Mohon tunggu...
Hany Ferdinando
Hany Ferdinando Mohon Tunggu... Ilmuwan - Penikmat buku dan musik yang suka tentang teknologi, psikologi, pendidikan, flora dan fauna, kebudayaan, dan hubungan antar manusia.

Belajar menulis dengan membaca, belajar kritis dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Merayakan Hari Kemerdekaan, Haruskah dengan Upacara Bendera?

6 Desember 2019   23:42 Diperbarui: 6 Desember 2019   23:38 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari ini, 102 tahun yang lalu Finlandia mendapatkan kemerdekaan setelah area negara berpenduduk sekitar 5,5 juta ini menjadi lahan 'bermain' Swedia dan Rusia selama puluhan bahkan ratusan tahun. 

Pada awal saya tinggal di Finlandia, saya tidak pernah mengetahui bahwa negara punya hari kemerdekaan. Sudah lekat di pikiran saya bahwa negera maju itu identik dengan negara yang tidak pernah dijajah. Namun konsep itu ternyata salah dan saya harus berterima kasih untuk koreksi yang terjadi saat saya tiba di negara ini beberapa tahun yang lalu.

Tahukah Anda bahwa ibukota Finlandia ini dulunya di Turku, bukan Helsinki? Ya... saat berada di bawah kerajaan Swedia, Turku menjadi pusat pemerintahan karena posisinya yang dekat dengan Swedia. 

Oleh karena itu, pimpinan tertinggi gereja Lutheran tinggal di Turku. Setelah Finlandia berpindah tangan ke Rusia, maka pusat pemerintahan dipindahkan ke Helsinki, yang notabene lebih dekat dengan kota Saint Petersburg.

Finlandia merdeka dari penjajahan 6 Desember 1917, sehingga perayaan di tahun 2017 menjadi sebuah tonggak sejarah penting, karena saat itu Finlandia merayakan kemerdekaan yang ke-100. Liputan perayaan tersebut dapat Anda baca di laman kompasiana.com juga. 

Bagaimana situasi perayaan kemerdekaan di Finlandia?

Secara umum, perayaan kemerdekaan dilakukan di tanggal 5 dan 6 Desember. Dikutip dari laman resmi milik pemerintah kota Oulu (mohon maaf hanya tersedia dalam bahasa Finlandia), perayaan dilakukan mulai tanggal 5 Desember malam yang disebut dengan itsenäisyyspäivän aatto atau malam hari kemerdekaan. Kadang dilakukan di tempat kerja sebelum mereka pulang.

Apa yang mereka lakukan? Minum kopi dan makan kue! Hah! Yep! Anda tidak salah baca. Mereka duduk bersama menikmati kopi dan kue tart yang didominasi warna putih dengan garis-garis biru. Mengapa putih dan biru? Karena itu melambangkan warna bendera Finlandia. Ya... seperti ornamen 17 Agustus kan merah dan putih yang diambil dari warna bendera.

6 Desember adalah hari libur nasional. Itu berarti semua kantor dan sekolah tutup, anak sekolah tinggal di rumah atau keliling kota menikmati berbagai macam program yang dirancang atau sekedar jalan-jalan. 

Apa saja program yang dibuat? Biasanya, pemerintah kota yang menyusunnya dan bekerja sama dengan beberapa komunitas. 

Khusus untuk 100 tahun kemerdekaan yang dirayakan di 2017, program yang dibuat jauh lebih banyak dan bervariasi. Kegiatan dimulai dengan menaikkan bendera pada pukul 8 pagi serentak di seluruh Finlandia. Program berikutnya tergantung pemerintah kota.

Doc. pribadi
Doc. pribadi
Di Oulu, program 2019 adalah sebagai berikut:
  • Tembakan salvo di Linnansaari (pulau Kastil) pada pukul 09.00
  • Penghormatan kepada pejuang kemerdekaan dengan menempatkan karangan bunga di pusara yang terletak di gereja
  • Kebaktian perayaan kemerdekaan di berbagai gereja
  • Peletakan karangan bunga di area pemakaman kota Oulu
  • Pemutaran film Tuntematon Sotilas (Prajurit yang tak dikenal) yang dirilis tahunm 2017
  • Perayaan kemerdekaan di balai kota berupa konser musik dari komposer Finlandia seperti Jean Sibelius, Leevi Madetoja, Tauno Pylkkänen , Toivo Kuula, dengan diselingi sambutan dari wakil pemerintah kota.
  • Balap kuda dalam rangka perayaan kemerdekaan
  • Berbagai macam perayaan bersama dengan para veteran perang berupa menyanyikan lagu kebangsaan, minum minuman tradisional (glögi) yang biasanya juga disajikan saat Natal, beberapa kue tradisional.
  • Refleksi kemerdekaan yang dilakukan di gereja berupa konser paduan suara
  • Parade obor mahasiswa ke balai kota yang diakhiri dengan menyanyikan beberapa lagu, salah satunya Maamme (lagu kebangsaan Finlandia). Bersama teman-teman, kami membuat video ini 2 tahun lalu)

https://www.ouka.fi/oulu/tapahtumat/itsenaisyyspaivana-tapahtuu/-/asset_publisher/2rxGG1w4J9ua/calendar/id/19442140?redirect=https%3A%2F%2Fwww.ouka.fi%2Foulu%2Ftapahtumat%2Fitsenaisyyspaiva%3Fp_p_id%3D101_INSTANCE_WPAveq63pdLg%26p_p_lifecycle%3D0%26p_p_state%3Dnormal%26p_p_mode%3Dview%26p_p_col_id%3Dcolumn-5%26p_p_col_count%3D4
https://www.ouka.fi/oulu/tapahtumat/itsenaisyyspaivana-tapahtuu/-/asset_publisher/2rxGG1w4J9ua/calendar/id/19442140?redirect=https%3A%2F%2Fwww.ouka.fi%2Foulu%2Ftapahtumat%2Fitsenaisyyspaiva%3Fp_p_id%3D101_INSTANCE_WPAveq63pdLg%26p_p_lifecycle%3D0%26p_p_state%3Dnormal%26p_p_mode%3Dview%26p_p_col_id%3Dcolumn-5%26p_p_col_count%3D4
Tidak ada upacara bendera di sekolah? Tidak ada! Bahkan di Helsinki pun, tidak ada upacara bendera yang dipimpin oleh kepala negara. Kegiatan yang ditayangkan TV adalah jamuan makan malam kepada tamu undangan yang diselenggarakan oleh kepala negara.

Upacara bendera

Upacara bendera sudah menjadi bagian hidup saya sejak SD. Menjadi komandan upacara, pengibar bendera, pembaca teks Pembukaan UUD 1945, pembawa teks Pancasila untuk inspektur upacara, dan pembaca protokoler upacara, semuanya pernah saya jalani. Upacara bendera dilakukan dalam berbagai macam kegiatan selain peringatan kemerdekaan, seperti Sumpah Pemuda, Hari Pendidikan Nasional, dll.

Ketika SD dan SMP saya masih belum berpikir kritis, tetapi menginjak bangku SMA, saya mulai bertanya-tanya apa esensi dari sebuah upacara bendera. 

Saya teringat saat SD dan SMP, beberapa teman sampai pingsan (semoga benar-benar pingsan dan bukan sebuah kepura-puraan untuk menghindari sengatan terik matahari) dan diangkut ke ruang UKS (usaha kesehatan sekolah).

Seorang guru PMP (pendidikan moral Pancasila) di SMA mengatakan bahwa esensi dari upacara bendera adalah menanamkan rasa cinta tanah air. Saat itu, pikiran saya tidak bisa menerimanya begitu saja. Cinta tanah air? Apakah tidak bisa dilakukan dengan cara lain? 

Sang guru menjawab, bahwa saat upacara bendera dilakukan, kita diajak untuk mengenang jasa pahlawan yang mendahului kita. Langsung saya teringat dengan lagu Gugur Bunga yang selalu dikumandangkan ketika mengheningkan cipta.

Tetapi bukankah mengehingkan cipta bisa dilakukan sebelum pelajaran di mulai? Itu pendapat saya! Sang guru menjawab memang bisa tetapi ..., beliau melanjutkan dengan ulasan khas pelajaran PMP. 

Ulasan itu menurut saya tetap tidak masuk akal, tetapi guru saya tersebut tetap mengatakan bahwa upacara bendera bertujuan menanamkan rasa cinta tanah air. Di jaman Orde Baru, sepertinya semuanya harus menerima apa adanya tanpa perlu berpikir....

Mungkin ada yang berpendapat bahwa Indonesia meraih kemerdekaan dengan berjuang, sehingga generasi yang tidak mengalami masa perang perlu tahu supaya bisa menghargai jasa pahlawan. Selanjutnya, penghargaan tersebut akan diwujudkan dalam bentuk cinta tanah air. Sebuah logika yang masuk akal.

Finlandia juga meraih kemerdekaan dengan berjuang. Mereka hidup di bawah tekanan Rusia dan Swedia selama ratusan tahun. Bahkan setelah merdeka pun, mereka masih mengalami invasi seperti yang terjadi dalam Winter War (perang musim dingin) di tahun 1937. 

Dengan kemerdekaan yang diraih hampir 3o tahun lebih awal, maka urgensi untuk membawa generasi masa kini menghargai jasa pahlawan jauh lebih besar bukan!

Cinta tanah air

Hari ini, ucapan guru PMP saya di SMA kembali terngiang di telinga tatkala saya menyadari bahwa 6 kali saya merayakan kemerdekaan Finlandia tanpa menjumpai kegiatan upacara bendera di sekolah. 

Hmmm.... mungkin karena dingin, jadi upacara tidak dilakukan. Awal Desember suhu di Oulu sudah berada di bawah nol dan salju sudah turun sejak Oktober. 

Helsinki pada saat yang sama masih belum menerima salju sama sekali. Tetapi bukankah upacara tetap bisa dilakukan di dalam ruang olah raga, misalnya. Kenyataannya, tidak ada upacara bendera dalam rangka memperingkat kemerdekaan Finlandia.

Pertanyaan saya beberapa puluh tahun yang lalu kembali melintas di pikiran saya. Apakah upacara bendera memang benar-benar sebuah media untuk menanamkan rasa cinta tanah air?

Bagaimana wujud nyata cinta tanah air? Kalau menggunakan bahasa khas PMP, maka jawabannya adalah berbakti kepada nusa dan bangsa. Jawaban klasik yang pasti benar, tetapi masih abstrak. Bagaimana seseorang menunjukkan baktinya kepada nusa dan bangsa?

Berbagai kasus korupsi yang marak di Indonesia, bahkan dilakukan oleh anggota dewan yang terhormat membuat saya bertanya-tanya. Anggota dewa tersebut pasti sudah mengikuti upacara bendera puluhan kali, mungkin ratusan. Namun, sepertinya upacara bendera juga tidak membuat mereka mencintai negara dan bangsa dengan tidak melakukan korupsi!

PNS yang akrab dengan stigma datang terlambat, pulang lebih cepat, dan layanan sekenanya, juga merupakan orang-orang akrab dengan kegiatan upacara bendera. Sebagai abdi negara, bukankah mereka harus menjadi teladan dalam hal mencintai nusa dan bangsa?

Di Indonesia kita juga bisa menjumpai kelompok intoleran yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. Jadi, kadar cinta tanah airnya juga perlu dipertanyakan. 

Mereka yang berkoar-koar mengatasnamankan agama telah mengoyak persatuan negara Indonesia dengan menyebarkan kebencian kepada umat beragama yang lain. 

Lebih parah lagi, kelompok intoleran ini sudah masuk di level pemerintahan bahkan meracuni anggota dewan serta PNS. Sampai-sampai, (mantan) Mendagri Tjahjo Kumolo sempat mengatakan bahwa pemerinta memasukkan soal tentang radikalisme dalam tes seleksi CPNS.

Memang tidak semua anggota dewan, pejabat negara, dan PNS adalah koruptor atau mereka yang memberikan layanan sekenanya. Biasanya merkea disebut 'oknum' untuk mengamankan korps. Saya sendiri belum menemukan istilah yang tepat untuk orang-orang jenis seperti ini.

Ahok , eh maksud saya BTP, yang jelas-jelas menunjukkan dirinya sebagai pribadi yang mencintai Indonesia malah dianggap sebaliknya. Ketika namanya masuk dalam bursa orang yang digadang-gadang masuk ke BUMN, berbagai macam demo dan komentar negatif bersliweran di dunia maya.

Berbicara tentang korelasi upacara bendera dengan cinta tanah air, saya melihat hal yang menarik di Finlandia. Tingkat korupsi di negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia ini bisa dibilang sangat rendah. Bahkan, survei sederhana terkait dengan kejujuran yang dilakukan dengan meninggalkan dompet berisi uang menunjukkan bahwa masyarakat yang tinggal di Finlandia menjunjung tinggi kejujuran. Ini yang saya katakan sebagai contoh nyata tentang cinta tanah air.

Menariknya, Finlandia tidak menerapkan upacara bendera, yang katanya untuk menanamkan rasa cinta tanah air, seperti di Indonesia. Namun, kenyataan di masyarakat justru menunjukkan hal itu dengan nyata. Diskriminasi sangat minimum, bahkan orang lokal yang ketahuan menghina orang asing dari kawasan tertentu pun mendapatkan hukuman dan denda yang lumayan besar. 

Gereja menolong mereka yang membutuhkan tanpa memandang agama dan bangsa. Ini berdasarkan pengalaman saya sendiri terlibat sebagai salah satu sukarelawan program tersebut. Berbagai macam organisasi nir-laba juga mengerjakan hal yang sama. Bukankah ini yang dinamakan wujud nyata cinta tanah air dengan memberikan diri untuk menjadi berkat bagi mereka yang membutuhkan?

Penutup

Saya saat ini dalam posisi 'menggugat' upacara bendera yang dikaitkan dengan menanamkan rasa cinta tanah air. Tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada semua guru PMP saya, mohon maaf, saya belum melihat korelasi dari keduanya. 

Apa sebenarnya esensi upacara bendera? Apakah upacara bendera masih perlu dilakukan? Saya sendiri belum menemukan jawabannya. Oleh karena itu mari kita berdiskusi seberapa penting kita mengadakan upacara bendera. Paling tidak, itu akan membuka pikiran saya yang masih terbatas ini.

Salam kompasiana dari Finlandia yang sedang merayakan 102 tahun kemerdekaannya!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun