Mohon tunggu...
Hafiz Hasibuan
Hafiz Hasibuan Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Filsafat Islam

Tinggal di Iran sambil studi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perbedaan Latar Belakang Politik Kiayi Ma'ruf Amin dan Rachel Maryam

3 Oktober 2020   23:56 Diperbarui: 4 Oktober 2020   00:38 524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kiyai Ma'ruf Amin (kanan) & Rachel Maryam (kiri). Olahan pribadi

Sebelum saya mebahas perbedaan keduanya, saya akan menyinggung persamaan di antara mereka. Mereka saat ini sama-sama sebagai politikus di negara Indonesia. Walaupun jabatan dan posisi mereka di panggung politik berbeda.

Satu lagi persamaan mereka adalah saat ini, mereka sedang ramai dibicarakan. Kiayi Ma'ruf dibicarakan karena ada netizen yang menyandingkan foto beliau dengan seorang bintang film porno kakek Sugiono yang disebar di media sosial. Sedangkan politikus Rachel Maryam sedang mendapat musibah pendarahan saat melahirkan. 

Saya mendokan semoga Rachel Mariym cepat sembuh dan kembali sehat serta dapat berkumpul di tengah keluarga dan melaksanakan tugasnya sebagai pejabat negara.

Dalam tulisan pendek ini saya tidak akan menyinggung masalah kesehatan mereka atau jenis kelamin mereka. Tetapi dalam kesempatan ini saya akan menyinggung perbedaan mereka hingga menjadi politikus negara.

Kiayi Ma'ruf saat ini sedang duduk sebagai wakil presiden Republik Indonesi masa jabatan 2019-2024. Sebagai seorang politikus beliau memiliki latar belakang yang mendukung untuk masuk kedunia politik. Latar belakang beliau adalah tokoh agama yang aktif di tengah umat Islam. Beliau pernah menjabat sebagai Rais Aam Pengurus Besar Nahdhatul Ulama (PBNU) dan ketua Majlis Ulama Indonesia (MUI). Sebuah posisi yang sangat dihormati para pengikut dan simpatisan NU sebagai ormas terbesar di Indonesia dan umat Islam Indonesia.

Proses yang dilalui Kiai Ma'ruf untuk menjadi tokoh politik nasiaonal tidaklah mudah. Beliau telah berproses ditengah arus yang sangat kuat. Beliau telah mempu menunjukkan konsistensi yang luar biasa dalam ormas dan keagamaan yang beliau yakini. 

Sehingga Kiayi Ma'ruf bukan saja seorang pemimpin yang telah menjadi pribadi yang memimpin organisasi besar, bahkan beliau telah membangun intelektual diri sebagai ulama pada sebuah agama yang sangat besar, yaitu Islam.

Tawaran politik yang telah dibangun oleh Kiayi Ma'ruf untuk dapat menjadi wakil presiden sudah dilakukan dengan matang dan proses yang panjang. Sehingga layaklah beliau untuk mendapatkan posisi pada kancah politik Indonesia.

Setelah menjabat sebagai politikus Indonesia, beliau tetap terlihat sebagai seorang agawan yang karismatik. Dia tetap layak dipanggil kiai walaupun sekang telah menjadi wakil presiden.

Sedangkan Rachel Maryam yang juga seorang politikus yang cukup dikenal di Indonesi. Beliau adalah anggota DPR RI dari Fraksi Gerindra. Beliau cukup sering tampil di tengah media Indonesia sejak belum menjadi politikus Indonesia. 

Setelah menjadi politikpun beliau tetap masih sering muncul ditengah media. Terkhusus tahun lalu saat melakukan kampanye pemilihan presiden dan wakil presiden.

Rachel Mariam cukup muda untuk menjadi tokoh politik nasional. Walaupun wilayah pemilihannya tidak mencakup seluruh Indonesia, tetapi sudah luar biasa untuk dapat kursi di DPR RI. Dia sudah dikenal ditengah masyarakat sebagai model, artis dan selebritis ibu kota. 

Ada banyak film yang dibintanginya dan sering tampil di tengah media nasional, terkhusus layar lebar dan tv Indonesia.Dengan kecantikan, tubuh yang seksi, muda, serta talenta bermain peran telah membuat dia terkenal di Indonesia. 

Jejak-jejak kecantikan dan kepiawaian beliau dapat dilihat dalam film-film yang telah beliau perankan. Kecantikan, tubuh yang seksi, muda, serta talenta bermain peran saat itu juga telah membuatnya mendapat pendukung dan simpatisan. Pendukung dan simpatisan ini pulalah modal yang telah mengantarkan beliau untuk menjadi tokoh politik.

Penampilan beliau saat ini sangat berbeda. Harus diakui Rachel Mariam memiliki teknik untuk populer secara instan. Jika tidak maka tidak mudah untuk mendapatkan kursi di DPR RI. 

Sebagaimana kecantikan, tubuh yang seksi, muda, serta talenta bermain peran telah menjadi modal instan untuk menjadi selebritis maka dia juga memiliki tip untuk mendapatkan teknik instan menjadi anggota DPR RI.

Saya tidak paham teknik apa yang beliau pakai. Tetapi penampilan beliau telah berubah sejak menjadi anggota DPR RI. Beliau tetap cantik, tetapi kini telah tertutup dengan hijab dan pakaian panjang. Penampilan beliau jauh berbeda dengan gaya beliau saat menjadi selebritis.

Ada perbedaan gaya beliau saat sebelum dan sesudah menjadi politikus. Saya tidak akan menunjukkan perbedaannya karena saya juga tidak ingin menunjukkan foto yang tidak layak bagi persepsi saya di blog saya. Silahkan cari sendiri di google.com

Dari uraian saya tentang kedua tokoh tersebut dapat disimpulkan dua perbedaan diantara mereka

1. Perbedaan Proses Menuju Kursi Politik

Kiai Ma'ruf dan Rachel Maryam memiliki perbedaan proses untuk mencapai kursi politik. Kiai ma'ruf memproleh kursi politik di saat usia tua dan proses yang sangat panjang. Sedangkan Rachel Maryam mendapatkan kursi politik di saat muda dan proses yang instan.

Saya ingat pernyataan mantan dubes RI untuk Tehran bapak Dian Wirengjurit yang mengatakan perbedaan politik kita dan dan Iran adalah proses politikus yang mengisi politik kedua negara. 

Di Iran politus yang mengisi jabatan politik negara adalah mereka yang sudah matang dalam proses yang panjang. Sedangkan di Indonesia di isi politikus yang tidak memalui proses yang panjang (instan). 

Menyikapi pernyataan pabak dubes tersebut  tebtang perbedaan politik. Saya pribadi tidak sepekat dengan pernyataan pak dubes, hanya saja secara umum seperti itu.

Kasus penghinaan yang dilakukan sebagian netizan yang menghina wakil presiden juga tidak tepat. Semestinya kita bangga dengan Kiai Ma'ruf yang telah berproses sangat panjang untuk menjadi seorang tokoh politik. Ini akan memberikan kebaikan untuk negara kita jika yang maju di depan panggung politik adalah orang yang matang pengalaman, apa lagi spiritual.

Saya juga tidak berniat memojokkan Rachel Mariam. Karena sebagai seorang pribadi, beliau adalah pribadi yang hebat yang dapat memanfaatkan kondisi untuk kepentingan dirinya. Semoga beliau juga mampu mengangkat nilai negara ini di dalam dan luat negri dengan mengenal potensi yang sebenarnya dimiliki bangsa ini secara instan.

2.Perbedaan Penampilan Sekarang dengan Latar Belakang

Kita masih dapat melihat latar belakang Kiai Ma'ruf walaupun telah menjadi pejabat publik. Walaupun beliau tidak lagi memakai sarung, sosok karismatik sebagai ulama masih beliau tampilkan. Berbeda dengan Rachel Maryam yang kini berpakain muslimah ditengah publik terlihat berbeda dengan penampilan panas beliau disaat muda.

Saya juga tidak ingin memojokkan Rachel Maryam dalam menganalisa perbedaan kedua pribadi ini. 

Menurut para filosof, jiwa kita semakin menguat. Ibnu sina seorang filosof abad pertengahan memisalkan jika keterampilan seorang tukang pandai besi akan terus lebih baik dari hari kehari, sedangkan fisiknya akan semakin melemah dari hari kehari. Keterampilan adalah kualitas jiwa sedangkan kekuatan fisik adalah kualitas fisik. Disitulah ibnu sina menyimpulkan jika jiwa dan fisik adalah dua hal yang berbeda.

Pribadi Kiayi Ma'ruf telah begitu menyempurna di usia tua sehingga perbedaan gayanya tidak akan berubah sejak sebelum memangku jabatan. Sedangkan buat Rachel Mariam, saya dan semua yang muda harus melalui proses yang sangat panjang. 

Penampilan dan keterampilan Rachel Mariam memainkan peranannya dalam politik bukan tidak mungkin akan berubah lagi kedepannya karena proses hidupnya masih sangat panjang bagi kami yang muda.

Sebagai penutup saya hanya ingin menyampaikan bahwa perbedaan diantara keduanya tanpa mengahakimi salah satu di antara keduanya. 

Saya hanya berharap kita selalu bijak menentukan pilihan dan bijak mengkeritik para politikus yang tidak sesuai dengan prinsip kita. Kita juga masih harus belajar keterampilan memilih siapa yang pantas untuk dipilih pada pemilihan-pemilihan berikutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun