Ketika Gus Dur mengatakan Ayatullah Imam Khumaini sebagai seorang waliyullah terbesar pada abad ini dalam konteks memberantas kedzaliman, dapat terlihat bagaimana pengaruhnya pada pertengahan abad ke-21, menjadi abad yang kering akan nilai-nilai spiritual agama, Â sehingga dunia saat itu dipimpin oleh dua kutub Komunis Sosialis Soviet dan Kapitalis Amerika Serikat. Sedangkan komunitas umat beragama apapun itu tunduk dalam rekayasa mereka.
Tidak lama setelah revolusi Islam yang dipimpin oleh Ayatullah Imam Khumaini berhasil, semangat beragama diseluruh dunia seperti hidup kembali. Terbukti pada giliran berikutnya Soviet pun runtuh. Diktator-diktator di negara-negara Timur Tengah satu demi satu juga ikut runtuh.Â
Api spiritual yang menjatuhkan Syah Iran itu sepertinya masih tetap membara dan membakar semua yang merintanginya. Seolah kutub Kapitalisme Barat yang saat ini dipimpin Amerika Serikat pun sedang menunggu giliran keruntuhannya.
Semangat perlawanan inilah yang dikagumi oleh Gus Dur. Semangat yang tersebar itu bukan semangat Syiah-isasi yang ditakutkan para pemimpin setiap agama dan kepercayaan, tetapi membangkitkan semangat spiritual agama yang sudah ada pada setiap agama dan penganutnya.
Seorang Penulis
Di Ensiklopedi juga dikatakan bahwa Ayatullah Imam Khumaini adalah seorang penulis yang telah menulis lebih dari 20 buku tentang teologi Islam. Ini menunjukkan kuatnya pengaruh budaya literasi pada sosok Ayatullah Imam Khumaini.
Budaya literasi ini memang sudah mengakar ditengah kebudayaan Persia. Ada banyak tokoh ilmuan dari tanah Persia. Bahkan ulama-ulama Islam Sunni maupun Syiah juga bersumber dari tanah Persia.Â
Para penulis di Iran memiliki semangat yang tinggi seolah mereka tidak pernah kehabisan ide untuk menulis. Ayatullah Imam Khumaini adalah salah satu dari mereka.
Gus Dur juga memiliki semangat yang sama. Menulis banyak artikel untuk media masa memberikan wacana yang dibutuhkan untuk membangun pada zaman itu. Dari artikel-artikel itulah kini telah ditulis berjilid-jilid buku yang masih relevan untuk kita baca.