Mohon tunggu...
Hany Ferdinando
Hany Ferdinando Mohon Tunggu... Ilmuwan - Penikmat buku dan musik yang suka tentang teknologi, psikologi, pendidikan, flora dan fauna, kebudayaan, dan hubungan antar manusia.

Belajar menulis dengan membaca, belajar kritis dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pilihan yang Berdampak

14 Januari 2020   19:04 Diperbarui: 14 Januari 2020   19:15 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://pixabay.com/
https://pixabay.com/
Saya perhatikan bahwa teman saya ini agak marah dengan jawaban saya. Ya... terserahlah! Bukankah kita punya pilihan? Kalau buat dia, telepon yang berdering harus segera diterima, mungkin itu sistem nilai yang dipegangnya. Buat saya tidak demikian! 

Beda ceritanya kalau sudah ada janjian atau nomor yang sama terus menerus menelpon. Itu pun akan saya minta untuk menelpon ulang jika hal yang akan dibicarakan tidak terlalu penting. Egois? Mungkin! Namun, orang juga harus belajar menghargai apa yang sedang kita lakukan.

Berangkat sekarang atau nanti

Tinggal di Jakarta bukanlah sesuatu yang pernah muncul di benak saya. Sudah tidak terhitung mereka yang mengajak saya untuk tinggal di Jakarta. Bahkan ada yang menjanjikan pekerjaan segala lho! Namun, saya memang tidak pernah tertarik tinggal di Jakarta. 

Kota ini terlalu padat dan segala sesuatu sepertinya berlalu dengan begitu cepat. Orang tinggal di jalan dan sepertinya tidak punya waktu dengan keluarga.

Saya melihat sendiri bagaimana kerabat saya harus meninggalkan rumah jam 5 pagi untuk berangkat kerja dan baru tiba di rumah lagi jam 11 malam. Ketika dia berangkat, anaknya masih tertidur dan anaknya itu sudah tertidur ketika dia pulang. Bukankah masih ada akhir pekan untuk berjumpa? Benar! Namun, ini bukanlah kehidupan yang saya inginkan.

https://pixabay.com
https://pixabay.com
Kita dihadapkan pada pilihan untuk berangkat saat ini atau nanti ketika mempertimbangkan kemacetan, waktu bersama keluarga, hobi, dll. Pilihan ini membuat kita harus memutuskan dengan bijak karena pilihana mana pun pasti ada dampaknya.

Pilihan yang tidak mudah dan dampaknya

Ketika seseorang memperlakukan kita dengan tidak baik, maka marah merupakan reaksi yang wajar. Hanya saja, apakah kemarahan itu akan terus bertahan atau bisa segera dikuasai? Apakah kemarahan akan menyelesaikan segala sesuatu?

Mengapa saya menekankan contoh ini daripada yang lain? Ada banyak hal yang bisa terjadi tatkala seseorang bisa menguasai emosinya. Emosi yang tidak dikuasai akan menjadi bumerang dan itu merugikan diri sendiri.

Ketika pasangan marah kepada Anda, apa yang akan dilakukan? Kebanyakan orang langsung membalasnya dengan kemarahan. Apakah ini tindakan yang bijaksana? Mana yang paling mungkin terjadi, kemarahan itu menjadi reda atau malah menjadi-jadi?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun