Mohon tunggu...
Hafiz Hasibuan
Hafiz Hasibuan Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Filsafat Islam

Tinggal di Iran sambil studi

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Berfilsafat Itu Mudah dan Murah

23 September 2020   03:58 Diperbarui: 23 September 2020   04:12 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi filsafat by Virgool.io

Semua manusia bisa berfilsafat. Hal itu terjadi ketika manusia memulai berfikir menggunakan sesuatu yang tidak lagi membutuhkan bukti. Benar-benar yakin dan tidak ada keraguan padanya lagi. Misalanya manusia tidak pernah ragu untuk memahami keberadaan dirinya, dari keberadaan dirinya mulailah mengurai satu persoalan yang namanya keberadaan.

Semakin manusia berpikir memanfaatkan pengetahuan dasar yang dimiliki maka akan menghasilkan pengetahuan-pengetahuan lain. Jika itu terjadi berarti seorang pribadi telah berfilsafat. Semakin dalam berfikir maka semakin dalam pemahaman yang didapat.

Berfilsafat akan sulit jika manusia langsung mencoba memahami pemikiran seorang filosof. Apalagi berfilsafat dengan membandingkan dua pemikiran filosof. Bukan saja tidak akan mencapai tujuan berfilsafat, malah menjadi tidak bisa dipahami.

Bahasa yang digunakan para filosof hanya dipahami oleh dirinya. Oleh sebab itu defenisi yang mereka sampaikan harus diterjemahkan sebaik-baiknya. Jangan sampai niat untuk berfilsafat hanya menjadi penerjemah para filosof yang belum tentu tepat dengan apa yang mereka pahami.

Contahnya Rene Descartes. Setelah mempelajari banyak hal, dia malah meragukan semua yang telah dia pahami. Tetapi dia yakin jika semua keraguan adalah bagian nyata dari sebuah proses pemikiran. Pemikiran adalah sesuatu yang tidak membutuhkan bukti bagi Rene Descartes. Dari pernyataan inilah Descartes mendalami dan memulai filsafatnya.

Kita juga bisa melihat filosof yang lebih tua seperti Socrates. Socrates bahkan tidak menuliskan pemikirannya. Pemikiran Socrates ditemukan dari tulisan-tulisan Plato. Sejarah mengenang Socrates sebagai bapak para filosof.

Socrates berdialog dengan semua orang. Dia berbicara tentang semua hal, termasuk keyakinan. Tetapi inti pembicaraan Socrates adalah bagaimana manusia memahami sesuatu yang benar (sesuatu yang mesti dipahami oleh manusia), jangan sampai sesuatu yang dianggap benar ternyata tidak sesuai dengan kemestiannya.

Terbukti para sofis yang semena-mena dengan retorika-retorika mereka, merasa terusik dengan keberadaan Socrates. Filsafat telah merubah pandangan pemuda Yunani. Murid-murid Socrates mengembangkan ide-idenya menjadi tema yang lebih sistematis dan berkembang.

Untuk menjadi filosof tidak perlu menjadi Socrates atau Rene Descartes. Yang perlu kita lakukan menjadi diri kita dan memulai dari yang kita yakini. Awali memahi satu kebenaran yang tidak perlu bukti menuju kebenaran-kebenaran lainnya. Arungilah kebenaran yang tidak berbatas. Jika para filosof semakin dalam menyelam kebenaran maka semakin nikmat yang mereka rasakan.

Berfilsafat juga tidak membutuhkan modal. Jika seseorang ingin menjadi dokter maka butuh penelitan dan praktek. Biayanya sangat mahal. Begitu juga jika ingin memahami ilmu-ilmu alam lainnya.

Tetapi jika ingin belajar filsafat, seseorang bahkan tidak membutuhkan pulpen dan kertas. Karena yang dibutuhkan adalah pikiran. Gunakan pikiran dan mulailah berfilsafat.

Sebenarnya tidak ada alasan untuk tidak berfilsafat. Filsafat sangat penting untuk menyelesaikan persoalan dasar kehidupan. Filsafat berbeda dengan fisika, kima dan ilmu alam lainnya. Filsafat akan membawa ke dalam persoalan metafisika.

Ketika kita makhluk yang bernama manusia mencoba menata alam semesta tanpa didasari pemahaman seutuhnya tentang alam semesta maka hasilnya bukanlah tatanan, tetapi kehancuran. Manusia sesungguhnya mampu memahami alam semesta, sebagaimana manusia memahami keberadaan diri yang tidak bermateri.

Sel-sel tubuh manusia saling berganti, sel-sel yang membangun fisik tahun lalu pasti bukan sel-sel yang membangun fisik saat ini. Tetapi manusia mampu memahami diri ke-aku-an yang sama dengan tahun-tahun sebelumnya.

Saya tidak akan membahas persoalan ini semakin dalam, saya hanya mengajak untuk berfilsafat supaya paling tidak, kita menemukan posisi dan perlakuan yang tepat terhahadap diri kita. Alangkah baiknya jika kita bisa mengurai alam semesta dan menata dengan semestinya. karena saya hanya ingin menuliskan bahwa filsafat itu sebenarnya mudah dan murah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun