Apakah ini salah satu cara membentuk seorang chef yang handal? Saya tidak tahu karena saya tidak punya latar belakang sebagai chef. Selain itu, saya juga belum pernah berkarir sebagai chef.
Juri sebagai motivator
Masterchef Australia tampil dengan gaya yang berbeda dari Amerika dan Kanada. Episode yang saya tonton sejak 2013 hingga tahun ini menampilkan sosok juri sebagai motivator. Saat ada peserta yang gagal menyajikan makanan yang dirasa kurang enak, bukan kritik pedas dan kata-kata tajam yang disampaikan. Juri memberikan motivasi dan kritik yang membangkitkan harga diri.
Saya belum pernah mendengar gaya kritik seperti yang ditampilkan di Amerika dan Kanada, juga di Indonesia, selama menyaksikan Masterchef Australia. Juri tampil sebagai teman yang mendukung, bukan sebagai hakim dengan palunya. Juri hadir sebagai motivator buat mereka yang down karena tidak teliti, teledor, dan sebagainya.
Pentutup
Secara pribadi, gaya juri sebagai motivator akan lebih bermanfaat bagi peserta lomba, apa pun lombanya. Peserta akan mendapatkan masukan yang membangun dan itu sangat bermanfaat untuk masa depannya. Juri yang tampil sebagai hakim yang keras, malahan akan menjadi kontra produktif.
Saya menyadari bahwa memang tidak mudah untuk tampil sebagai motivator saat menghadapi situasi yang tidak menyenangkan. Namun, itu adalah tantangan seorang juri. Memang lebih mudah untuk mengriktik dan marah, tetapi apakah kita akan memilih cara yang mudah dan bukan yang benar?
Saya pikir hal ini bisa diterapan juga di sekolah. Apakah guru memilih cara yang mudah saat menjelaskan kepada siswanya yang kurang mampu secara akademik? Ataukah, guru memilih cara yang benar walaupun itu lebih sulit? Apakah hasilnya berbeda? Jelas!
Saya pernah mengajar sebuah mata kuliah di sebuah universitas. Menurut rumor, ini adalah salah satu kuliah tersulit. Anehnya, mereka yang dianggap lemah secara akademik, mampu lulus dari kuliah ini dengan nilai yang di luar nalar, yaitu B+ atau A. Pernah saya mewawancarai mereka-mereka ini. Hasilnya mencengangkan!Â
Perasaan dihargai menjadi sebuah motivasi untuk belajar dengan baik. Saya terus mengingatkan diri saya untuk menghargai mereka yang berusaha dengan sungguh-sungguh. Namun ini jangan diartikan saya memberikan mereka bonus nilai. Tidak! Nilai itu murni dari hasil ujian yang mereka kerjakan.
Demikian juga halnya dengan hubungan orangtua dan anak. Hubungan yang dibangun atas dasar motivasi akan menolong anak melihat potensi yang peluang yang ada di depannya. Di sisi lain, hubungan yang dibangun atas dasar penghakiman justru menciptakan generasi yang rapuh dan tidak berani untuk mencoba hal yang baru.