Mohon tunggu...
hf fidz
hf fidz Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya mahasiswa dari depok,hobi saya menulis dan menggambar

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Analisis Perbandingan Inflasi dalam Perspektif Islam dan Konvensional

25 Juni 2024   00:31 Diperbarui: 25 Juni 2024   00:44 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi Mikro : Bu Nining 

Dampak Inflasi dalam Ekonomi Konvensional:
1. Penurunan Daya Beli: Inflasi menyebabkan penurunan daya beli masyarakat karena harga barang dan jasa meningkat.
2. Ketidakpastian Ekonomi: Inflasi yang tinggi dan tidak terkendali dapat menciptakan ketidakpastian ekonomi, yang dapat menghambat investasi dan pertumbuhan ekonomi.
3. Redistribusi Pendapatan: Inflasi dapat menyebabkan redistribusi pendapatan yang tidak merata, terutama merugikan kelompok berpenghasilan tetap seperti pensiunan.
4. Pengaruh pada Suku Bunga dan Investasi: Inflasi biasanya diikuti oleh peningkatan suku bunga, yang dapat mempengaruhi keputusan investasi dan konsumsi.

Dampak Inflasi dalam Ekonomi Islam:
1. Ketidakadilan Sosial: Inflasi dianggap menyebabkan ketidakadilan sosial karena memperburuk kesenjangan antara yang kaya dan yang miskin.
2. Pengaruh pada Etika dan Moral: Inflasi yang disebabkan oleh praktik yang tidak adil, seperti riba dan spekulasi, dianggap merusak nilai-nilai etika dan moral dalam masyarakat.
3. Ketidakstabilan Ekonomi: Seperti dalam ekonomi konvensional, inflasi juga dapat menyebabkan ketidakstabilan ekonomi dalam sistem ekonomi Islam.
4. Kesejahteraan Umum: Islam menekankan pentingnya kesejahteraan umum dan keadilan. Inflasi yang tinggi dianggap mengancam tujuan ini karena dapat merusak kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Kebijakan Pengendalian Inflasi: Perspektif Konvensional dan Islam

Kebijakan Pengendalian Inflasi dalam Ekonomi Konvensional:
1. Kebijakan Moneter: Bank sentral dapat menaikkan suku bunga untuk mengurangi jumlah uang beredar dan menekan permintaan agregat.
2. Kebijakan Fiskal: Pemerintah dapat mengurangi pengeluaran atau menaikkan pajak untuk menurunkan permintaan agregat.
3. Kontrol Harga dan Upah: Dalam beberapa kasus, pemerintah dapat menerapkan kontrol harga dan upah untuk menekan inflasi.
4. Kebijakan Penawaran: Peningkatan produktivitas dan efisiensi ekonomi melalui berbagai reformasi struktural dapat membantu mengendalikan inflasi jangka panjang.

Kebijakan Pengendalian Inflasi dalam Ekonomi Islam:
1. Larangan Riba: Penerapan larangan riba untuk mencegah praktik bunga yang berlebihan dan spekulasi yang dapat menyebabkan inflasi.
2. Zakat dan Sadaqah: Distribusi kekayaan melalui zakat dan sadaqah untuk mengurangi ketimpangan pendapatan dan memastikan kesejahteraan umum.
3. Pengawasan Pasar: Pemerintah atau otoritas pasar dalam sistem ekonomi Islam bertanggung jawab untuk mengawasi dan mencegah praktik yang tidak adil, seperti penimbunan dan spekulasi yang berlebihan.
4. Promosi Keadilan Ekonomi: Mendorong praktik bisnis yang adil dan etis, serta memastikan bahwa produksi dan konsumsi berada dalam keseimbangan yang sehat.

Kesimpulan

Perbandingan antara inflasi dalam perspektif Islam dan konvensional menunjukkan bahwa meskipun keduanya mengakui dan berusaha untuk mengatasi inflasi, pendekatan dan prinsip yang digunakan berbeda. Ekonomi konvensional cenderung fokus pada faktor-faktor ekonomi murni dan solusi teknis, sedangkan ekonomi Islam menekankan aspek moral, etika, dan keadilan dalam menangani inflasi. Dengan demikian, memahami kedua perspektif ini dapat memberikan wawasan yang lebih komprehensif dalam upaya mengelola inflasi secara efektif dan berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun