Mohon tunggu...
H.F. Ribaay
H.F. Ribaay Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Mahasiswa Informatics/Computer Science ITB Bandung, Resimen Mahasiswa Mahawarman Batalyon I / ITB, Never Crack Under Pressure

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ada Apa di Balik Isu Pembangunan Kereta Cepat? Part.1

21 Februari 2016   15:02 Diperbarui: 22 Februari 2016   22:56 1256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2.       Pembangunan 15 Bandar Udara

3.       Pembangunan jalan sepanjang 1000km

4.       Pembangunan jalan kereta api sepanjang 8700 km

5.       Pembangunan pembangkit listrik berkapasitas 35.000 MW

6.       Pembangunan kereta api cepat Jakarta- Bandung dan Jakarta- Surabaya

Namun sayangnya besaran proyek tersebut masih belum diperjelas dan tidak diketahui besaran dananya.

Jumlah proyek yang memiliki keterlibatan dengan Cina sangat besar dan bahkan hampir di semua moda transportasi. Pengamat kebijakan publik Universitas Sebelas Maret Agung Prabowo mengatakan bahwa keikutsertaan Cina dalam proyek ini patut dipertanyakan. Apakah mereka memang ahli dalam hal pembangunan bandara, pelabuhan, kereta cepat, dan pembangkit listrik?

Pasalnya banyak proyek kerjasama dengan Cina yang mangkrak dan tidak jalan sama sekali. Bahkan ketua Bappenas mengatakan bahwa Proyek pembangkit listrik yang hampir rampung 90% yang dengan menggunakan kontraktor Cina hanya bisa memproduksi listrik sebesar 30-50% saja. Padahal biasanya jika bekerjasama dengan kontraktor Jerman, Prancis, atau Amerika produksinya berkisar 75-80%.

Kekhawatiran yang akan timbul adalah adanya penyimpangan di sela keberjalanan proyek. Besar kemungkinan proyek-proyek tersebut mangkrak dan menjadi sampah sisa yang tidak bisa dimanfaatkan. Pengawasan akan proyek tersebut sangat diperlukan agar berjalan sesuai dengan harapan. Tapi sekali lagi bahwa kegagalan/ kesalahan kontraktor seharusnya ditanggung oleh kontraktor, namun hasil kerjasama dengan PLN terbukti bahwa kesalahan desain kontraktor Cina ditanggung oleh pihak PLN.

Lanjut lagi terkait investasi, investasi sebesar apapun harus bisa balik modal. Itulah setidaknya yang harus dipahami bahwa sebelum bisa balik modal, investor berhak mempengaruhi kebijakan terkait proyek tersebut. Semua proyek kerjasama dengan Cina menyangkut Infrastruktur Transportasi bisa jadi ketika proyek tersebut selesai kebijakan sepenuhnya transportasi kita diambil alih oleh Cina. Berhubung akan adanya migrasi besar-besaran antara Cina dan Indonesia yang dicanangkan presiden kedua negara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun