu yang ditempuh dua jam dengan mobil, harus memakan waktu 3 atau 4 hari dengan berjalan kaki.

Makam Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib by hawzah.ir
Makam Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib by hawzah.ir

Di Timur Tengah, antara satu kota dengan kota yang lain akan terpisah. Begitu juga dengan kota Najaf dan Karbala akan terpisah pada hari biasa. Anda akan melihat sepanjang jalan hanya terlihat padang pasir yang kosong. Tetapi pada hari-hari menjelang arbain sepanjang jalan antara Najaf dan Karbala yang panjangnya 80 km dipenuhi dengan tenda untuk menginap selama perjalanan. Para pemilik tenda berasal dari masing-masing kota di Irak, bahkan saya melihat tenda dari Indonesia dan beberapa negara lain seperi Iran, bahkan Malaysia dan Thailand. Saya dapat memahaminya dari bendera yang mereka pasang.

Pemilik tenda menyebut diri mereka sebagai khadim (pelayan) tersebut menyiapakan makanan dan minuman para peziarah secara cuma-cuma. Disini para peziarah bisa menikmati teh dan kopi Irak yang sangat kental. Semua itu dipersembahkan masyarakat Irak untuk jutaan peziarah yang lebih kurang selama 2 minggu.

Kondisi di Karbala

Setelah beberapa hari melakukan perjalanan kaki barulah tiba di kota Karbala. Para peziarah Irak biasanya langsung ziarah ke makam imam Husain dan kembali ke kota mereka masing-masing. Sedangkan para peziarah asing bermalam beberapa hari di Irak sambal ziarah ke makam imam Husain.

Peziarah asing yang paling banyak berasal dari Iran. Selain dekat dengan Irak, mayoritas rakyat Iran adalah pengikut Syiah yang meyakini imam Husain adalah imam ke-3 setelah amirul mukmini Ali bin Abi Thalib dan imam Hasan bin Ali. Keyakinan inilah yang mendasari mereka untuk hadir pada ziarah arbain.

Kondisi di Karbala seperti kondisi di Najaf. Masyarakat membuka pintu untuk ditempati para peziarah. Dan mereka juga menyiapkan makanan untuk peziarah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun